JEMBER, RADARJEMBER.ID – Penanganan Covid-19 terkait dengan pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi fokus utama saat ini. Hal serupa juga dilakukan di daerah-daerah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Jember. Pemerintah berupaya menekan penambahan kasus Covid-19, terutama dengan munculnya kasus varian baru.
Namun, ada hal lain yang perlu dilakukan oleh tiap-tiap daerah selain penanggulangan Covid-19. Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Ir Artono menyatakan bahwa sejumlah 6.870 PMI dipulangkan mulai 28 April hingga 17 Mei. Sementara di Jember, ada sebanyak 439 orang yang sudah pulang, berdasarkan data notifikasi Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Meski begitu, masih ada ratusan lainnya. Mengingat, total yang diberangkatkan sebanyak 1.147 PMI.
Artono menyatakan bahwa pemulangan itu demi mencegah penambahan kasus memang penting. “Namun, penanganan setelahnya juga tak kalah penting,” katanya. Karena itu, pihaknya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Jember untuk menyiapkan regulasi terkait dengan penanganan pasca-pemulangan itu.
Seperti diketahui, lanjutnya, ada peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 450 ribu hingga 500 ribu per tahun di Jatim dari lulusan SMK/SMA yang belum mendapatkan pekerjaan. “Karena itu, jangan sampai ada penambahan pengangguran dari para pekerja migran ini,” ulasnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, Bupati Jember Hendy Siswanto menerangkan bahwa para pekerja migran itu merupakan pahlawan devisa. Jadi, sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus setelah mereka dipulangkan juga karena dampak dari Covid-19. “Pergi nggak bawa uang, mereka pulang bisa membawa uang,” terangnya.
Pertama, Hendy menyatakan bahwa pihaknya bakal menyediakan layanan berupa aplikasi monitoring berupa Migrantcare. “Tujuannya, supaya bisa berhubungan secara langsung dengan seluruh pekerja migran yang masih bekerja di luar negeri,” paparnya. Dengan begitu, ada komunikasi yang bisa digunakan untuk memperbarui keadaan para pekerja migran itu. Salah satunya jika terjadi kekerasan.
Selanjutnya, bisa dengan memberi celah para UMKM untuk bekerja sama dengan para buruh migran dalam menjajakan barang dagangannya di luar negeri. “Kan ada jatah libur di sana. Kalau pas libur, bisa diisi dengan berjualan produk UMKM Jember,” lanjutnya. Namun, segera mendatangkan investor juga menjadi cara ampuh untuk membuka lapangan pekerjaan di Jember.
Hal itu senada dengan yang disampaikan oleh Artono. “Mendatangkan investor dan membuka lapangan pekerjaan bisa menjadi kunci mengurangi pengangguran,” papar Artono. Baik untuk para pekerja migran yang baru pulang maupun pengangguran di Jember.
Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti