Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak pekan lalu, masyarakat mulai berdatangan ke Pasar Tanjung memborong pernak-pernik dan kebutuhan Lebaran. Mulai dari jajanan hingga pakaian. Seperti pengakuan Wiwit, 49, pedagang baju grosir di Pasar Tanjung. Dia mengaku kebanjiran pembeli mulai beberapa hari lalu. Omzetnya naik sekitar 40 persen dari hari biasanya.
“Alhamdulillah ini mulai banyak pesanan hampir seminggu. Dibanding hari-hari biasa, karena ini pandemi, sekarang lumayan naik sekitar 40 persenan,” ungkapnya.
Namun, di balik banyaknya masyarakat yang membeli pernak-pernik Lebaran, ada sisi yang harus disoroti. Yakni terjadi kerumunan, bahkan banyak dari mereka yang cenderung mengabaikan protokol kesehatan (prokes). Salah satunya tidak menggunakan masker. Padahal, hingga saat ini pandemi masih menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jawa Pos Radar Jember mengonfirmasi seorang satpam yang bertugas di area pasar, Suyitno. Dia mengatakan, pihaknya memberikan peringatan kepada pengunjung dan penjual jika ada kerumunan atau yang melanggar prokes. “Kalau sudah berkerumun saya ingatkan,” paparnya.
Sementara itu, keadaan di pasar Tanjung semakin ramai. Ditambah adanya pedagang dadakan yang hanya berjualan saat menjelang Lebaran saja. Di pasar induk itu, sarana pendukung prokes juga tidak berfungsi. Misalnya wastafel tak layak digunakan. Setiap pengunjung juga tidak dideteksi suhu tubuhnya karena petugas pasar tak dilengkapi dengan thermogun.
Reporter: mg1
Fotografer: mg1
Editor: Mahrus Sholih
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak pekan lalu, masyarakat mulai berdatangan ke Pasar Tanjung memborong pernak-pernik dan kebutuhan Lebaran. Mulai dari jajanan hingga pakaian. Seperti pengakuan Wiwit, 49, pedagang baju grosir di Pasar Tanjung. Dia mengaku kebanjiran pembeli mulai beberapa hari lalu. Omzetnya naik sekitar 40 persen dari hari biasanya.
“Alhamdulillah ini mulai banyak pesanan hampir seminggu. Dibanding hari-hari biasa, karena ini pandemi, sekarang lumayan naik sekitar 40 persenan,” ungkapnya.
Namun, di balik banyaknya masyarakat yang membeli pernak-pernik Lebaran, ada sisi yang harus disoroti. Yakni terjadi kerumunan, bahkan banyak dari mereka yang cenderung mengabaikan protokol kesehatan (prokes). Salah satunya tidak menggunakan masker. Padahal, hingga saat ini pandemi masih menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Jawa Pos Radar Jember mengonfirmasi seorang satpam yang bertugas di area pasar, Suyitno. Dia mengatakan, pihaknya memberikan peringatan kepada pengunjung dan penjual jika ada kerumunan atau yang melanggar prokes. “Kalau sudah berkerumun saya ingatkan,” paparnya.
Sementara itu, keadaan di pasar Tanjung semakin ramai. Ditambah adanya pedagang dadakan yang hanya berjualan saat menjelang Lebaran saja. Di pasar induk itu, sarana pendukung prokes juga tidak berfungsi. Misalnya wastafel tak layak digunakan. Setiap pengunjung juga tidak dideteksi suhu tubuhnya karena petugas pasar tak dilengkapi dengan thermogun.
Reporter: mg1
Fotografer: mg1
Editor: Mahrus Sholih
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak pekan lalu, masyarakat mulai berdatangan ke Pasar Tanjung memborong pernak-pernik dan kebutuhan Lebaran. Mulai dari jajanan hingga pakaian. Seperti pengakuan Wiwit, 49, pedagang baju grosir di Pasar Tanjung. Dia mengaku kebanjiran pembeli mulai beberapa hari lalu. Omzetnya naik sekitar 40 persen dari hari biasanya.
“Alhamdulillah ini mulai banyak pesanan hampir seminggu. Dibanding hari-hari biasa, karena ini pandemi, sekarang lumayan naik sekitar 40 persenan,” ungkapnya.
Namun, di balik banyaknya masyarakat yang membeli pernak-pernik Lebaran, ada sisi yang harus disoroti. Yakni terjadi kerumunan, bahkan banyak dari mereka yang cenderung mengabaikan protokol kesehatan (prokes). Salah satunya tidak menggunakan masker. Padahal, hingga saat ini pandemi masih menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Jawa Pos Radar Jember mengonfirmasi seorang satpam yang bertugas di area pasar, Suyitno. Dia mengatakan, pihaknya memberikan peringatan kepada pengunjung dan penjual jika ada kerumunan atau yang melanggar prokes. “Kalau sudah berkerumun saya ingatkan,” paparnya.
Sementara itu, keadaan di pasar Tanjung semakin ramai. Ditambah adanya pedagang dadakan yang hanya berjualan saat menjelang Lebaran saja. Di pasar induk itu, sarana pendukung prokes juga tidak berfungsi. Misalnya wastafel tak layak digunakan. Setiap pengunjung juga tidak dideteksi suhu tubuhnya karena petugas pasar tak dilengkapi dengan thermogun.
Reporter: mg1
Fotografer: mg1
Editor: Mahrus Sholih