RADARJEMBER.ID- 15 tahun yang lalu menjadi momen yang dilematis bagi Siswandi dan Sri Dwiwati. Bagaimana tidak, hari lahir putra keempatnya itu memang menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi keluarganya. Namun, kebahagiaan itu seolah berlalu begitu saja ketika dijelaskan bahwa anaknya, Leonaldi Bagas Satriawan, menderita kelainan pada saluran kencing atau disebut dengan hipospadia. Meski begitu, ia berusaha untuk tetap tegar setelah mengetahui ada yang tidak biasa pada anaknya.
Sejak saat itu, ia pun mengerahkan segala kemampuan demi kesembuhan putra bungsunya itu. Tak ayal, perjuangannya itu pun membuat ia dan istrinya harus memboyong Bagas ke berbagai rumah sakit di berbagai kota. Itu pun bukan hal yang mudah, sebab kemampuan perekonomian yang semakin menipis membuatnya sempat terhenti di tahun 2008.
“Sejak tahun 2003 doa dan usaha terus dimaksimalkan. Meskipun pendapatan tiap bulan itu ada, tapi semuanya hanya lewat. Demi Bagas, supaya bisa seperti anak normal lainnya,” ceritanya.
Siswandi menambahkan, meski Bagas memiliki kelainan, itu tidak membuat anaknya yang duduk di bangku kelas 3 SMP itu minder. Sebab, Ia sudah berupaya untuk memberikan penjelasan dan pemahaman pada Bagas. Itu juga ia lakukan pada anak-anaknya yang lain.
“Anak-anak saya beri penjelasan. Bahwa apa yang dialami Bagas itu adalah titipan dari Allah SWT. Harus saling menjaga, walau secara fisik, kondisinya berbeda,” tuturnya.
Diungkapkan bahwa Bagas sudah keluar masuk ruang operasi sebanyak 8 kali. Terakhir adalah tanggal 23 Juli 2018 lalu, ketika Bagas akhirnya dapat melanjutkan operasi tahap berikutnya di Rumah Sakit Bina Sehat Jember yang ditangani oleh dr Septa Surya Wahyudi SpU.
“Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Bagas pun juga tidak ada keluhan pascaoperasi. Kata dokter Septa, tinggal satu tahapan terakhir. Mudah-mudahan juga lancar,” ungkapnya penuh harap.
Terakhir, Siswandi juga mengatakan bahwa sepanjang perjalanan dalam memperjuangkan kesembuhan untuk Bagas, tidak terlepas dari pasang surutnya kehidupan. Namun, ia tidak menutup diri dan terus berusaha tersenyum.
“Kalau saya memperlihatkan wajah susah, yang lihat pasti juga ikut susah. Yang penting motivasi terbesar saya adalah agar Bagas sembuh. Namanya juga ujian, ya harus dihadapi. Insyaallah akan ada jalan keluarnya,” tutup warga Kecamatan Sumbersari tersebut.
Editor : MS Rasyid
Editor Bahasa: Imron Hidayatullah