JEMBER, RADARJEMBER.ID – Memasuki bulan puasa, semakin hari pedagang asongan di trotoar Jembatan Semanggi kian bertambah banyak.
Beralaskan karpet sederhana, mereka duduk di tepi jalan sejak pagi, sekitar pukul 08.00. Barang yang dijual pun bervariasi. Ada yang berjualan sapu, buah-buahan khas Ramadan, hingga mainan anak.
Rata-rata pendagang di trotoar tersebut merupakan lansia yang datang dari pinggiran kota. Nawa, 68, adalah salah satunya. Kakek penjual blewah tersebut berasal dari Kecamatan Jenggawah, yang jaraknya sekitar 23 Km dari pusat kota. Dia membuka lapak dagangannya sejak pukul 08.00 hingga larut malam sekitar pukul 22.00.
Nawa mengatakan, berjualan di trotoar jembatan memiliki peluang besar untuk meraup untung. Sebab, saat bulan puasa banyak pengendara yang mampir di Taman Semanggi. Terutama saat menjelang sore atau saat ngabuburit.
“Lumayan juga di sini. Kadang yang lewat berhenti buat beli. Kadang orang yang buka di taman juga yang beli,” tuturnya.
Sebelumnya, Nawa biasanya berjualan buah pisang keliling di sekitar rumahnya. Paling jauh hanya di daerah Kecamatan Kaliwates saja.
Berbeda dengan Nawa, Ahmadi, 72, yang juga menjual pisang di area trotoar, mengatakan, berjualan di pinggir jalan telah menjadi kebiasaannya dalam mengisi waktu di bulan Ramadan. Dia bersama sang istri sengaja berjualan selama satu bulan penuh di tempat itu.
Dia juga mengaku, berjualan di area Jembatan Semanggi tak hanya berpotensi untuk laku keras. Namun juga bisa mendapat sajian khas Ramadan, seperti takjil dan nasi kotak secara gratis.
“Tiap sore di sini ada yang bagi-bagi makanan sama takjil. Jadi nggak perlu beli dan nggak usah pulang ke rumah. Karena bisa buka puasa di sini,” ungkapnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, setidaknya terdapat sekitar sepuluh pedagang asongan yang berjualan di trotoar kawasan Jembatan Semanggi tersebut.
Reporter: mg1
Fotografer: mg1
Editor: Mahrus Sholih