JEMBER LOR, RADARJEMBER.ID – Selama pandemi ini, perilaku menyimpang pada anak cenderung meningkat. Tak hanya seks bebas hingga menyebabkan hamil di luar nikah, tapi juga penyimpangan seksual lain seperti laki-laki yang suka laki-laki (LSL) oleh pelajar maupun mahasiswa. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya penggunaan kondom di kalangan mereka.
Sekretaris Komunitas Organisasi Gaya Warna (Ogawa) Widi Punuwun Harini mengungkapkan, hingga saat ini kebutuhan kondom memang meningkat. Sampai-sampai stoknya terbatas. Ia menuturkan, peningkatan kebutuhan kondom itu sejalan dengan peningkatan jumlah anggota komunitas yang meningkat hampir 30 persen dari total anggota yang ada.
Menurutnya, peningkatan 30 persen ini berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Para pelajar itu biasanya berasal dari desa atau kawasan pinggiran kota. Sedangkan untuk mahasiswa banyak yang berasal dari kota lain, misalnya Banyuwangi dan Surabaya. “Peningkatan kebutuhan hampir sama dengan peningkatan jumlah komunitas, yaitu hampir 30 persen,” tutur Ririn, sapaan dia, kepada Jawa Pos Radar Jember, belum lama ini.
Ririn mengungkapkan, tingginya kebutuhan kondom tidak pernah dialami pada tahun-tahun sebelumnya. Biasanya dalam satu semester pihaknya hanya menyediakan 10 kotak kondom, namun kini kebutuhannya meningkat. “Sekarang 15 kotak saja kurang,” ungkapnya.
Ogawa merupakan organisasi komunitas yang fokus pada pencegahan HIV/AIDS pada komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Karena itu, ketersediaan kondom sangat penting sebagai alat pencegahan penyakit kelamin menular tersebut.
Ririn menuturkan, ketersediaan kondom saat ini menipis dan yang tersisa hanya sedikit. Itu pun dalam empat bulan ke depan, kondom tersebut bakal kedaluwarsa. “Kami tidak tahu lagi apakah ada kondom baru yang akan di-support. Kami sudah buru-buru. Karena kebutuhan ini meningkat,” ungkapnya.