SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Kabar meninggalnya seorang siswa laki-laki bernama Ananda Rahel Pratama pada 19 September lalu mendadak jadi perbincangan masyarakat. Pasalnya, remaja 15 tahun yang diketahui warga Dusun Sumberan, Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu, itu meninggal setelah mengikuti vaksinasi di SMAN 1 Kencong.
Sebelumnya, diketahui remaja yang meninggal tersebut mengikuti vaksin yang diadakan pihak sekolahnya pada 10 September lalu. Saat itu, seluruh pelajar diminta mengikuti vaksinasi sebagai prasyarat sekolah tatap muka.
Menurut Ahmad Sholehan Yusuf, salah satu keluarga korban meninggal tersebut, sebelum divaksin, kondisi anaknya sehat dan tidak menunjukkan gejala tertentu. Namun, setelah mendapat suntikan vaksin, anaknya mulai menunjukkan gejala demam, meriang, dan pusing. Karena tak kunjung membaik, pihak keluarga membawa korban untuk dirawat di RSUD Balung. Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong alias meninggal.
Temuan peserta vaksin SMAN 1 Kencong yang meninggal itu seketika menjadi atensi pihak terkait. Terutama Dinas Kesehatan Jember. Plt Kadinkes Jember dr Lilik Lailiyah mengatakan, seusai kejadian itu, pihaknya mengaku telah melakukan upaya investigasi dengan meminta keterangan sejumlah pihak yang terkait. Mulai dari sekolah, Puskesmas Cakru, pihak keluarga, hingga RSD Balung. “Berdasarkan hasil laboratorium dan diagnosis, siswa meninggal bukan karena vaksinasi, tapi ada penyakit penyerta atau penyakit bawaan,” katanya saat dikonfirmasi, kemarin (5/10).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnosis itu pula diketahui korban meninggal memiliki penyakit bawaan sejenis infeksi hati. Kendati begitu, pihaknya tidak menyebutkan detail penyakit seperti apa yang diidap korban tersebut.
Selain itu, dia juga menyebut, dalam prosedur umum pelaksanaan vaksinasi, tahap pertama adalah dilakukan screening, dengan beberapa pertanyaan. Salah satunya apakah penerima vaksin memiliki riwayat penyakit khusus atau tidak. Dan, hal itu, menurut dia, sudah dilakukan oleh petugas. “Screening itu ada pertanyaan beberapa item, jadi SOP-nya seperti itu,” ujarnya.
Lebih jauh, kata Lilik, kemungkinan korban meninggal mengidap penyakit bawaan itu terindikasi dari jeda waktu setelah mengikuti vaksin, yakni selama sembilan hari. Bahkan, korban sempat mengikuti aktivitas olahraga di sekolahnya, setelah itu dirawat di RSD Balung. “Kalau infeksi suntikan, pasti di bagian tubuhnya memerah atau radang,” paparnya.
Reporter : Maulana
Fotografer : Isnein Purnomo
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti