24.1 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Stok Darah Aman sampai Lebaran

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setelah beredar kabar bahwasanya stok kantong darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Jember menipis. Nyatanya, ketersediaannya masih terbilang aman. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Ketua PMI Jember Zaenal Marzuki. “Saat ini, ketersediaan kantong darah di PMI Jember masih aman,” tuturnya.

Baca Juga : Tabungan Raib Ratusan Juta, Pertanyakan Jaminan Keamanan Bank BUMN

PMI sebagai organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang kemanusiaan selalu mengupayakan kebutuhan masyarakat terkait darah. Menjelang Ramadan yang kemudian memasuki bulan Syawal, permintaan kantong darah selalu meningkat. Alasan itu yang menjadikan PMI meningkatkan jumlah target. “Kita memang meningkatkan jumlah produk (kantong darah, Red), karena kita akan memasuki bulan Ramadan dan Syawal,” ungkap Zaenal.

Mobile_AP_Rectangle 2

Target yang ditetapkan PMI minimal 5.000 dan maksimal 6.000 kantong darah selama bulan Ramadan nanti. “Di bulan Ramadan menargetkan 5.000 sampai 6.000 kantong,” kata Zaenal saat ditemui di markas PMI Jember. Jumlah ini terbilang besar dibandingkan hari-hari biasa yang mematok 3.000 sampai 3.500 kantong saja.

Jumlah itu memang sengaja ditetapkan karena sekitar 500 kantong disiapkan untuk membantu wilayah jejaring PMI Jember, seperti PMI Probolinggo kabupaten dan kota, Lumajang, Situbondo, Banyuwangi jika ada kekurangan. “Sebagai koordinator jejaring, PMI Jember harus siap membantu,” ungkapnya saat menjelaskan tujuan distribusi kantong darah.

Masalah yang terjadi saat Syawal terbilang sudah kebutuhan masyarakat akan kantong darah meningkat. Tetapi, tidak ada yang melakukan donor pada bulan itu. Ini bisa tejadi karena pada hari-hari Lebaran mayoritas sibuk silaturahmi.

Target itu harus meningkat, karena di saat Lebaran biasanya kebutuhan akan naik. Seperti halnya pada bulan Desember saat Natal dan tahun baru. “Umat Nasrani jarang berdonor darah saat natal, namun permintaan meningkat. Ini disebabkan pada hari-hari besar keagamaan banyak orang yang makan sembarangan. Kemudian sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Ada yang butuh transfusi darah,” paparnya.

Upaya untuk mengatasinya dengan program rutin pada bulan puasa dibuat agenda safari Ramadan dengan berdonor darah setelah salat Tarawih di seluruh kecamatan di Jember secara bergantian. Kegiatan ini nanti akan difasilitasi dengan mobil unit khusus donor darah. “Targetnya ditingkatkan, dilakukan kerja keras untuk mengejar target. Ditakutkan masyarakat membutuhkan, sehingga dalam keadaan apa pun PMI harus siap,” terang Ketua PMI Jember.

Zaenal mengatakan, jika kantong darah yang didapatkan melebihi target dan kemudian tak terpakai, maka harus dimusnahkan karena expired (kedaluwarsa). “Lebih baik dimusnahkan, sehingga tidak terjadi kekurangan,” tandasnya. Darah yang berasal dari pendonor tidak langsung dipakai, sebelumnya diolah dulu dengan masa berlaku tertentu.

Umumnya, sesuai regulasi PMI, darah hasil donor memiliki masa berlaku 35 hari setelah pengolahan di laboratorium. Di PMI Jember sendiri saat ini akan diberlakukan teori 21 hari expired. “PMI Jember sedang mengikuti sertifikasi akreditasi dari BPOM yang dititipkan secara internasional dalam rangka meningkatkan kualitas darah, akan menggunakan teori 21 hari expired,” papar Zaenal lagi.

Dilengkapi dengan tenaga profesional yang berkompeten dan alat-alat yang sudah dimodernisasi. Ada tiga variabel yang kemudian teori tersebut akan diberlakukan, yakni gedung pengolahan darah yang baik dengan alur regulasi sudah memenuhi standar, tenaga yang profesional yang memiliki kompetensi, dan alat yang sudah dimodernisasi semua. Di sela-sela wawancara, Ketua PMI Jember menyampaikan harapannya agar masyarakat turut menyukseskan program Safari Ramadan dengan berdonor darah. (mg8/nur)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setelah beredar kabar bahwasanya stok kantong darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Jember menipis. Nyatanya, ketersediaannya masih terbilang aman. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Ketua PMI Jember Zaenal Marzuki. “Saat ini, ketersediaan kantong darah di PMI Jember masih aman,” tuturnya.

Baca Juga : Tabungan Raib Ratusan Juta, Pertanyakan Jaminan Keamanan Bank BUMN

PMI sebagai organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang kemanusiaan selalu mengupayakan kebutuhan masyarakat terkait darah. Menjelang Ramadan yang kemudian memasuki bulan Syawal, permintaan kantong darah selalu meningkat. Alasan itu yang menjadikan PMI meningkatkan jumlah target. “Kita memang meningkatkan jumlah produk (kantong darah, Red), karena kita akan memasuki bulan Ramadan dan Syawal,” ungkap Zaenal.

Target yang ditetapkan PMI minimal 5.000 dan maksimal 6.000 kantong darah selama bulan Ramadan nanti. “Di bulan Ramadan menargetkan 5.000 sampai 6.000 kantong,” kata Zaenal saat ditemui di markas PMI Jember. Jumlah ini terbilang besar dibandingkan hari-hari biasa yang mematok 3.000 sampai 3.500 kantong saja.

Jumlah itu memang sengaja ditetapkan karena sekitar 500 kantong disiapkan untuk membantu wilayah jejaring PMI Jember, seperti PMI Probolinggo kabupaten dan kota, Lumajang, Situbondo, Banyuwangi jika ada kekurangan. “Sebagai koordinator jejaring, PMI Jember harus siap membantu,” ungkapnya saat menjelaskan tujuan distribusi kantong darah.

Masalah yang terjadi saat Syawal terbilang sudah kebutuhan masyarakat akan kantong darah meningkat. Tetapi, tidak ada yang melakukan donor pada bulan itu. Ini bisa tejadi karena pada hari-hari Lebaran mayoritas sibuk silaturahmi.

Target itu harus meningkat, karena di saat Lebaran biasanya kebutuhan akan naik. Seperti halnya pada bulan Desember saat Natal dan tahun baru. “Umat Nasrani jarang berdonor darah saat natal, namun permintaan meningkat. Ini disebabkan pada hari-hari besar keagamaan banyak orang yang makan sembarangan. Kemudian sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Ada yang butuh transfusi darah,” paparnya.

Upaya untuk mengatasinya dengan program rutin pada bulan puasa dibuat agenda safari Ramadan dengan berdonor darah setelah salat Tarawih di seluruh kecamatan di Jember secara bergantian. Kegiatan ini nanti akan difasilitasi dengan mobil unit khusus donor darah. “Targetnya ditingkatkan, dilakukan kerja keras untuk mengejar target. Ditakutkan masyarakat membutuhkan, sehingga dalam keadaan apa pun PMI harus siap,” terang Ketua PMI Jember.

Zaenal mengatakan, jika kantong darah yang didapatkan melebihi target dan kemudian tak terpakai, maka harus dimusnahkan karena expired (kedaluwarsa). “Lebih baik dimusnahkan, sehingga tidak terjadi kekurangan,” tandasnya. Darah yang berasal dari pendonor tidak langsung dipakai, sebelumnya diolah dulu dengan masa berlaku tertentu.

Umumnya, sesuai regulasi PMI, darah hasil donor memiliki masa berlaku 35 hari setelah pengolahan di laboratorium. Di PMI Jember sendiri saat ini akan diberlakukan teori 21 hari expired. “PMI Jember sedang mengikuti sertifikasi akreditasi dari BPOM yang dititipkan secara internasional dalam rangka meningkatkan kualitas darah, akan menggunakan teori 21 hari expired,” papar Zaenal lagi.

Dilengkapi dengan tenaga profesional yang berkompeten dan alat-alat yang sudah dimodernisasi. Ada tiga variabel yang kemudian teori tersebut akan diberlakukan, yakni gedung pengolahan darah yang baik dengan alur regulasi sudah memenuhi standar, tenaga yang profesional yang memiliki kompetensi, dan alat yang sudah dimodernisasi semua. Di sela-sela wawancara, Ketua PMI Jember menyampaikan harapannya agar masyarakat turut menyukseskan program Safari Ramadan dengan berdonor darah. (mg8/nur)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setelah beredar kabar bahwasanya stok kantong darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Jember menipis. Nyatanya, ketersediaannya masih terbilang aman. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Ketua PMI Jember Zaenal Marzuki. “Saat ini, ketersediaan kantong darah di PMI Jember masih aman,” tuturnya.

Baca Juga : Tabungan Raib Ratusan Juta, Pertanyakan Jaminan Keamanan Bank BUMN

PMI sebagai organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang kemanusiaan selalu mengupayakan kebutuhan masyarakat terkait darah. Menjelang Ramadan yang kemudian memasuki bulan Syawal, permintaan kantong darah selalu meningkat. Alasan itu yang menjadikan PMI meningkatkan jumlah target. “Kita memang meningkatkan jumlah produk (kantong darah, Red), karena kita akan memasuki bulan Ramadan dan Syawal,” ungkap Zaenal.

Target yang ditetapkan PMI minimal 5.000 dan maksimal 6.000 kantong darah selama bulan Ramadan nanti. “Di bulan Ramadan menargetkan 5.000 sampai 6.000 kantong,” kata Zaenal saat ditemui di markas PMI Jember. Jumlah ini terbilang besar dibandingkan hari-hari biasa yang mematok 3.000 sampai 3.500 kantong saja.

Jumlah itu memang sengaja ditetapkan karena sekitar 500 kantong disiapkan untuk membantu wilayah jejaring PMI Jember, seperti PMI Probolinggo kabupaten dan kota, Lumajang, Situbondo, Banyuwangi jika ada kekurangan. “Sebagai koordinator jejaring, PMI Jember harus siap membantu,” ungkapnya saat menjelaskan tujuan distribusi kantong darah.

Masalah yang terjadi saat Syawal terbilang sudah kebutuhan masyarakat akan kantong darah meningkat. Tetapi, tidak ada yang melakukan donor pada bulan itu. Ini bisa tejadi karena pada hari-hari Lebaran mayoritas sibuk silaturahmi.

Target itu harus meningkat, karena di saat Lebaran biasanya kebutuhan akan naik. Seperti halnya pada bulan Desember saat Natal dan tahun baru. “Umat Nasrani jarang berdonor darah saat natal, namun permintaan meningkat. Ini disebabkan pada hari-hari besar keagamaan banyak orang yang makan sembarangan. Kemudian sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Ada yang butuh transfusi darah,” paparnya.

Upaya untuk mengatasinya dengan program rutin pada bulan puasa dibuat agenda safari Ramadan dengan berdonor darah setelah salat Tarawih di seluruh kecamatan di Jember secara bergantian. Kegiatan ini nanti akan difasilitasi dengan mobil unit khusus donor darah. “Targetnya ditingkatkan, dilakukan kerja keras untuk mengejar target. Ditakutkan masyarakat membutuhkan, sehingga dalam keadaan apa pun PMI harus siap,” terang Ketua PMI Jember.

Zaenal mengatakan, jika kantong darah yang didapatkan melebihi target dan kemudian tak terpakai, maka harus dimusnahkan karena expired (kedaluwarsa). “Lebih baik dimusnahkan, sehingga tidak terjadi kekurangan,” tandasnya. Darah yang berasal dari pendonor tidak langsung dipakai, sebelumnya diolah dulu dengan masa berlaku tertentu.

Umumnya, sesuai regulasi PMI, darah hasil donor memiliki masa berlaku 35 hari setelah pengolahan di laboratorium. Di PMI Jember sendiri saat ini akan diberlakukan teori 21 hari expired. “PMI Jember sedang mengikuti sertifikasi akreditasi dari BPOM yang dititipkan secara internasional dalam rangka meningkatkan kualitas darah, akan menggunakan teori 21 hari expired,” papar Zaenal lagi.

Dilengkapi dengan tenaga profesional yang berkompeten dan alat-alat yang sudah dimodernisasi. Ada tiga variabel yang kemudian teori tersebut akan diberlakukan, yakni gedung pengolahan darah yang baik dengan alur regulasi sudah memenuhi standar, tenaga yang profesional yang memiliki kompetensi, dan alat yang sudah dimodernisasi semua. Di sela-sela wawancara, Ketua PMI Jember menyampaikan harapannya agar masyarakat turut menyukseskan program Safari Ramadan dengan berdonor darah. (mg8/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca