22.8 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Siasati Pakai Telur Sortiran untuk Mendapatkan Harga Murah

Mobile_AP_Rectangle 1

RADARJEMBER.ID-Mahalnya harga telur ayam di pasaran, memaksa konsumen lebih kreatif hingga mendapatkan telur termurah. Meski mereka, harus berburu telur pecah yang sudah disortir. Meski sortiran, telur yang dibelinya harus tetap layak konsumsi.

Seperti yang diakui salah seorang tengkulak telur di Tanggul. Dia, mengaku telur yang pecah masih laku dijual. Tentu, harganya lebih murah. “Kalau pecah begini, lebih murah Rp 2 ribu per kilonya,” kata perempuan para boya yang enggan namanya dikorankan.

Pecah yang dimaksud masih dalam retakan. Namun masih ada yang lebih parah. Telur yang sudah tak bercangkang pun, tetap sama-sama dijual. Meski pedagang harus membungkusnya dengan kantong plastik.

Mobile_AP_Rectangle 2

Telur plastikan itu tidak dijual timbangan. Satu kantongnya berisi tiga butir. Tahu berisi tiga, dilihat dari kuning telurnya. Meski demikian, juga banyak yang berburu telur pecah yang satu ini. Tentu, karena jauh lebih murah dengan telur normal. “Kalau yang ini dijual Rp 3 ribu per bungkusnya,” akunya.

Meski pecah, namun dia menjamin kebersihan telurnya. Bahkan menegaskan bukan telur busuk. “Layak konsumsi. Karena hanya pecah dan pecahnya sudah di timbangan. Bukan pecah sewaktu di kandang,” klaimnya.

Dia sempat menyampaikan higienitas telur. Katanya, telur yang sudah masuk tempat dagangannya, sudah higienis karena pemilik kandang terlebih dahulu membersihkannya. “Kalau pecah di kandang masih bisa terkontaminasi dengan kotoran ayamnya,” katanya.

Soal pembeli telur pecah, dia mengaku sudah punya pelanggan. Mereka pembuat kue yang setiap harinya butuh telur dengan jumlah banyak. “Mereka sudah langganan. Pasti beli karena lebih murah,” imbuhnya.

Diakuinya, mahalnya harga telur membuat peminat telur pecah meningkat. Namun tentu, dia hanya bisa menjual pecahan telur yang ada. “Meski banyak yang mau beli, kan tidak mungkin saya pecahkan satu per satu. Rugi saya,” akunya.

Seperti yang diakuinya, sekilo telur normal bisa isi 16 butir. Harga setara telur normal, sekilo telur pecah plastikan hanya jadi Rp 16 ribu. Sedangkan di toko klontongan saat itu, mencapai Rp 27 ribu.

Asal Masuk Kulkas Bisa Awet

Salah seorang pembuat kue yang jadi langganan telur pecah di Tanggul adalah Hofiah. Dia tak canggung mengaku jadi langganan telur sortiran. Sebab telur yang dibelinya, sejatinya sama dengan telur normal. Hanya saja sedikit cacat di cangkangnya, karena benturan saat dibawa dari kandang ke toko.

Bahkan dia berani mengadu persamaan kualitas, antara telur normal dan yang sudah pecah sekali pun. “Asal masuk kulkas juga bisa awet. Bisa sampai tiga hari, tidak rusak,” akunya.

Bagi Hofiah, dia setiap harinya butuh butiran telur yang tidak sedikit. Bahkan diakuinya, sekali beli telur langsung dia proses untuk kue. “Adonan kue saya tidak pernah rusak kok. Artinya, telur pecah ini masih bagus,” ujarnya.

Reporter : Rully Efendi, Dwi Siswanto
Editor : M. Shodiq Syarif
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor Bahasa: Yerri A Aji

- Advertisement -

RADARJEMBER.ID-Mahalnya harga telur ayam di pasaran, memaksa konsumen lebih kreatif hingga mendapatkan telur termurah. Meski mereka, harus berburu telur pecah yang sudah disortir. Meski sortiran, telur yang dibelinya harus tetap layak konsumsi.

Seperti yang diakui salah seorang tengkulak telur di Tanggul. Dia, mengaku telur yang pecah masih laku dijual. Tentu, harganya lebih murah. “Kalau pecah begini, lebih murah Rp 2 ribu per kilonya,” kata perempuan para boya yang enggan namanya dikorankan.

Pecah yang dimaksud masih dalam retakan. Namun masih ada yang lebih parah. Telur yang sudah tak bercangkang pun, tetap sama-sama dijual. Meski pedagang harus membungkusnya dengan kantong plastik.

Telur plastikan itu tidak dijual timbangan. Satu kantongnya berisi tiga butir. Tahu berisi tiga, dilihat dari kuning telurnya. Meski demikian, juga banyak yang berburu telur pecah yang satu ini. Tentu, karena jauh lebih murah dengan telur normal. “Kalau yang ini dijual Rp 3 ribu per bungkusnya,” akunya.

Meski pecah, namun dia menjamin kebersihan telurnya. Bahkan menegaskan bukan telur busuk. “Layak konsumsi. Karena hanya pecah dan pecahnya sudah di timbangan. Bukan pecah sewaktu di kandang,” klaimnya.

Dia sempat menyampaikan higienitas telur. Katanya, telur yang sudah masuk tempat dagangannya, sudah higienis karena pemilik kandang terlebih dahulu membersihkannya. “Kalau pecah di kandang masih bisa terkontaminasi dengan kotoran ayamnya,” katanya.

Soal pembeli telur pecah, dia mengaku sudah punya pelanggan. Mereka pembuat kue yang setiap harinya butuh telur dengan jumlah banyak. “Mereka sudah langganan. Pasti beli karena lebih murah,” imbuhnya.

Diakuinya, mahalnya harga telur membuat peminat telur pecah meningkat. Namun tentu, dia hanya bisa menjual pecahan telur yang ada. “Meski banyak yang mau beli, kan tidak mungkin saya pecahkan satu per satu. Rugi saya,” akunya.

Seperti yang diakuinya, sekilo telur normal bisa isi 16 butir. Harga setara telur normal, sekilo telur pecah plastikan hanya jadi Rp 16 ribu. Sedangkan di toko klontongan saat itu, mencapai Rp 27 ribu.

Asal Masuk Kulkas Bisa Awet

Salah seorang pembuat kue yang jadi langganan telur pecah di Tanggul adalah Hofiah. Dia tak canggung mengaku jadi langganan telur sortiran. Sebab telur yang dibelinya, sejatinya sama dengan telur normal. Hanya saja sedikit cacat di cangkangnya, karena benturan saat dibawa dari kandang ke toko.

Bahkan dia berani mengadu persamaan kualitas, antara telur normal dan yang sudah pecah sekali pun. “Asal masuk kulkas juga bisa awet. Bisa sampai tiga hari, tidak rusak,” akunya.

Bagi Hofiah, dia setiap harinya butuh butiran telur yang tidak sedikit. Bahkan diakuinya, sekali beli telur langsung dia proses untuk kue. “Adonan kue saya tidak pernah rusak kok. Artinya, telur pecah ini masih bagus,” ujarnya.

Reporter : Rully Efendi, Dwi Siswanto
Editor : M. Shodiq Syarif
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor Bahasa: Yerri A Aji

RADARJEMBER.ID-Mahalnya harga telur ayam di pasaran, memaksa konsumen lebih kreatif hingga mendapatkan telur termurah. Meski mereka, harus berburu telur pecah yang sudah disortir. Meski sortiran, telur yang dibelinya harus tetap layak konsumsi.

Seperti yang diakui salah seorang tengkulak telur di Tanggul. Dia, mengaku telur yang pecah masih laku dijual. Tentu, harganya lebih murah. “Kalau pecah begini, lebih murah Rp 2 ribu per kilonya,” kata perempuan para boya yang enggan namanya dikorankan.

Pecah yang dimaksud masih dalam retakan. Namun masih ada yang lebih parah. Telur yang sudah tak bercangkang pun, tetap sama-sama dijual. Meski pedagang harus membungkusnya dengan kantong plastik.

Telur plastikan itu tidak dijual timbangan. Satu kantongnya berisi tiga butir. Tahu berisi tiga, dilihat dari kuning telurnya. Meski demikian, juga banyak yang berburu telur pecah yang satu ini. Tentu, karena jauh lebih murah dengan telur normal. “Kalau yang ini dijual Rp 3 ribu per bungkusnya,” akunya.

Meski pecah, namun dia menjamin kebersihan telurnya. Bahkan menegaskan bukan telur busuk. “Layak konsumsi. Karena hanya pecah dan pecahnya sudah di timbangan. Bukan pecah sewaktu di kandang,” klaimnya.

Dia sempat menyampaikan higienitas telur. Katanya, telur yang sudah masuk tempat dagangannya, sudah higienis karena pemilik kandang terlebih dahulu membersihkannya. “Kalau pecah di kandang masih bisa terkontaminasi dengan kotoran ayamnya,” katanya.

Soal pembeli telur pecah, dia mengaku sudah punya pelanggan. Mereka pembuat kue yang setiap harinya butuh telur dengan jumlah banyak. “Mereka sudah langganan. Pasti beli karena lebih murah,” imbuhnya.

Diakuinya, mahalnya harga telur membuat peminat telur pecah meningkat. Namun tentu, dia hanya bisa menjual pecahan telur yang ada. “Meski banyak yang mau beli, kan tidak mungkin saya pecahkan satu per satu. Rugi saya,” akunya.

Seperti yang diakuinya, sekilo telur normal bisa isi 16 butir. Harga setara telur normal, sekilo telur pecah plastikan hanya jadi Rp 16 ribu. Sedangkan di toko klontongan saat itu, mencapai Rp 27 ribu.

Asal Masuk Kulkas Bisa Awet

Salah seorang pembuat kue yang jadi langganan telur pecah di Tanggul adalah Hofiah. Dia tak canggung mengaku jadi langganan telur sortiran. Sebab telur yang dibelinya, sejatinya sama dengan telur normal. Hanya saja sedikit cacat di cangkangnya, karena benturan saat dibawa dari kandang ke toko.

Bahkan dia berani mengadu persamaan kualitas, antara telur normal dan yang sudah pecah sekali pun. “Asal masuk kulkas juga bisa awet. Bisa sampai tiga hari, tidak rusak,” akunya.

Bagi Hofiah, dia setiap harinya butuh butiran telur yang tidak sedikit. Bahkan diakuinya, sekali beli telur langsung dia proses untuk kue. “Adonan kue saya tidak pernah rusak kok. Artinya, telur pecah ini masih bagus,” ujarnya.

Reporter : Rully Efendi, Dwi Siswanto
Editor : M. Shodiq Syarif
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor Bahasa: Yerri A Aji

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca