Mobile_AP_Rectangle 1
BALUNG TUTUL, Radar Jember – Geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Balung Tutul, Kecamatan Balung, tetap eksis. Bahkan, hampir seluruh warga desanya menggeluti bidang UMKM kerajinan kayu.
BACA JUGA : Tuntutan Warga Terkait Operasional, PT Imasco Akui Ada Driver Melanggar
Mereka kompak membuat pernak-pernik aksesori ataupun mebel dengan bahan kayu. Menurut Kasi Pemerintahan Desa Balung Tutul Maksum Nawawi, dari sekitar 3.118 kepala rumah tangga, 2.710 terdata sebagai pengusaha kerajinan berbahan dasar kayu. Menurutnya, itu merupakan salah satu peluang yang akan terus dibina dan dikembangkan di Desa Balung Tutul. “Hanya 400 KK yang tidak sebagai pelaku usaha kerajinan,” terangnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Maksum menyebutkan, terkait pembinaan, pihak pemdes sudah melakukan kegiatan yang sifatnya pengembangan. Salah satu agenda tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 silam. Selain itu, pemdes bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Jember.
Di Balung Tutul, perajin kayu itu banyak berasal dari Dusun Krajan. Setelah itu, ada Dusun Kebon dan Dusun Madura yang sementara ini mulai muncul perajin baru. Maksum menambahkan, geliat UMKM kerajinan itu bukan tanpa kendala. Salah satu kendala yang masih sering dihadapi perajin mengenai pemasaran dan promosi. Meski begitu, penjualan kerajinan itu sudah ekspor ke luar negeri. “Mulai dari Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Tiongkok, dan India,” bebernya. (mg3/c2/bud)
- Advertisement -
BALUNG TUTUL, Radar Jember – Geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Balung Tutul, Kecamatan Balung, tetap eksis. Bahkan, hampir seluruh warga desanya menggeluti bidang UMKM kerajinan kayu.
BACA JUGA : Tuntutan Warga Terkait Operasional, PT Imasco Akui Ada Driver Melanggar
Mereka kompak membuat pernak-pernik aksesori ataupun mebel dengan bahan kayu. Menurut Kasi Pemerintahan Desa Balung Tutul Maksum Nawawi, dari sekitar 3.118 kepala rumah tangga, 2.710 terdata sebagai pengusaha kerajinan berbahan dasar kayu. Menurutnya, itu merupakan salah satu peluang yang akan terus dibina dan dikembangkan di Desa Balung Tutul. “Hanya 400 KK yang tidak sebagai pelaku usaha kerajinan,” terangnya.
Maksum menyebutkan, terkait pembinaan, pihak pemdes sudah melakukan kegiatan yang sifatnya pengembangan. Salah satu agenda tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 silam. Selain itu, pemdes bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Jember.
Di Balung Tutul, perajin kayu itu banyak berasal dari Dusun Krajan. Setelah itu, ada Dusun Kebon dan Dusun Madura yang sementara ini mulai muncul perajin baru. Maksum menambahkan, geliat UMKM kerajinan itu bukan tanpa kendala. Salah satu kendala yang masih sering dihadapi perajin mengenai pemasaran dan promosi. Meski begitu, penjualan kerajinan itu sudah ekspor ke luar negeri. “Mulai dari Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Tiongkok, dan India,” bebernya. (mg3/c2/bud)
BALUNG TUTUL, Radar Jember – Geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Balung Tutul, Kecamatan Balung, tetap eksis. Bahkan, hampir seluruh warga desanya menggeluti bidang UMKM kerajinan kayu.
BACA JUGA : Tuntutan Warga Terkait Operasional, PT Imasco Akui Ada Driver Melanggar
Mereka kompak membuat pernak-pernik aksesori ataupun mebel dengan bahan kayu. Menurut Kasi Pemerintahan Desa Balung Tutul Maksum Nawawi, dari sekitar 3.118 kepala rumah tangga, 2.710 terdata sebagai pengusaha kerajinan berbahan dasar kayu. Menurutnya, itu merupakan salah satu peluang yang akan terus dibina dan dikembangkan di Desa Balung Tutul. “Hanya 400 KK yang tidak sebagai pelaku usaha kerajinan,” terangnya.
Maksum menyebutkan, terkait pembinaan, pihak pemdes sudah melakukan kegiatan yang sifatnya pengembangan. Salah satu agenda tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 silam. Selain itu, pemdes bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Jember.
Di Balung Tutul, perajin kayu itu banyak berasal dari Dusun Krajan. Setelah itu, ada Dusun Kebon dan Dusun Madura yang sementara ini mulai muncul perajin baru. Maksum menambahkan, geliat UMKM kerajinan itu bukan tanpa kendala. Salah satu kendala yang masih sering dihadapi perajin mengenai pemasaran dan promosi. Meski begitu, penjualan kerajinan itu sudah ekspor ke luar negeri. “Mulai dari Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Tiongkok, dan India,” bebernya. (mg3/c2/bud)