Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setelah sempat tembus Rp 40 ribu per kilogram saat malam takbiran hingga H+2 Lebaran, kini harga ayam potong di pasar tradisional seperti Pasar Tanjung terus merosot hingga di kisaran Rp 32 ribu per kilogramnya. Salah satu faktornya, disebabkan oleh penurunan jumlah pembeli.
Muhammad Nur Fadilah, pedagang ayam potong di pasar induk Kota Suwar-Suwir, mengaku, penurunan harga tersebut terjadi seusai Lebaran Ketupat. Sebab, sepekan setelah Idul Fitri, masyarakat sudah tidak ada perayaan lagi, sehingga konsumsi daging ayam potong juga berkurang.
“Pembeli sudah merasa jenuh makan daging ayam potong. Itu berimbas terhadap penjualan. Saat ini, harga ayam potong mulai stabil di harga Rp 32 ribu per kilo,” terang pria yang tinggal di Lingkungan Kauman, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, tersebut.
Mobile_AP_Rectangle 2
Menurut Fadilah, permintaan ayam potong meningkat mulai hari ke-23 Ramadan. Bahkan, saat itu dirinya mampu menjual lebih dari 1 kuintal daging ayam potong hanya dalam waktu lima jam. Namun kini, angka penjualannya menurun drastis. Meski dia tak memerinci berapa kilogram yang terjual per harinya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Andi, pedagang ayam potong asal Kecamatan Ajung. Kendati begitu, ia merasa bersyukur karena permintaan daging ayam tahun ini cukup ramai walau situasinya masih pandemi. “Karena mengonsumsi daging ayam di saat Idul Fitri telah menjadi tradisi. Makanya tetap favorit meski ekonomi lagi sulit,” ujarnya.
Jurnalis : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Redaktur : Mahrus Sholih
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setelah sempat tembus Rp 40 ribu per kilogram saat malam takbiran hingga H+2 Lebaran, kini harga ayam potong di pasar tradisional seperti Pasar Tanjung terus merosot hingga di kisaran Rp 32 ribu per kilogramnya. Salah satu faktornya, disebabkan oleh penurunan jumlah pembeli.
Muhammad Nur Fadilah, pedagang ayam potong di pasar induk Kota Suwar-Suwir, mengaku, penurunan harga tersebut terjadi seusai Lebaran Ketupat. Sebab, sepekan setelah Idul Fitri, masyarakat sudah tidak ada perayaan lagi, sehingga konsumsi daging ayam potong juga berkurang.
“Pembeli sudah merasa jenuh makan daging ayam potong. Itu berimbas terhadap penjualan. Saat ini, harga ayam potong mulai stabil di harga Rp 32 ribu per kilo,” terang pria yang tinggal di Lingkungan Kauman, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, tersebut.
Menurut Fadilah, permintaan ayam potong meningkat mulai hari ke-23 Ramadan. Bahkan, saat itu dirinya mampu menjual lebih dari 1 kuintal daging ayam potong hanya dalam waktu lima jam. Namun kini, angka penjualannya menurun drastis. Meski dia tak memerinci berapa kilogram yang terjual per harinya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Andi, pedagang ayam potong asal Kecamatan Ajung. Kendati begitu, ia merasa bersyukur karena permintaan daging ayam tahun ini cukup ramai walau situasinya masih pandemi. “Karena mengonsumsi daging ayam di saat Idul Fitri telah menjadi tradisi. Makanya tetap favorit meski ekonomi lagi sulit,” ujarnya.
Jurnalis : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Redaktur : Mahrus Sholih
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setelah sempat tembus Rp 40 ribu per kilogram saat malam takbiran hingga H+2 Lebaran, kini harga ayam potong di pasar tradisional seperti Pasar Tanjung terus merosot hingga di kisaran Rp 32 ribu per kilogramnya. Salah satu faktornya, disebabkan oleh penurunan jumlah pembeli.
Muhammad Nur Fadilah, pedagang ayam potong di pasar induk Kota Suwar-Suwir, mengaku, penurunan harga tersebut terjadi seusai Lebaran Ketupat. Sebab, sepekan setelah Idul Fitri, masyarakat sudah tidak ada perayaan lagi, sehingga konsumsi daging ayam potong juga berkurang.
“Pembeli sudah merasa jenuh makan daging ayam potong. Itu berimbas terhadap penjualan. Saat ini, harga ayam potong mulai stabil di harga Rp 32 ribu per kilo,” terang pria yang tinggal di Lingkungan Kauman, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, tersebut.
Menurut Fadilah, permintaan ayam potong meningkat mulai hari ke-23 Ramadan. Bahkan, saat itu dirinya mampu menjual lebih dari 1 kuintal daging ayam potong hanya dalam waktu lima jam. Namun kini, angka penjualannya menurun drastis. Meski dia tak memerinci berapa kilogram yang terjual per harinya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Andi, pedagang ayam potong asal Kecamatan Ajung. Kendati begitu, ia merasa bersyukur karena permintaan daging ayam tahun ini cukup ramai walau situasinya masih pandemi. “Karena mengonsumsi daging ayam di saat Idul Fitri telah menjadi tradisi. Makanya tetap favorit meski ekonomi lagi sulit,” ujarnya.
Jurnalis : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Redaktur : Mahrus Sholih