22.4 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Bandara Notohadinegoro Tak Layani Penerbangan Komersial, ini Alasannya

Belum ada maskapai penerbangan yang masuk

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak merebaknya Covid-19, Bandara Notohadinegoro belum melayani penerbangan komersial. Namun, sementara ini masih membuka kegiatan carter dan latihan untuk sekolah penerbangan saja.

Baca Juga : Dua Pencuri Rel di Puger Jember Tertangkap, Satu Masih Buron

Edy Purnomo, Kepala Bandara Notohadinegoro, mengatakan, penerbangan terakhirnya pada April 2020. Alasan belum beroperasinya pesawat komersial ini karena belum ada lagi maskapai yang masuk. “Sebelumnya ada Garuda Indonesia, Citilink, dan Wings Air,” sebut Edy. Rutenya jarak dekat, Jember–Surabaya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Hingga saat ini pihaknya terus berupaya mencari maskapai yang mau beroperasi di bandara Jember. Kepala bandara bersama Dinas Perhubungan berusaha meyakinkan perusahaan penerbangan dengan memberikan penawaran yang potensial. “Kami sedang melakukan pengembangan dan memberikan penawaran yang potensial mencari rute-rute alternatif,” sambungnya.

Dia menambahkan bahwa pandemi menjadi penyebab utama berhentinya penerbangan di Jember. Sebab, kebanyakan maskapai yang bertahan di beberapa bandara sekitar Jember memiliki rute jarak jauh. Kata Edy, pihak maskapai lebih mempertimbangkan hal ini.

Bandara Notohadinegoro selama ini hanya melayani rute jarak dekat. Saat pandemi, penumpang moda transportasi udara ini mulai berkurang. Ditambah dengan fasilitas angkutan darat yang juga cepat. “Sekarang juga terbantu ada tol, jadi bisa cepat juga,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Sedangkan untuk layanan carter sifatnya hanya insidental. Jika ada agenda khusus pejabat-pejabat tinggi seperti presiden dan menteri di Jember, maka helikopter atau pesawat pribadi mendarat di Bandara Notohadinegoro. Namun, menjelang Lebaran ini, pihak bandara masih belum mendapatkan informasi terkait jadwal carter pejabat.

Mengingat, Lebaran tahun lalu, tutur Edy, ada beberapa pejabat tinggi negara yang melakukan carter di sana. Karena layanan umum belum beroperasi, pihaknya gencar mencari cara dan memikirkan rute-rute tujuan yang bisa ditawarkan kepada maskapai.

Dalam keterangannya, Edy juga berharap Bandara Notohadinegoro segera bisa membuka penerbangan untuk umum kembali. Dia mengimbau agar masyarakat turut berpartisipasi untuk mengaktifkan kembali. “Ayo bersama-sama hidupkan kembali transportasi penerbangan,” imbaunya kepada masyarakat Jember. Dia menyadari bahwa penumpang juga menjadi bagian dari hidupnya bandara. (mg8/c2/nur)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak merebaknya Covid-19, Bandara Notohadinegoro belum melayani penerbangan komersial. Namun, sementara ini masih membuka kegiatan carter dan latihan untuk sekolah penerbangan saja.

Baca Juga : Dua Pencuri Rel di Puger Jember Tertangkap, Satu Masih Buron

Edy Purnomo, Kepala Bandara Notohadinegoro, mengatakan, penerbangan terakhirnya pada April 2020. Alasan belum beroperasinya pesawat komersial ini karena belum ada lagi maskapai yang masuk. “Sebelumnya ada Garuda Indonesia, Citilink, dan Wings Air,” sebut Edy. Rutenya jarak dekat, Jember–Surabaya.

Hingga saat ini pihaknya terus berupaya mencari maskapai yang mau beroperasi di bandara Jember. Kepala bandara bersama Dinas Perhubungan berusaha meyakinkan perusahaan penerbangan dengan memberikan penawaran yang potensial. “Kami sedang melakukan pengembangan dan memberikan penawaran yang potensial mencari rute-rute alternatif,” sambungnya.

Dia menambahkan bahwa pandemi menjadi penyebab utama berhentinya penerbangan di Jember. Sebab, kebanyakan maskapai yang bertahan di beberapa bandara sekitar Jember memiliki rute jarak jauh. Kata Edy, pihak maskapai lebih mempertimbangkan hal ini.

Bandara Notohadinegoro selama ini hanya melayani rute jarak dekat. Saat pandemi, penumpang moda transportasi udara ini mulai berkurang. Ditambah dengan fasilitas angkutan darat yang juga cepat. “Sekarang juga terbantu ada tol, jadi bisa cepat juga,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Sedangkan untuk layanan carter sifatnya hanya insidental. Jika ada agenda khusus pejabat-pejabat tinggi seperti presiden dan menteri di Jember, maka helikopter atau pesawat pribadi mendarat di Bandara Notohadinegoro. Namun, menjelang Lebaran ini, pihak bandara masih belum mendapatkan informasi terkait jadwal carter pejabat.

Mengingat, Lebaran tahun lalu, tutur Edy, ada beberapa pejabat tinggi negara yang melakukan carter di sana. Karena layanan umum belum beroperasi, pihaknya gencar mencari cara dan memikirkan rute-rute tujuan yang bisa ditawarkan kepada maskapai.

Dalam keterangannya, Edy juga berharap Bandara Notohadinegoro segera bisa membuka penerbangan untuk umum kembali. Dia mengimbau agar masyarakat turut berpartisipasi untuk mengaktifkan kembali. “Ayo bersama-sama hidupkan kembali transportasi penerbangan,” imbaunya kepada masyarakat Jember. Dia menyadari bahwa penumpang juga menjadi bagian dari hidupnya bandara. (mg8/c2/nur)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak merebaknya Covid-19, Bandara Notohadinegoro belum melayani penerbangan komersial. Namun, sementara ini masih membuka kegiatan carter dan latihan untuk sekolah penerbangan saja.

Baca Juga : Dua Pencuri Rel di Puger Jember Tertangkap, Satu Masih Buron

Edy Purnomo, Kepala Bandara Notohadinegoro, mengatakan, penerbangan terakhirnya pada April 2020. Alasan belum beroperasinya pesawat komersial ini karena belum ada lagi maskapai yang masuk. “Sebelumnya ada Garuda Indonesia, Citilink, dan Wings Air,” sebut Edy. Rutenya jarak dekat, Jember–Surabaya.

Hingga saat ini pihaknya terus berupaya mencari maskapai yang mau beroperasi di bandara Jember. Kepala bandara bersama Dinas Perhubungan berusaha meyakinkan perusahaan penerbangan dengan memberikan penawaran yang potensial. “Kami sedang melakukan pengembangan dan memberikan penawaran yang potensial mencari rute-rute alternatif,” sambungnya.

Dia menambahkan bahwa pandemi menjadi penyebab utama berhentinya penerbangan di Jember. Sebab, kebanyakan maskapai yang bertahan di beberapa bandara sekitar Jember memiliki rute jarak jauh. Kata Edy, pihak maskapai lebih mempertimbangkan hal ini.

Bandara Notohadinegoro selama ini hanya melayani rute jarak dekat. Saat pandemi, penumpang moda transportasi udara ini mulai berkurang. Ditambah dengan fasilitas angkutan darat yang juga cepat. “Sekarang juga terbantu ada tol, jadi bisa cepat juga,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Sedangkan untuk layanan carter sifatnya hanya insidental. Jika ada agenda khusus pejabat-pejabat tinggi seperti presiden dan menteri di Jember, maka helikopter atau pesawat pribadi mendarat di Bandara Notohadinegoro. Namun, menjelang Lebaran ini, pihak bandara masih belum mendapatkan informasi terkait jadwal carter pejabat.

Mengingat, Lebaran tahun lalu, tutur Edy, ada beberapa pejabat tinggi negara yang melakukan carter di sana. Karena layanan umum belum beroperasi, pihaknya gencar mencari cara dan memikirkan rute-rute tujuan yang bisa ditawarkan kepada maskapai.

Dalam keterangannya, Edy juga berharap Bandara Notohadinegoro segera bisa membuka penerbangan untuk umum kembali. Dia mengimbau agar masyarakat turut berpartisipasi untuk mengaktifkan kembali. “Ayo bersama-sama hidupkan kembali transportasi penerbangan,” imbaunya kepada masyarakat Jember. Dia menyadari bahwa penumpang juga menjadi bagian dari hidupnya bandara. (mg8/c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca