26 C
Jember
Thursday, 8 June 2023

Kisah Yang-eyang Segar Tanoker Jualan Kuliner

Sebagian warga yang lanjut usia biasanya banyak beristirahat atau berdiam di rumah. Namun, tidak bagi para “siswa” Yang-eyang Segar Komunitas Tanoker yang lebih memilih berkegiatan. Mereka pun banyak yang berjualan untuk membantu kaum duafa.

Mobile_AP_Rectangle 1

Terdapat salah satu stan yang unik. Sebab, stan yang menjual kuliner itu dijejali beberapa orang yang sudah berumur sebagai penjualnya. Mereka adalah warga yang tergabung ke dalam sekolah Yang-eyang Segar. Siswa Yang-eyang Segar memiliki salah satu program dengan nama Eyang Pintar. Yakni dengan berwirausaha kuliner memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Jumati, anggota Yang-eyang Segar, menjelaskan, ia berjualan kuliner tiap kali Pasar Lumpur dibuka. Nasi uduk dari daun telang dan daun kelor merupakan ciri khas jualan mereka.

“Jualan makanan ini selain mudah didapat juga karena sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kami ingin membagikan jika sehat itu harganya mahal. Tapi, bisa dilakukan dengan murah, mengonsumsi makanan seperti ini,” tuturnya.

Dikatakan, program di Sekolah Yang-eyang Segar ada berbagai macam. Seperti olahraga lansia sehat jasmani, pengajian sehat rohani, dan Eyang Pintar. Namun, muara dari program-program itu agar mereka yang berusia senja tetap sehat jasmani dan rohani.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kegiatan di Sekolah Yang-eyang itu juga bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Seperti kegiatan berjualan kuliner tersebut. Sebab, hasil yang diperoleh setiap berjualan akan dikumpulkan dan dibagikan untuk kaum duafa.  “Kenapa kami seperti itu, karena kami juga ingin membahagiakan dan menunjukkan kasih sayang kami bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

Apalagi kegiatan wirausaha kuliner itu dilakukan bersama-sama dengan mereka yang berusia senja lainnya. Hal itu memunculkan kebahagiaan setiap melakukannya. Sebab, Jumati bisa berkumpul dengan mereka yang seumuran sekaligus bisa berbagi cerita dan kebahagiaan.

Bersama teman-teman sejawatnya yang juga berusia lanjut, dia berpesan jika di usia lanjut itu bukan berarti harus bersantai-santai, tidur terus-menerus, dan sebagainya. Justru masih dapat digunakan untuk berkegiatan yang bermanfaat lainnya, hingga bisa bermanfaat juga bagi orang lain. Sehingga, tidak hanya tubuh menjadi sehat dan tidak sakit-sakitan, tapi juga kebahagiaan akan mudah didapatkan. (c2/nur)

- Advertisement -

Terdapat salah satu stan yang unik. Sebab, stan yang menjual kuliner itu dijejali beberapa orang yang sudah berumur sebagai penjualnya. Mereka adalah warga yang tergabung ke dalam sekolah Yang-eyang Segar. Siswa Yang-eyang Segar memiliki salah satu program dengan nama Eyang Pintar. Yakni dengan berwirausaha kuliner memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Jumati, anggota Yang-eyang Segar, menjelaskan, ia berjualan kuliner tiap kali Pasar Lumpur dibuka. Nasi uduk dari daun telang dan daun kelor merupakan ciri khas jualan mereka.

“Jualan makanan ini selain mudah didapat juga karena sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kami ingin membagikan jika sehat itu harganya mahal. Tapi, bisa dilakukan dengan murah, mengonsumsi makanan seperti ini,” tuturnya.

Dikatakan, program di Sekolah Yang-eyang Segar ada berbagai macam. Seperti olahraga lansia sehat jasmani, pengajian sehat rohani, dan Eyang Pintar. Namun, muara dari program-program itu agar mereka yang berusia senja tetap sehat jasmani dan rohani.

Kegiatan di Sekolah Yang-eyang itu juga bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Seperti kegiatan berjualan kuliner tersebut. Sebab, hasil yang diperoleh setiap berjualan akan dikumpulkan dan dibagikan untuk kaum duafa.  “Kenapa kami seperti itu, karena kami juga ingin membahagiakan dan menunjukkan kasih sayang kami bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

Apalagi kegiatan wirausaha kuliner itu dilakukan bersama-sama dengan mereka yang berusia senja lainnya. Hal itu memunculkan kebahagiaan setiap melakukannya. Sebab, Jumati bisa berkumpul dengan mereka yang seumuran sekaligus bisa berbagi cerita dan kebahagiaan.

Bersama teman-teman sejawatnya yang juga berusia lanjut, dia berpesan jika di usia lanjut itu bukan berarti harus bersantai-santai, tidur terus-menerus, dan sebagainya. Justru masih dapat digunakan untuk berkegiatan yang bermanfaat lainnya, hingga bisa bermanfaat juga bagi orang lain. Sehingga, tidak hanya tubuh menjadi sehat dan tidak sakit-sakitan, tapi juga kebahagiaan akan mudah didapatkan. (c2/nur)

Terdapat salah satu stan yang unik. Sebab, stan yang menjual kuliner itu dijejali beberapa orang yang sudah berumur sebagai penjualnya. Mereka adalah warga yang tergabung ke dalam sekolah Yang-eyang Segar. Siswa Yang-eyang Segar memiliki salah satu program dengan nama Eyang Pintar. Yakni dengan berwirausaha kuliner memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Jumati, anggota Yang-eyang Segar, menjelaskan, ia berjualan kuliner tiap kali Pasar Lumpur dibuka. Nasi uduk dari daun telang dan daun kelor merupakan ciri khas jualan mereka.

“Jualan makanan ini selain mudah didapat juga karena sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kami ingin membagikan jika sehat itu harganya mahal. Tapi, bisa dilakukan dengan murah, mengonsumsi makanan seperti ini,” tuturnya.

Dikatakan, program di Sekolah Yang-eyang Segar ada berbagai macam. Seperti olahraga lansia sehat jasmani, pengajian sehat rohani, dan Eyang Pintar. Namun, muara dari program-program itu agar mereka yang berusia senja tetap sehat jasmani dan rohani.

Kegiatan di Sekolah Yang-eyang itu juga bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Seperti kegiatan berjualan kuliner tersebut. Sebab, hasil yang diperoleh setiap berjualan akan dikumpulkan dan dibagikan untuk kaum duafa.  “Kenapa kami seperti itu, karena kami juga ingin membahagiakan dan menunjukkan kasih sayang kami bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

Apalagi kegiatan wirausaha kuliner itu dilakukan bersama-sama dengan mereka yang berusia senja lainnya. Hal itu memunculkan kebahagiaan setiap melakukannya. Sebab, Jumati bisa berkumpul dengan mereka yang seumuran sekaligus bisa berbagi cerita dan kebahagiaan.

Bersama teman-teman sejawatnya yang juga berusia lanjut, dia berpesan jika di usia lanjut itu bukan berarti harus bersantai-santai, tidur terus-menerus, dan sebagainya. Justru masih dapat digunakan untuk berkegiatan yang bermanfaat lainnya, hingga bisa bermanfaat juga bagi orang lain. Sehingga, tidak hanya tubuh menjadi sehat dan tidak sakit-sakitan, tapi juga kebahagiaan akan mudah didapatkan. (c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca