25.8 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Masih Muda Jago Usaha

Mobile_AP_Rectangle 1

BALUNG, Radar Jember – Leni Maulita Sari, perempuan muda berusia 23 tahun asal Balung, saat ini telah menjadi supplier tasbih yang terbilang sukses. Menjadi pemasok tasbih, menurutnya, banyak rintangan yang harus dihadapi. Meskipun usaha yang dikerjakan tersebut merupakan turunan dari keluarga, tetapi di usia mudanya saat ini dia harus bertanggung jawab pada usaha yang dijalankannya dan dirinya masih kuliah.

BACA JUGA : Argentina Kalahkan Panama 2-0 dalam Pertandingan Persahabatan

Usaha produksi serta supplier tasbih tersebut berdiri sejak tahun 2010. Sebelum tahun 2020, dirinya juga ikut membantu dalam usaha yang keluarganya jalankan. Tetapi, sejak tahun 2020 bapak Leni meninggal dunia. Leni harus menjadi nakhoda dalam bisnis tasbih tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurutnya, melanjutkan usaha keluarga yang telah dijalankan sejak lama tersebut merupakan kewajiban yang harus dia lakukan. Saat ini, dia harus menjadi kepala keluarga menggantikan bapaknya untuk bisa menghidupi keluarga dan membiayai kuliahnya. “Saya juga kuliah di Unej, Fakultas Hukum. Ya, memang cukup sulit kerja sambil kuliah. Tetapi, harus saya lakukan untuk keluarga saya,” terangnya.

Sampai saat ini, pemasaran tasbih miliknya sudah sampai Jabodetabek, Jakarta, Bandung, Tangerang, Banten, Surabaya, Kalimantan, dan Bali. “Selain tasbih, kami juga produksi gelang,” ucapnya.

Tasbih yang dibuatnya menggunakan kayu kopi nangka sebagai bahan utamanya. Kayu yang digunakan spesial dari luar Jember. “Kami biasanya menggunakan kayu kiriman dari luar,” ujarnya.

- Advertisement -

BALUNG, Radar Jember – Leni Maulita Sari, perempuan muda berusia 23 tahun asal Balung, saat ini telah menjadi supplier tasbih yang terbilang sukses. Menjadi pemasok tasbih, menurutnya, banyak rintangan yang harus dihadapi. Meskipun usaha yang dikerjakan tersebut merupakan turunan dari keluarga, tetapi di usia mudanya saat ini dia harus bertanggung jawab pada usaha yang dijalankannya dan dirinya masih kuliah.

BACA JUGA : Argentina Kalahkan Panama 2-0 dalam Pertandingan Persahabatan

Usaha produksi serta supplier tasbih tersebut berdiri sejak tahun 2010. Sebelum tahun 2020, dirinya juga ikut membantu dalam usaha yang keluarganya jalankan. Tetapi, sejak tahun 2020 bapak Leni meninggal dunia. Leni harus menjadi nakhoda dalam bisnis tasbih tersebut.

Menurutnya, melanjutkan usaha keluarga yang telah dijalankan sejak lama tersebut merupakan kewajiban yang harus dia lakukan. Saat ini, dia harus menjadi kepala keluarga menggantikan bapaknya untuk bisa menghidupi keluarga dan membiayai kuliahnya. “Saya juga kuliah di Unej, Fakultas Hukum. Ya, memang cukup sulit kerja sambil kuliah. Tetapi, harus saya lakukan untuk keluarga saya,” terangnya.

Sampai saat ini, pemasaran tasbih miliknya sudah sampai Jabodetabek, Jakarta, Bandung, Tangerang, Banten, Surabaya, Kalimantan, dan Bali. “Selain tasbih, kami juga produksi gelang,” ucapnya.

Tasbih yang dibuatnya menggunakan kayu kopi nangka sebagai bahan utamanya. Kayu yang digunakan spesial dari luar Jember. “Kami biasanya menggunakan kayu kiriman dari luar,” ujarnya.

BALUNG, Radar Jember – Leni Maulita Sari, perempuan muda berusia 23 tahun asal Balung, saat ini telah menjadi supplier tasbih yang terbilang sukses. Menjadi pemasok tasbih, menurutnya, banyak rintangan yang harus dihadapi. Meskipun usaha yang dikerjakan tersebut merupakan turunan dari keluarga, tetapi di usia mudanya saat ini dia harus bertanggung jawab pada usaha yang dijalankannya dan dirinya masih kuliah.

BACA JUGA : Argentina Kalahkan Panama 2-0 dalam Pertandingan Persahabatan

Usaha produksi serta supplier tasbih tersebut berdiri sejak tahun 2010. Sebelum tahun 2020, dirinya juga ikut membantu dalam usaha yang keluarganya jalankan. Tetapi, sejak tahun 2020 bapak Leni meninggal dunia. Leni harus menjadi nakhoda dalam bisnis tasbih tersebut.

Menurutnya, melanjutkan usaha keluarga yang telah dijalankan sejak lama tersebut merupakan kewajiban yang harus dia lakukan. Saat ini, dia harus menjadi kepala keluarga menggantikan bapaknya untuk bisa menghidupi keluarga dan membiayai kuliahnya. “Saya juga kuliah di Unej, Fakultas Hukum. Ya, memang cukup sulit kerja sambil kuliah. Tetapi, harus saya lakukan untuk keluarga saya,” terangnya.

Sampai saat ini, pemasaran tasbih miliknya sudah sampai Jabodetabek, Jakarta, Bandung, Tangerang, Banten, Surabaya, Kalimantan, dan Bali. “Selain tasbih, kami juga produksi gelang,” ucapnya.

Tasbih yang dibuatnya menggunakan kayu kopi nangka sebagai bahan utamanya. Kayu yang digunakan spesial dari luar Jember. “Kami biasanya menggunakan kayu kiriman dari luar,” ujarnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca