Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID- Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jember masih tinggi. Bahkan, pada 2021 lalu jumlah kematian ibu di Jember mencapai 115 kasus, tertinggi di Jawa Timur. Dan angka kematian bayi sebesar 357 kasus, juga tertinggi di Jawa timur. Kasus terbanyak pada 2021 terjadi karena Covid-19.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat, tingginya angka pernikahan dini masih menjadi penyumbang terbesar dalam banyaknya AKI dan AKB di Jember. Kendati demikian, pihak dinkes juga menyebutkan, faktor pendidikan serta faktor penyakit menjadi pendukung di balik tingginya angka kematian ibu dan bayi.
“Kalau melihat permasalahan kematian ibu dan bayi ini, sebenarnya menjadi sebuah lingkaran yang butuh penyelesaian bersama. Tidak hanya dari dinkes, tetapi dari seluruh elemen masyarakat,” ungkap Dwi Handarisasi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jember saat ditemui, Senin (3/10) siang.
Mobile_AP_Rectangle 2
BACA JUGA: Dukung Pencegahan AKI-AKB, Empat Puskesmas di Jember Dapat Fasilitas USG
AKI dan AKB menjadi salah satu indikator pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Dwi memaparkan, beberapa upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, khususnya di Kabupaten Jember, salah satunya adalah menyiapkan generasi muda atau calon pengantin untuk memahami dirinya sendiri. Dengan harapan mereka mengetahui kondisi masing-masing.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID- Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jember masih tinggi. Bahkan, pada 2021 lalu jumlah kematian ibu di Jember mencapai 115 kasus, tertinggi di Jawa Timur. Dan angka kematian bayi sebesar 357 kasus, juga tertinggi di Jawa timur. Kasus terbanyak pada 2021 terjadi karena Covid-19.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat, tingginya angka pernikahan dini masih menjadi penyumbang terbesar dalam banyaknya AKI dan AKB di Jember. Kendati demikian, pihak dinkes juga menyebutkan, faktor pendidikan serta faktor penyakit menjadi pendukung di balik tingginya angka kematian ibu dan bayi.
“Kalau melihat permasalahan kematian ibu dan bayi ini, sebenarnya menjadi sebuah lingkaran yang butuh penyelesaian bersama. Tidak hanya dari dinkes, tetapi dari seluruh elemen masyarakat,” ungkap Dwi Handarisasi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jember saat ditemui, Senin (3/10) siang.
BACA JUGA: Dukung Pencegahan AKI-AKB, Empat Puskesmas di Jember Dapat Fasilitas USG
AKI dan AKB menjadi salah satu indikator pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Dwi memaparkan, beberapa upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, khususnya di Kabupaten Jember, salah satunya adalah menyiapkan generasi muda atau calon pengantin untuk memahami dirinya sendiri. Dengan harapan mereka mengetahui kondisi masing-masing.
JEMBER, RADARJEMBER.ID- Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jember masih tinggi. Bahkan, pada 2021 lalu jumlah kematian ibu di Jember mencapai 115 kasus, tertinggi di Jawa Timur. Dan angka kematian bayi sebesar 357 kasus, juga tertinggi di Jawa timur. Kasus terbanyak pada 2021 terjadi karena Covid-19.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat, tingginya angka pernikahan dini masih menjadi penyumbang terbesar dalam banyaknya AKI dan AKB di Jember. Kendati demikian, pihak dinkes juga menyebutkan, faktor pendidikan serta faktor penyakit menjadi pendukung di balik tingginya angka kematian ibu dan bayi.
“Kalau melihat permasalahan kematian ibu dan bayi ini, sebenarnya menjadi sebuah lingkaran yang butuh penyelesaian bersama. Tidak hanya dari dinkes, tetapi dari seluruh elemen masyarakat,” ungkap Dwi Handarisasi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jember saat ditemui, Senin (3/10) siang.
BACA JUGA: Dukung Pencegahan AKI-AKB, Empat Puskesmas di Jember Dapat Fasilitas USG
AKI dan AKB menjadi salah satu indikator pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Dwi memaparkan, beberapa upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, khususnya di Kabupaten Jember, salah satunya adalah menyiapkan generasi muda atau calon pengantin untuk memahami dirinya sendiri. Dengan harapan mereka mengetahui kondisi masing-masing.