Mobile_AP_Rectangle 1
Selain Wulan, potensi imbas dari penurunan level PPKM juga dialami Hasri, salah satu penjual suvenir atau oleh-oleh khas Jember. Sejak memasuki PPKM level 2, pengunjung wisata mulai berdatangan. Biasanya pada PPKM level 4, dalam sehari hanya ada satu dua, bahkan tidak ada sama sekali pembeli suvenir yang dia jual.
“Sekarang, ya, ada beberapa. Tapi, nggak tiap hari mesti ada yang beli batik. Cuma, kalau kayak gelang, makanan khas Jember kayak suwar-suwir, prol tape, itu sudah mulai ada lagi. Artinya, yang beli itu orang luar Jember,” pungkasnya.
Reporter : Delfi Nihayah
Mobile_AP_Rectangle 2
Fotografer : Delfi Nihayah
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
Selain Wulan, potensi imbas dari penurunan level PPKM juga dialami Hasri, salah satu penjual suvenir atau oleh-oleh khas Jember. Sejak memasuki PPKM level 2, pengunjung wisata mulai berdatangan. Biasanya pada PPKM level 4, dalam sehari hanya ada satu dua, bahkan tidak ada sama sekali pembeli suvenir yang dia jual.
“Sekarang, ya, ada beberapa. Tapi, nggak tiap hari mesti ada yang beli batik. Cuma, kalau kayak gelang, makanan khas Jember kayak suwar-suwir, prol tape, itu sudah mulai ada lagi. Artinya, yang beli itu orang luar Jember,” pungkasnya.
Reporter : Delfi Nihayah
Fotografer : Delfi Nihayah
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti
Selain Wulan, potensi imbas dari penurunan level PPKM juga dialami Hasri, salah satu penjual suvenir atau oleh-oleh khas Jember. Sejak memasuki PPKM level 2, pengunjung wisata mulai berdatangan. Biasanya pada PPKM level 4, dalam sehari hanya ada satu dua, bahkan tidak ada sama sekali pembeli suvenir yang dia jual.
“Sekarang, ya, ada beberapa. Tapi, nggak tiap hari mesti ada yang beli batik. Cuma, kalau kayak gelang, makanan khas Jember kayak suwar-suwir, prol tape, itu sudah mulai ada lagi. Artinya, yang beli itu orang luar Jember,” pungkasnya.
Reporter : Delfi Nihayah
Fotografer : Delfi Nihayah
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti