Mobile_AP_Rectangle 1
RADAR JEMBER.ID – Di Dusun Krajan, Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, terdapat ratusan orang menekuni profesi pembuatan sangkar burung. Salah satunya adalah Suyono, yang telah melakoni pekerjaan sekitar 20 tahun. Itu pun dijalani sendiri oleh bapak dua orang anak itu tanpa dibantu orang lain. “Sangkar burung ini dibuat dari kayu sengon. Kayu jenis ini mudah didapatkan dan harganya terjangkau,” ungkap Suyono.
Dari pengakuan pria kelahiran Desa Mengen, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso itu, setiap dua minggu sekali dia menghabiskan 100 batang kayu sengon panjang 2,1 meter dan memiliki ketebalan 3 sentimeter. “Kayu sengon didatangkan dari sekitarĀ Sukowono. Agar sangkar burung ini usianya bisa tahan lama, maka sengaja menggunakan sengon yang tua,” tegas Suyono.
Dalam sehari, Suyono dan istrinya bisa memproduksi 10 sampai 15 sangkar burung. Harga paling murah harga satu sangkar burung buatan Suyono Rp 75.000 dan paling mahal Rp 1.500.000.
Mobile_AP_Rectangle 2
Sementara itu, produsen sangkar burung lainnya, Dinul Mohabati, menjelaskan, tingkat kesulitan membuat sangkar burung terletak pada proses penyelesaian mahkota dan kaki. Sebab, bagian ini dilengkapi ukiran untuk mempercantik tampilan sangkar burung tersebut.
Kini, produsen sangkar burung di Dusun Krajan, Desa Dawuhan Mangli, ini lebih memilih memasarkan produknya secara daring, mengikuti perkembangan zaman. Langkah itu pun membuahkan hasil. Kini sangkar burung dari Kabupaten Jember ini mulai merambah ke berbagai penjuru Nusantara. Apalagi, kualitasnya tidak kalah dengan sangkar burung dari daerah lain. (*)
- Advertisement -
RADAR JEMBER.ID – Di Dusun Krajan, Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, terdapat ratusan orang menekuni profesi pembuatan sangkar burung. Salah satunya adalah Suyono, yang telah melakoni pekerjaan sekitar 20 tahun. Itu pun dijalani sendiri oleh bapak dua orang anak itu tanpa dibantu orang lain. “Sangkar burung ini dibuat dari kayu sengon. Kayu jenis ini mudah didapatkan dan harganya terjangkau,” ungkap Suyono.
Dari pengakuan pria kelahiran Desa Mengen, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso itu, setiap dua minggu sekali dia menghabiskan 100 batang kayu sengon panjang 2,1 meter dan memiliki ketebalan 3 sentimeter. “Kayu sengon didatangkan dari sekitarĀ Sukowono. Agar sangkar burung ini usianya bisa tahan lama, maka sengaja menggunakan sengon yang tua,” tegas Suyono.
Dalam sehari, Suyono dan istrinya bisa memproduksi 10 sampai 15 sangkar burung. Harga paling murah harga satu sangkar burung buatan Suyono Rp 75.000 dan paling mahal Rp 1.500.000.
Sementara itu, produsen sangkar burung lainnya, Dinul Mohabati, menjelaskan, tingkat kesulitan membuat sangkar burung terletak pada proses penyelesaian mahkota dan kaki. Sebab, bagian ini dilengkapi ukiran untuk mempercantik tampilan sangkar burung tersebut.
Kini, produsen sangkar burung di Dusun Krajan, Desa Dawuhan Mangli, ini lebih memilih memasarkan produknya secara daring, mengikuti perkembangan zaman. Langkah itu pun membuahkan hasil. Kini sangkar burung dari Kabupaten Jember ini mulai merambah ke berbagai penjuru Nusantara. Apalagi, kualitasnya tidak kalah dengan sangkar burung dari daerah lain. (*)
RADAR JEMBER.ID – Di Dusun Krajan, Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, terdapat ratusan orang menekuni profesi pembuatan sangkar burung. Salah satunya adalah Suyono, yang telah melakoni pekerjaan sekitar 20 tahun. Itu pun dijalani sendiri oleh bapak dua orang anak itu tanpa dibantu orang lain. “Sangkar burung ini dibuat dari kayu sengon. Kayu jenis ini mudah didapatkan dan harganya terjangkau,” ungkap Suyono.
Dari pengakuan pria kelahiran Desa Mengen, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso itu, setiap dua minggu sekali dia menghabiskan 100 batang kayu sengon panjang 2,1 meter dan memiliki ketebalan 3 sentimeter. “Kayu sengon didatangkan dari sekitarĀ Sukowono. Agar sangkar burung ini usianya bisa tahan lama, maka sengaja menggunakan sengon yang tua,” tegas Suyono.
Dalam sehari, Suyono dan istrinya bisa memproduksi 10 sampai 15 sangkar burung. Harga paling murah harga satu sangkar burung buatan Suyono Rp 75.000 dan paling mahal Rp 1.500.000.
Sementara itu, produsen sangkar burung lainnya, Dinul Mohabati, menjelaskan, tingkat kesulitan membuat sangkar burung terletak pada proses penyelesaian mahkota dan kaki. Sebab, bagian ini dilengkapi ukiran untuk mempercantik tampilan sangkar burung tersebut.
Kini, produsen sangkar burung di Dusun Krajan, Desa Dawuhan Mangli, ini lebih memilih memasarkan produknya secara daring, mengikuti perkembangan zaman. Langkah itu pun membuahkan hasil. Kini sangkar burung dari Kabupaten Jember ini mulai merambah ke berbagai penjuru Nusantara. Apalagi, kualitasnya tidak kalah dengan sangkar burung dari daerah lain. (*)