Mobile_AP_Rectangle 1
SUMBERSARI, Radar Jember – Pergerakan inflasi di Jember setiap bulan maupun tahun terkadang naik turun. Salah satu upaya untuk mengendalikannya yakni dengan melakukan operasi pasar seperti dilakukan oleh pemerintah melalui dinas terkait. Lantas, seberapa efektif upaya ini?
BACA JUGA : Curah Hujan Tinggi, Tiga Desa di Kudus Dilanda Tanah Longsor
Seperti diketahui, pemerintah kerap melakukan operasi pasar. Dengan kata lain, pemerintah menjual bahan pokok dengan harga yang lebih murah beberapa rupiah dari harga pasar. Nah, adanya operasi pasar ini dinilai tidak efektif untuk mengendalikan inflasi.
Mobile_AP_Rectangle 2
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (Unej) Dr Zainuri mengatakan, operasi pasar cenderung tidak efektif untuk menekan inflasi di Jember. Menurutnya, pada tahun 2022, inflasi Jember year on year (yoy) berada pada posisi tertinggi di Jawa Timur, dengan angka 7,39 persen. Dengan adanya rencana operasi pasar yang akan dilakukan dalam setahun di 2023, selayaknya dievaluasi lagi.
Zainuri menyebut, intervensi pemerintah yang dilakukan melalui pasar murah tidak cukup untuk melawan kekuatan pasar yang begitu besar. “Pasar ini sangat besar. Kalau hanya operasi pasar, ya, memang ada hasilnya. Tapi, kecil dan tidak efektif maupun efisien dalam mengendalikan inflasi,” ucapnya.
Dalam operasi pasar ini, yang terbantu hanya sebagian masyarakat. Seperti mereka yang menengah ke bawah. Dengan luasan bantuan yang tidak merata. Harga yang ditawarkan pula tidak jauh berbeda. “Operasi pasar memang bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan. Tetapi, kalau dikaitkan dengan penekanan inflasi tidak tepat,” terang Zainuri.
- Advertisement -
SUMBERSARI, Radar Jember – Pergerakan inflasi di Jember setiap bulan maupun tahun terkadang naik turun. Salah satu upaya untuk mengendalikannya yakni dengan melakukan operasi pasar seperti dilakukan oleh pemerintah melalui dinas terkait. Lantas, seberapa efektif upaya ini?
BACA JUGA : Curah Hujan Tinggi, Tiga Desa di Kudus Dilanda Tanah Longsor
Seperti diketahui, pemerintah kerap melakukan operasi pasar. Dengan kata lain, pemerintah menjual bahan pokok dengan harga yang lebih murah beberapa rupiah dari harga pasar. Nah, adanya operasi pasar ini dinilai tidak efektif untuk mengendalikan inflasi.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (Unej) Dr Zainuri mengatakan, operasi pasar cenderung tidak efektif untuk menekan inflasi di Jember. Menurutnya, pada tahun 2022, inflasi Jember year on year (yoy) berada pada posisi tertinggi di Jawa Timur, dengan angka 7,39 persen. Dengan adanya rencana operasi pasar yang akan dilakukan dalam setahun di 2023, selayaknya dievaluasi lagi.
Zainuri menyebut, intervensi pemerintah yang dilakukan melalui pasar murah tidak cukup untuk melawan kekuatan pasar yang begitu besar. “Pasar ini sangat besar. Kalau hanya operasi pasar, ya, memang ada hasilnya. Tapi, kecil dan tidak efektif maupun efisien dalam mengendalikan inflasi,” ucapnya.
Dalam operasi pasar ini, yang terbantu hanya sebagian masyarakat. Seperti mereka yang menengah ke bawah. Dengan luasan bantuan yang tidak merata. Harga yang ditawarkan pula tidak jauh berbeda. “Operasi pasar memang bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan. Tetapi, kalau dikaitkan dengan penekanan inflasi tidak tepat,” terang Zainuri.
SUMBERSARI, Radar Jember – Pergerakan inflasi di Jember setiap bulan maupun tahun terkadang naik turun. Salah satu upaya untuk mengendalikannya yakni dengan melakukan operasi pasar seperti dilakukan oleh pemerintah melalui dinas terkait. Lantas, seberapa efektif upaya ini?
BACA JUGA : Curah Hujan Tinggi, Tiga Desa di Kudus Dilanda Tanah Longsor
Seperti diketahui, pemerintah kerap melakukan operasi pasar. Dengan kata lain, pemerintah menjual bahan pokok dengan harga yang lebih murah beberapa rupiah dari harga pasar. Nah, adanya operasi pasar ini dinilai tidak efektif untuk mengendalikan inflasi.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (Unej) Dr Zainuri mengatakan, operasi pasar cenderung tidak efektif untuk menekan inflasi di Jember. Menurutnya, pada tahun 2022, inflasi Jember year on year (yoy) berada pada posisi tertinggi di Jawa Timur, dengan angka 7,39 persen. Dengan adanya rencana operasi pasar yang akan dilakukan dalam setahun di 2023, selayaknya dievaluasi lagi.
Zainuri menyebut, intervensi pemerintah yang dilakukan melalui pasar murah tidak cukup untuk melawan kekuatan pasar yang begitu besar. “Pasar ini sangat besar. Kalau hanya operasi pasar, ya, memang ada hasilnya. Tapi, kecil dan tidak efektif maupun efisien dalam mengendalikan inflasi,” ucapnya.
Dalam operasi pasar ini, yang terbantu hanya sebagian masyarakat. Seperti mereka yang menengah ke bawah. Dengan luasan bantuan yang tidak merata. Harga yang ditawarkan pula tidak jauh berbeda. “Operasi pasar memang bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan. Tetapi, kalau dikaitkan dengan penekanan inflasi tidak tepat,” terang Zainuri.