JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kasus penambahan pasien Covid-19 di Kabupaten Kudus cukup bikin kejutan. Berdasarkan data yang dikeluarkan Satgas Covid-19 Provinsi Jateng, ada peningkatan sebanyak puluhan kali lipat dalam sepekan. Kini, ada sebanyak 1.747 yang menjalani perawatan alias terbanyak se-Jateng.
Hal yang sama juga terjadi di Madura. Tepatnya di Kabupaten Bangkalan, yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 seusai libur Lebaran. Kasus kumulatif Covid-19 di Bangkalan, tercatat ada sebanyak 1.754 kasus. Sebanyak 1.520 dinyatakan sembuh, 178 meninggal dunia, dan sebanyak 56 pasien masih dirawat.
Lantas, bagaimana dengan Kabupaten Jember? Belum lama ini, terjadi peningkatan kasus baru Covid-19 di Jember dalam dua hari terakhir, yakni pada 5 dan 6 Juni. Hal tersebut diungkapkan Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Kabupaten Jember Habib Salim.
Pada 5 Juni, dilaporkan sebanyak enam kasus baru, yaitu lima kasus di Kecamatan Tanggul (satu keluarga) dan satu kasus di Kecamatan Sumbersari. Sementara, pada 6 Juni, dilaporkan sebanyak 11 kasus baru Covid-19 yang terdiri atas lima kasus di Kecamatan Patrang, dua kasus di Kecamatan Sumbersari, dan empat kasus di Kecamatan Jenggawah.
Tren kasus satu keluarga yang terjadi pada 5 Juni itu diakibatkan salah seorang warga yang baru datang dari Jakarta untuk cuti dinas. Pada 2 Juni, dia melaksanakan swab antigen untuk syarat perjalanan kembali ke Jakarta, tetapi hasilnya positif. Menindaklanjuti hal itu, dia juga langsung menjalani tes swab PCR, dan hasilnya positif.
Karena itu, satu keluarga pun menjalani tracing dan hasilnya positif Covid-19 semua. Mulai dari mertua laki-laki dan perempuan, istri, hingga adik iparnya.
Pada 6 Juni, Habib menambahkan bahwa juga ada penambahan kasus satu keluarga. Yakni terjadi di Kecamatan Patrang. “Dari lima kasus yang terjadi di Patrang, empat di antaranya merupakan satu keluarga dari PMI (pekerja migran Indonesia, Red) yang dijemput keluarga,” tuturnya.
Pada 24 Mei lalu, Habib menjelaskan bahwa salah seorang PMI itu datang ke Indonesia. Lalu, dilakukan tes swab di asrama haji Surabaya. “Kedua orang tuanya dinyatakan positif, tapi dia negatif,” ungkap Habib.
Pada 26 Mei, salah seorang PMI tersebut dijemput kakeknya pulang ke Kelurahan Gebang. Karena dirasa mengkhawatirkan, para petugas berupaya untuk mencarinya. “Pas ketemu, diputuskan isolasi mandiri dan diawasi ketat,” lanjutnya. Namun, pada 29 Mei di-swab oleh petugas Puskesmas Patrang dengan hasil positif. Lanjut diisolasi di RS dr Soebandi.
Sementara itu, tak semua pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit. Sebagian menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Lantas, tidakkah itu berbahaya? Mengingat, bisa saja menulari tetangga kiri kanan. Berbeda jika diawasi dengan ketat di rumah sakit. Apalagi, jumlah pasien di Jember hanya berjumlah 23 kasus. Artinya, banyak kamar isolasi kosong yang bisa digunakan untuk menampung pasien.
Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember dr Alfi Yudisianto menyatakan bahwa memang sudah ada pedoman terkait dengan penerapan isolasi mandiri. Di antaranya, mereka yang dinyatakan positif, tapi tak bergejala atau bergejala ringan. “Kalau begitu, mereka boleh menjalani isolasi mandiri,” lanjutnya.
Dalam proses isolasi, dia menerangkan bahwa para pasien harus memakai masker meski di dalam rumah. Kamarnya terpisah, dengan ventilasi yang terpisah juga. Saat keluar kamar untuk mengambil makan, mereka juga harus tetap menjaga jarak. “Prokes jalan. Untuk alat makan harus diperhatikan,” paparnya.
Sementara untuk pemenuhan lain, dia menerangkan bahwa ada petugas yang bertanggung jawab. Mulai dari obat yang biasa distok puskesmas hingga pengawasan lingkungan. “Pernah ada kasus, salah satu pasien yang menjalani isolasi mandiri keluar rumah dengan alasan mengambil laptop,” tuturnya. Sontak, hal itu mengejutkan masyarakat di sekitarnya.
Ketika ada laporan, pemuda itu lantas diperingatkan untuk kembali ke rumah dan tidak keluar sebelum benar-benar sembuh. Artinya, ada kepedulian dari masyarakat sekitar. Harapannya, hal itu bisa terus dilakukan agar tak ada penambahan kasus.
Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti