Pilih Kue Basah untuk Membangkitkan Perekonomian Keluarga

JEMBER, RADARJEMBER.ID –  ITA Permatasari, seorang ibu penjual kue basah ini bisa menjadi inspirasi bagi warga Jember dan sekitarnya. Bagaimana tidak, pada awal pandemi dulu, perekonomian keluarganya sempat anjlok. Selanjutnya, dari usaha barunya ini perekonomiannya bangkit kembali seiring berkembangnya usaha kue basah tersebut.

Perempuan ini tinggal di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang. Sedangkan usahanya dijalankan di pertigaan Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Sukorambi. “Sebelum ada korona, saya hanya jualan jajan kering dititipkan ke warung-warung. Ketika ada pandemi, jajan kering yang saya titipkan banyak yang tidak laku,” katanya.

Akibat insiden itu, perekonomian Ita anjlok hingga keluarganya banyak utang. Apalagi, dia dan suaminya harus menanggung dua anak. Sementara suami Ita juga bekerja dengan hasil yang pas-pasan yaitu sebagai tukang parkir si salah satu rumah sakit di Jember.

Kue kering produksinya sudah sulit dititipkan. Dia pun putar otak untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. Lantaran titip kue jarang laku, Ita memilih berjualan sendiri. Di sini, Ita memberanikan diri untuk menjual kue basah seperti donat, ote-ote, lumpia, bendul, brownies, pisang goreng, onde-onde, serta sejumlah kue basah lainnya.

Keputusan Ita yang menjual kue basah otomatis harus punya tempat. Dia pun berjualan di pertigaan Desa Sukorambi. Di sana, Ita bisa dibilang cepat mengumpulkan pundi-pundi cuan. Ita mengaku sangat bersyukur karena masalah ekonominya terpecahkan melalui kue basah. “Sekarang, di samping jualan kue basah, saya juga tetap jualan kue kering. Tetapi hanya posting-posting di Facebook,” ungkapnya. Kue kering produksinya kini telah ada 35 macam dan kue basah yang dijual langsung ada puluhan macam.

Berkat kegigihan Ita menjalankan bisnis itu bersama ibunya, kini utang yang sempat menumpuk di awal pandemi, bisa lunas dalam waktu yang cukup singkat. “Ibu saya punya utang sampai Rp 60 juta. Alhamdulilah empat bulan setelah itu bisa lunas,” paparnya. Ita pun bersyukur dan akan terus menjalani bisnis kue basah secara langsung dan kue kering melalui media sosial.

Inovasi Ita dalam menjual kue basah memang cukup inspiratif. Bayangkan saja, dalam sehari dia mampu memproduksi berbagai kue dengan bahan baku beras sedikitnya 10 kilogram per hari dan tepung sekitar 12 kilogram sehari. “Kalau ada yang pesan untuk arisan, selamatan, ulang tahun, atau yang lain, produksinya ya saya tambah,” ungkapnya.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Ita mengaku apa yang dia lakukan tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kerja yang sampai saat ini digelutinya melalui proses perjuangan yang memeras keringat. “Untuk masak sebanyak itu saya lakukan bersama ibu sejak pukul 03.00 Subuh. Anak saya yang masih kecil biasanya diajak suami karena dia bertugas jaga parkirnya malam. Jadi sementara ini masih keluarga saja. Alhamdulilah, hasilnya cukup dan sudah bisa bayar utang,” pungkasnya. Kini, dia pun mulai bisa menabung untuk kebutuhan keluarga, termasuk dua anaknya yang masih duduk di bangku SMP dan yang kecil masih TK.

Reporter : Nur Hariri/Radar Jember

Fotografer : Nur Hariri/Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember