25.9 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Pekerja Migran Jember Kena Mental

16 Orang Pilih Pulang

Mobile_AP_Rectangle 1

KEPATIHAN, Radar Jember – Jember merupakan salah satu daerah penyumbang pekerja migran. Sayangnya, tidak semua pekerja migran kuat bekerja di luar negeri. Bahkan, awal tahun ini saja sudah 16 pekerja memilih pulang, karena tidak kuat mental.

BACA JUGA : Tidak Terima Jadi Tersangka Pencabulan, Kiai Fahim Gugat Polres Jember!

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Jember Bambang Rudianto mengatakan, pada awal tahun 2023 saja telah ada 80 pekerja migran Jember yang berangkat kerja di Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Brunei. Tetapi, beberapa di antara pekerja migran asal Jember yang baru berangkat justru memilih pulang. “Ada 16 pekerja migran Jember yang meminta pulang dan saat ini sudah pulang. Padahal, baru berangkat akhir tahun kemarin (tahun 2022, Red),” ucapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Mereka yang meminta pulang merupakan warga dari Kecamatan Silo, Kecamatan Mayang, dan Kecamatan Tempurejo. Bambang menyimpulkan, pekerja migran yang meminta pulang itu bukan akibat kekerasan fisik atau tindakan pelecehan. Tapi, tidak kuat terhadap tekanan mental dan tidak betah hidup di luar negeri yang memiliki perbedaan dengan kehidupan masyarakat Jember. “Tertekan mental dan batinnya itu wajar, karena mereka (pekerja migran yang baru berangkat, Red) itu di luar negeri adalah orang asing,” imbuhnya.

Kasus tekanan mental tersebut bisa disebabkan oleh lingkungan yang baru, teman kerja, majikan, atau pemimpin perusahaan setempat. Hal itu menjadi perhatian bagi Disnaker Jember untuk lebih mendalami wilayah penempatan kerja.

- Advertisement -

KEPATIHAN, Radar Jember – Jember merupakan salah satu daerah penyumbang pekerja migran. Sayangnya, tidak semua pekerja migran kuat bekerja di luar negeri. Bahkan, awal tahun ini saja sudah 16 pekerja memilih pulang, karena tidak kuat mental.

BACA JUGA : Tidak Terima Jadi Tersangka Pencabulan, Kiai Fahim Gugat Polres Jember!

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Jember Bambang Rudianto mengatakan, pada awal tahun 2023 saja telah ada 80 pekerja migran Jember yang berangkat kerja di Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Brunei. Tetapi, beberapa di antara pekerja migran asal Jember yang baru berangkat justru memilih pulang. “Ada 16 pekerja migran Jember yang meminta pulang dan saat ini sudah pulang. Padahal, baru berangkat akhir tahun kemarin (tahun 2022, Red),” ucapnya.

Mereka yang meminta pulang merupakan warga dari Kecamatan Silo, Kecamatan Mayang, dan Kecamatan Tempurejo. Bambang menyimpulkan, pekerja migran yang meminta pulang itu bukan akibat kekerasan fisik atau tindakan pelecehan. Tapi, tidak kuat terhadap tekanan mental dan tidak betah hidup di luar negeri yang memiliki perbedaan dengan kehidupan masyarakat Jember. “Tertekan mental dan batinnya itu wajar, karena mereka (pekerja migran yang baru berangkat, Red) itu di luar negeri adalah orang asing,” imbuhnya.

Kasus tekanan mental tersebut bisa disebabkan oleh lingkungan yang baru, teman kerja, majikan, atau pemimpin perusahaan setempat. Hal itu menjadi perhatian bagi Disnaker Jember untuk lebih mendalami wilayah penempatan kerja.

KEPATIHAN, Radar Jember – Jember merupakan salah satu daerah penyumbang pekerja migran. Sayangnya, tidak semua pekerja migran kuat bekerja di luar negeri. Bahkan, awal tahun ini saja sudah 16 pekerja memilih pulang, karena tidak kuat mental.

BACA JUGA : Tidak Terima Jadi Tersangka Pencabulan, Kiai Fahim Gugat Polres Jember!

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Jember Bambang Rudianto mengatakan, pada awal tahun 2023 saja telah ada 80 pekerja migran Jember yang berangkat kerja di Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Brunei. Tetapi, beberapa di antara pekerja migran asal Jember yang baru berangkat justru memilih pulang. “Ada 16 pekerja migran Jember yang meminta pulang dan saat ini sudah pulang. Padahal, baru berangkat akhir tahun kemarin (tahun 2022, Red),” ucapnya.

Mereka yang meminta pulang merupakan warga dari Kecamatan Silo, Kecamatan Mayang, dan Kecamatan Tempurejo. Bambang menyimpulkan, pekerja migran yang meminta pulang itu bukan akibat kekerasan fisik atau tindakan pelecehan. Tapi, tidak kuat terhadap tekanan mental dan tidak betah hidup di luar negeri yang memiliki perbedaan dengan kehidupan masyarakat Jember. “Tertekan mental dan batinnya itu wajar, karena mereka (pekerja migran yang baru berangkat, Red) itu di luar negeri adalah orang asing,” imbuhnya.

Kasus tekanan mental tersebut bisa disebabkan oleh lingkungan yang baru, teman kerja, majikan, atau pemimpin perusahaan setempat. Hal itu menjadi perhatian bagi Disnaker Jember untuk lebih mendalami wilayah penempatan kerja.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca