27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Strategi Pasarkan Tanaman Hias dengan Ini

Mobile_AP_Rectangle 1

PATRANG, RADARJEMBER.ID – Penerapan PPKM dan pembatasan mobilitas membuat sejumlah pelaku bisnis harus memutar otak dan mencari cara baru untuk memasarkan produk yang mereka jual, termasuk tanaman hias. Nah, pedagang di Pasar Bunga Asri di Kelurahan/Kecamatan Patrang punya cara jitu untuk memasarkan tanaman mereka, yakni menggunakan fasilitas digital.

Mereka memilih platform media sosial untuk melakukan lelang dan penjualan tanaman secara virtual. Agenda tersebut dilakukan secara berkala mulai pukul 22.00 hingga menjelang pagi. Tak pelak, strategi tersebut menarik perhatian warganet.

Dicky Prasti Ide Bagus Bendiyanto, salah seorang pedagang bunga di pasar bunga tersebut, mengungkapkan, lelang dan penjualan bunga virtual sengaja dilakukan malam hari. Mengingat, para pehobi tanaman hias memiliki pekerjaan lain dan mereka baru bisa bergabung pada malam hari melalui live streaming Facebook dan Instagram.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Kalau lelang ditekankan pada tawaran tertinggi. Ketika bunga ditawar tinggi, maka akan dilepas. Bila penjualan sekadar tawar-menawar, ketika harga cocok dan pemilik tanaman merasa tidak dirugikan, praktis bunga bakal diberikan kepada pembeli. Bunga dikirim ke alamat pembeli melalui jasa pengiriman barang, setelah uang ditransfer,” ungkap Dicky.

Perangkat yang dibutuhkan pun tak terlalu banyak. Ayah satu anak tersebut hanya mengandalkan ponsel dan ring light tripod untuk membantu pencahayaan. Kemudian, satu per satu pot berisi bunga itu diperlihatkan kepada viewers atau pemirsa, sembari dia sebutkan harga bunga tersebut.

Ketika tawaran dirasa terlalu rendah, maka lelaki kelahiran Jogjakarta tersebut mencoba membujuk mereka untuk menaikkan harga. Meski dilakukan virtual, namun reputasi tetap dijaga oleh pasar bunga tersebut. Apabila tanaman itu mati akibat pengemasan atau pengiriman, maka mereka akan melakukan penggantian.

Iswandi, pehobi bunga, merasakan manfaat lelang dan penjualan bunga virtual tersebut. Bahkan, dia tidak lagi menunggu kedatangan pembeli ke pasar bunga. Berkat lelang dan penjualan melalui media sosial itu, kini prospek penjualan tanaman hiasmulai menggeliat dan mereka merasa gembira.

“Lelang dan penjualan virtual ini merupakan solusi kebuntuan memasarkan bunga ketika dunia dilanda Covid-19. Tanpa ada kecanggihan teknologi seperti saat ini, kemungkinan nasib pehobi dan pedagang tanaman hias semakin terpuruk dan dipastikan gulung tikar karena sepi pembeli,” pungkasnya.

Reporter : Winardyasto

Fotografer : Winardyasto

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

PATRANG, RADARJEMBER.ID – Penerapan PPKM dan pembatasan mobilitas membuat sejumlah pelaku bisnis harus memutar otak dan mencari cara baru untuk memasarkan produk yang mereka jual, termasuk tanaman hias. Nah, pedagang di Pasar Bunga Asri di Kelurahan/Kecamatan Patrang punya cara jitu untuk memasarkan tanaman mereka, yakni menggunakan fasilitas digital.

Mereka memilih platform media sosial untuk melakukan lelang dan penjualan tanaman secara virtual. Agenda tersebut dilakukan secara berkala mulai pukul 22.00 hingga menjelang pagi. Tak pelak, strategi tersebut menarik perhatian warganet.

Dicky Prasti Ide Bagus Bendiyanto, salah seorang pedagang bunga di pasar bunga tersebut, mengungkapkan, lelang dan penjualan bunga virtual sengaja dilakukan malam hari. Mengingat, para pehobi tanaman hias memiliki pekerjaan lain dan mereka baru bisa bergabung pada malam hari melalui live streaming Facebook dan Instagram.

“Kalau lelang ditekankan pada tawaran tertinggi. Ketika bunga ditawar tinggi, maka akan dilepas. Bila penjualan sekadar tawar-menawar, ketika harga cocok dan pemilik tanaman merasa tidak dirugikan, praktis bunga bakal diberikan kepada pembeli. Bunga dikirim ke alamat pembeli melalui jasa pengiriman barang, setelah uang ditransfer,” ungkap Dicky.

Perangkat yang dibutuhkan pun tak terlalu banyak. Ayah satu anak tersebut hanya mengandalkan ponsel dan ring light tripod untuk membantu pencahayaan. Kemudian, satu per satu pot berisi bunga itu diperlihatkan kepada viewers atau pemirsa, sembari dia sebutkan harga bunga tersebut.

Ketika tawaran dirasa terlalu rendah, maka lelaki kelahiran Jogjakarta tersebut mencoba membujuk mereka untuk menaikkan harga. Meski dilakukan virtual, namun reputasi tetap dijaga oleh pasar bunga tersebut. Apabila tanaman itu mati akibat pengemasan atau pengiriman, maka mereka akan melakukan penggantian.

Iswandi, pehobi bunga, merasakan manfaat lelang dan penjualan bunga virtual tersebut. Bahkan, dia tidak lagi menunggu kedatangan pembeli ke pasar bunga. Berkat lelang dan penjualan melalui media sosial itu, kini prospek penjualan tanaman hiasmulai menggeliat dan mereka merasa gembira.

“Lelang dan penjualan virtual ini merupakan solusi kebuntuan memasarkan bunga ketika dunia dilanda Covid-19. Tanpa ada kecanggihan teknologi seperti saat ini, kemungkinan nasib pehobi dan pedagang tanaman hias semakin terpuruk dan dipastikan gulung tikar karena sepi pembeli,” pungkasnya.

Reporter : Winardyasto

Fotografer : Winardyasto

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

PATRANG, RADARJEMBER.ID – Penerapan PPKM dan pembatasan mobilitas membuat sejumlah pelaku bisnis harus memutar otak dan mencari cara baru untuk memasarkan produk yang mereka jual, termasuk tanaman hias. Nah, pedagang di Pasar Bunga Asri di Kelurahan/Kecamatan Patrang punya cara jitu untuk memasarkan tanaman mereka, yakni menggunakan fasilitas digital.

Mereka memilih platform media sosial untuk melakukan lelang dan penjualan tanaman secara virtual. Agenda tersebut dilakukan secara berkala mulai pukul 22.00 hingga menjelang pagi. Tak pelak, strategi tersebut menarik perhatian warganet.

Dicky Prasti Ide Bagus Bendiyanto, salah seorang pedagang bunga di pasar bunga tersebut, mengungkapkan, lelang dan penjualan bunga virtual sengaja dilakukan malam hari. Mengingat, para pehobi tanaman hias memiliki pekerjaan lain dan mereka baru bisa bergabung pada malam hari melalui live streaming Facebook dan Instagram.

“Kalau lelang ditekankan pada tawaran tertinggi. Ketika bunga ditawar tinggi, maka akan dilepas. Bila penjualan sekadar tawar-menawar, ketika harga cocok dan pemilik tanaman merasa tidak dirugikan, praktis bunga bakal diberikan kepada pembeli. Bunga dikirim ke alamat pembeli melalui jasa pengiriman barang, setelah uang ditransfer,” ungkap Dicky.

Perangkat yang dibutuhkan pun tak terlalu banyak. Ayah satu anak tersebut hanya mengandalkan ponsel dan ring light tripod untuk membantu pencahayaan. Kemudian, satu per satu pot berisi bunga itu diperlihatkan kepada viewers atau pemirsa, sembari dia sebutkan harga bunga tersebut.

Ketika tawaran dirasa terlalu rendah, maka lelaki kelahiran Jogjakarta tersebut mencoba membujuk mereka untuk menaikkan harga. Meski dilakukan virtual, namun reputasi tetap dijaga oleh pasar bunga tersebut. Apabila tanaman itu mati akibat pengemasan atau pengiriman, maka mereka akan melakukan penggantian.

Iswandi, pehobi bunga, merasakan manfaat lelang dan penjualan bunga virtual tersebut. Bahkan, dia tidak lagi menunggu kedatangan pembeli ke pasar bunga. Berkat lelang dan penjualan melalui media sosial itu, kini prospek penjualan tanaman hiasmulai menggeliat dan mereka merasa gembira.

“Lelang dan penjualan virtual ini merupakan solusi kebuntuan memasarkan bunga ketika dunia dilanda Covid-19. Tanpa ada kecanggihan teknologi seperti saat ini, kemungkinan nasib pehobi dan pedagang tanaman hias semakin terpuruk dan dipastikan gulung tikar karena sepi pembeli,” pungkasnya.

Reporter : Winardyasto

Fotografer : Winardyasto

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca