Mobile_AP_Rectangle 1
TEGALSARI, RADARJEMBER.ID – Pemerintah terus mendorong terbentuknya industri hijau. Yakni industri yang ramah lingkungan. Tak hanya kepada perusahaan skala besar, tapi juga industri rumahan. Salah satunya kepada para perajin batik di Kecamatan Ambulu.
Saat melihat dari dekat proses pembuatan batik Jember rumahan di Dusun Krajan, Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) mengingatkan kepada pengusaha batik di kecamatan tersebut agar memperhatikan kelestarian lingkungan.
Rombongan tamu dari Jogjakarta ini memberikan jasa konsultasi teknologi daur ulang limbah lilin batik atau malam. BBKB menganggap hal tersebut perlu dikenalkan kepada pengusaha batik Jember karena limbah batik bisa merusak lingkungan.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Di Jember kami melakukan konsultasi kepada produsen batik Jember terkait daur ulang malam. Selain itu, memberikan konsultasi mengenai pengembangan batik warna alam menggunakan limbah kulit buah kakao,” ungkap Heru Kustanto, Plt Kepala BBKB kepada Jawa Pos Radar Jember.
Lebih lanjut, Heru mengatakan, melalui konsultasi langsung ini pengusaha batik Jember di Kabupaten Jember mampu menerapkan prinsip industri berwawasan lingkungan. Selain itu, dari konsultasi daur ulang limbah batik ini diharapkan pemilik batik rumahan bisa ikut mendukung program pemerintah industri hijau.
Pemilik industri batik rumahan di Desa Tegalsari, Imam Syafi’I, mengungkapkan, bagi dia kedatangan tim BBKB itu bermanfaat menambah wawasannya. Apalagi lembaga tersebut tidak sekadar meninjau aktivitas pembuatan batik Jember, namun juga memberikan tambahan ilmu tentang bagaimana mengolah limbah malam dari pembuatan batik.
“Baru tahu sekarang ini kalau limbah malam bisa didaur ulang dan bisa digunakan lagi. Ilmunya sangat bermanfaat, karena kami menjadi paham tentang industri yang ramah terhadap lingkungan,” tuturnya. Top of Form
Reporter : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Editor : Mahrus Sholih
- Advertisement -
TEGALSARI, RADARJEMBER.ID – Pemerintah terus mendorong terbentuknya industri hijau. Yakni industri yang ramah lingkungan. Tak hanya kepada perusahaan skala besar, tapi juga industri rumahan. Salah satunya kepada para perajin batik di Kecamatan Ambulu.
Saat melihat dari dekat proses pembuatan batik Jember rumahan di Dusun Krajan, Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) mengingatkan kepada pengusaha batik di kecamatan tersebut agar memperhatikan kelestarian lingkungan.
Rombongan tamu dari Jogjakarta ini memberikan jasa konsultasi teknologi daur ulang limbah lilin batik atau malam. BBKB menganggap hal tersebut perlu dikenalkan kepada pengusaha batik Jember karena limbah batik bisa merusak lingkungan.
“Di Jember kami melakukan konsultasi kepada produsen batik Jember terkait daur ulang malam. Selain itu, memberikan konsultasi mengenai pengembangan batik warna alam menggunakan limbah kulit buah kakao,” ungkap Heru Kustanto, Plt Kepala BBKB kepada Jawa Pos Radar Jember.
Lebih lanjut, Heru mengatakan, melalui konsultasi langsung ini pengusaha batik Jember di Kabupaten Jember mampu menerapkan prinsip industri berwawasan lingkungan. Selain itu, dari konsultasi daur ulang limbah batik ini diharapkan pemilik batik rumahan bisa ikut mendukung program pemerintah industri hijau.
Pemilik industri batik rumahan di Desa Tegalsari, Imam Syafi’I, mengungkapkan, bagi dia kedatangan tim BBKB itu bermanfaat menambah wawasannya. Apalagi lembaga tersebut tidak sekadar meninjau aktivitas pembuatan batik Jember, namun juga memberikan tambahan ilmu tentang bagaimana mengolah limbah malam dari pembuatan batik.
“Baru tahu sekarang ini kalau limbah malam bisa didaur ulang dan bisa digunakan lagi. Ilmunya sangat bermanfaat, karena kami menjadi paham tentang industri yang ramah terhadap lingkungan,” tuturnya. Top of Form
Reporter : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Editor : Mahrus Sholih
TEGALSARI, RADARJEMBER.ID – Pemerintah terus mendorong terbentuknya industri hijau. Yakni industri yang ramah lingkungan. Tak hanya kepada perusahaan skala besar, tapi juga industri rumahan. Salah satunya kepada para perajin batik di Kecamatan Ambulu.
Saat melihat dari dekat proses pembuatan batik Jember rumahan di Dusun Krajan, Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) mengingatkan kepada pengusaha batik di kecamatan tersebut agar memperhatikan kelestarian lingkungan.
Rombongan tamu dari Jogjakarta ini memberikan jasa konsultasi teknologi daur ulang limbah lilin batik atau malam. BBKB menganggap hal tersebut perlu dikenalkan kepada pengusaha batik Jember karena limbah batik bisa merusak lingkungan.
“Di Jember kami melakukan konsultasi kepada produsen batik Jember terkait daur ulang malam. Selain itu, memberikan konsultasi mengenai pengembangan batik warna alam menggunakan limbah kulit buah kakao,” ungkap Heru Kustanto, Plt Kepala BBKB kepada Jawa Pos Radar Jember.
Lebih lanjut, Heru mengatakan, melalui konsultasi langsung ini pengusaha batik Jember di Kabupaten Jember mampu menerapkan prinsip industri berwawasan lingkungan. Selain itu, dari konsultasi daur ulang limbah batik ini diharapkan pemilik batik rumahan bisa ikut mendukung program pemerintah industri hijau.
Pemilik industri batik rumahan di Desa Tegalsari, Imam Syafi’I, mengungkapkan, bagi dia kedatangan tim BBKB itu bermanfaat menambah wawasannya. Apalagi lembaga tersebut tidak sekadar meninjau aktivitas pembuatan batik Jember, namun juga memberikan tambahan ilmu tentang bagaimana mengolah limbah malam dari pembuatan batik.
“Baru tahu sekarang ini kalau limbah malam bisa didaur ulang dan bisa digunakan lagi. Ilmunya sangat bermanfaat, karena kami menjadi paham tentang industri yang ramah terhadap lingkungan,” tuturnya. Top of Form
Reporter : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Editor : Mahrus Sholih