Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Raut semangat nan gembira terlihat jelas pada wajah Nur Kholis kala mengikuti manasik haji Jember di Gedung Serbaguna GOR PKPSO Kaliwates, Senin (15/5) lalu. Ia menjadi salah satu dari sekitar 1.744 calon jamaah haji asal Jember yang sedianya akan mengikuti prosesi ibadah haji ke Tanah Suci tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi ini.
BACA JUGA : Hadapi Tantangan Digitalisasi, BRI Perkuat Kapabilitas Talenta Digital
Nur Kholis berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima itu setelah namanya tercatat sebagai daftar prioritas jamaah yang berangkat haji tahun ini oleh Kantor Kemenag Jember. Bersama rekan-rekannya saat mengikuti manasik kala itu, Nur Kholis seolah masih belum percaya bahwa impiannya yang telah ia rajut sejak 12 tahun lalu, kini sudah di depan mata dan akan tercapai.
Mobile_AP_Rectangle 2
Ya, ayah tiga anak itu memang memiliki riwayat perjuangan yang tak mudah untuk menunaikan ibadah haji perdananya ini. Butuh waktu belasan tahun untuk dia bisa menikmati buah keringatnya. “Alhamdulillah, saya bisa mengikuti rencana keberangkatan haji tahun ini,” akunya saat ditemui di sela-sela manasik, kala itu.
Sebelum ditetapkan sebagai calon jamaah haji tahun ini, banyak perjuangan tak mudah yang harus ia lalui. Dia diketahui merupakan warga Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, yang sehari-harinya bekerja sebagai petani palawija, tak jauh dari rumahnya.
Selama bertani, tentu bukan hal mudah untuk dia bisa menyisihkan uang dari hasil panen tanamannya. Ada kalanya, harga jual yang kurang bersahabat, sampai pada persoalan laten, kesulitan mendapatkan pupuk. Seolah sudah menjadi permasalahan yang setia menemani kaum petani.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Raut semangat nan gembira terlihat jelas pada wajah Nur Kholis kala mengikuti manasik haji Jember di Gedung Serbaguna GOR PKPSO Kaliwates, Senin (15/5) lalu. Ia menjadi salah satu dari sekitar 1.744 calon jamaah haji asal Jember yang sedianya akan mengikuti prosesi ibadah haji ke Tanah Suci tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi ini.
BACA JUGA : Hadapi Tantangan Digitalisasi, BRI Perkuat Kapabilitas Talenta Digital
Nur Kholis berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima itu setelah namanya tercatat sebagai daftar prioritas jamaah yang berangkat haji tahun ini oleh Kantor Kemenag Jember. Bersama rekan-rekannya saat mengikuti manasik kala itu, Nur Kholis seolah masih belum percaya bahwa impiannya yang telah ia rajut sejak 12 tahun lalu, kini sudah di depan mata dan akan tercapai.
Ya, ayah tiga anak itu memang memiliki riwayat perjuangan yang tak mudah untuk menunaikan ibadah haji perdananya ini. Butuh waktu belasan tahun untuk dia bisa menikmati buah keringatnya. “Alhamdulillah, saya bisa mengikuti rencana keberangkatan haji tahun ini,” akunya saat ditemui di sela-sela manasik, kala itu.
Sebelum ditetapkan sebagai calon jamaah haji tahun ini, banyak perjuangan tak mudah yang harus ia lalui. Dia diketahui merupakan warga Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, yang sehari-harinya bekerja sebagai petani palawija, tak jauh dari rumahnya.
Selama bertani, tentu bukan hal mudah untuk dia bisa menyisihkan uang dari hasil panen tanamannya. Ada kalanya, harga jual yang kurang bersahabat, sampai pada persoalan laten, kesulitan mendapatkan pupuk. Seolah sudah menjadi permasalahan yang setia menemani kaum petani.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Raut semangat nan gembira terlihat jelas pada wajah Nur Kholis kala mengikuti manasik haji Jember di Gedung Serbaguna GOR PKPSO Kaliwates, Senin (15/5) lalu. Ia menjadi salah satu dari sekitar 1.744 calon jamaah haji asal Jember yang sedianya akan mengikuti prosesi ibadah haji ke Tanah Suci tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi ini.
BACA JUGA : Hadapi Tantangan Digitalisasi, BRI Perkuat Kapabilitas Talenta Digital
Nur Kholis berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima itu setelah namanya tercatat sebagai daftar prioritas jamaah yang berangkat haji tahun ini oleh Kantor Kemenag Jember. Bersama rekan-rekannya saat mengikuti manasik kala itu, Nur Kholis seolah masih belum percaya bahwa impiannya yang telah ia rajut sejak 12 tahun lalu, kini sudah di depan mata dan akan tercapai.
Ya, ayah tiga anak itu memang memiliki riwayat perjuangan yang tak mudah untuk menunaikan ibadah haji perdananya ini. Butuh waktu belasan tahun untuk dia bisa menikmati buah keringatnya. “Alhamdulillah, saya bisa mengikuti rencana keberangkatan haji tahun ini,” akunya saat ditemui di sela-sela manasik, kala itu.
Sebelum ditetapkan sebagai calon jamaah haji tahun ini, banyak perjuangan tak mudah yang harus ia lalui. Dia diketahui merupakan warga Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, yang sehari-harinya bekerja sebagai petani palawija, tak jauh dari rumahnya.
Selama bertani, tentu bukan hal mudah untuk dia bisa menyisihkan uang dari hasil panen tanamannya. Ada kalanya, harga jual yang kurang bersahabat, sampai pada persoalan laten, kesulitan mendapatkan pupuk. Seolah sudah menjadi permasalahan yang setia menemani kaum petani.