JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kolaborasi bersama-sama untuk mengatasi stunting dilakukan Kabupaten Jember. Termasuk membangun konvergensi percepatan penurunan stunting dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI).

Hal itu ditandai oleh Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo SpOG(K) yang datang ke Jember dan disambut langsung oleh Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto serta Wakil Bupati Jember MB Firjaun Barlaman di Pendapa Wahyawibawagraha, kemarin (8/3). Selain itu, pihaknya juga berkunjung ke SMPN 2 Jember untuk meninjau pojok SSK dan deklarasi pembentukan sekolah siaga kependudukan.
Bupati Jember Hendy Siswanto menyatakan bahwa kegiatan itu akan dikemas agar bisa membangun konvergensi penurunan stunting. “Yang jelas, harus ada tindakan nyata dan jelas,” tegasnya. Karena itu, pihaknya perlu dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi.
Hendy berharap, dengan adanya dukungan BKKBN RI, penurunan stunting bisa dilakukan bersama-sama. “Dengan itu, insyaallah Jember bisa menekan angka stunting. Terima kasih atas kedatangannya sehingga kami bisa menjadi termotivasi,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo menjelaskan, poin penting kedatangannya adalah agar semua anggaran dan program di kementerian untuk stunting benar-benar tertuju kepada para penerima. Khususnya di Kabupaten Jember. “Harus sampai ke mulutnya ibu hamil, bayi, dan keluarga,” imbuhnya.
Poin penting kedua adalah supaya tidak meleset. Artinya, data harus jelas. Bahkan, BKKBN menyediakan data terkait keluarga yang berisiko terjadi stunting. “Kalau ada pasangan usia subur, tapi sudah berusia 36 tahun, maka akan kami catat sebagai keluarga berisiko lantaran terlalu tua,” jelasnya. Begitu juga jika sudah memiliki tiga anak, tetapi mau hamil lagi. Sama halnya jika ada pernikahan pada usia 16 tahun, karena terlalu muda.
Namun, tak tertutup kemungkinan adanya permasalahan yang terjadi di daerah. Dengan begitu, pemerintah perlu lebih mengoptimalkan usahanya. Misalnya, lingkungan kotor, tak memiliki jamban, kekurangan air bersih, sehingga masyarakat mudah sakit. “Ini tantangannya,” tegasnya. Tentu saja, upaya pemerintah perlu dibantu oleh masyarakat.
Selain itu, lanjutnya, mindset orang tua harus diubah. Jika bisa memiliki motor dengan harga belasan juta, pembenahan jamban yang lebih murah jangan sampai ditinggalkan. “Kalau anak mau makan, jangan mudah diberi makan mi instan, cilok, atau makanan apa pun yang kurang baik untuk pertumbuhan anak mereka masing-masing,” tandasnya.
Sementara itu, untuk penanganan stunting di Jember selanjutnya, Wakil Bupati MB Firjaun Barlaman ditunjuk sebagai Ketua Tim Penanganan Stunting Jember. Harapannya, seluruh pihak dapat berkolaborasi dalam menekan angka stunting sehingga bisa lebih menyejahterakan warga Jember. (c2/dwi)