JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ali Zam Zam Firdauz menjadi salah satu pemuda yang fokus bekerja sejak muda. Lima tahun yang lalu, dirinya memutuskan untuk menggeluti usaha sadel sepeda motor. Mulai dari perbaikan sampai penjualan.
Baca Juga : Dampak Gempa Jember,Pusdalops Mulai Catat Korban Jiwa, dan Bangunan Runtuh
Pria 24 tahun ini pun menceritakan perjalanan home industry yang dijalaninya saat didatangi Jawa Pos Radar Jember. Ali menyebut, sadel yang dibuat saat itu khusus anak-anak di Desa Kasiyan Timur, Kecamatan Puger.
Saat itu, dia terlihat menikmati pekerjaannya memproduksi sadel. Baginya, apa pun pekerjaanya asal menghasilkan dan halal. “Buat apa pilih-pilih pekerjaan, yang ada malah tidak dapat penghasilan,” katanya. Dia mengaku, awalnya hanya menjadi buruh serabutan dan bekerja di sebuah kios. Kerja pagi pulang sore.
Namun, dia pun memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Dua tahun pertama, dia hanya mendapat keuntungan antara Rp 20 ribu sampai Rp 40 ribu. Melihat peluang usaha jok sadel, Ali memutuskan untuk menjalankan usahanya sendiri, meskipun hanya memproduksi di rumahnya dan tidak memiliki tempat. “Saya memutuskan untuk usaha sendiri dan produksi di rumah,” ucapnya.
Ali saat itu berpikir, usaha sadel cukup banyak. Dia memutuskan memproduksi sadel khusus anak kecil. Tentu saja dia harus pandai memasarkan sadel anak. “Alasan saya hanya produksi sadel khusus anak-anak, karena lebih simpel, mudah, dan cepat. Sekarang saya juga jualannya daring,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dia pun bekerja sama dengan orang lain. Dengan modal kuota internet, dia mengunggah produk sadelnya di media sosial seperti Facebook. “Alhamdulillah, sekarang lumayan lancar walaupun tidak punya tempat khusus,” ujarnya.
Tak hanya menjual eceran, Ali juga mematok harga grosir. Dia pun mendapat banyak pesanan grosir dari sejumlah kabupaten/kota, bahkan sampai luar Negri. Dari situ, omzetnya sampai jutaan rupiah.
Pembeli lokal, menurutnya, memang belum begitu banyak. Sehari rata-rata ada 10 hingga 15 orang. Namun, selebihnya banyak mengirim ke luar kota. “Prinsip saya yang penting pelanggan tidak kecewa. Jadi, bisa berkelanjutan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Ali juga telah memiliki karyawan yang berkerja untuk membantunya. “Alhamdulillah, saya sekarang bisa membayar orang,” ujarnya sambil tersenyum.
Memiliki hasil jutaan rupiah tak lantas membuatnya pelit ilmu. Tak jarang dia juga menerima orang yang datang sekadar untuk belajar. Dari hasil jerih payahnya tersebut, kini Ali dapat memetik hasilnya. Berkat ketekunan dan ulet, dia pun banyak mendapat kepercayaan.
Jurnalis : mg2
Fotografer : mg2
Redaktur : Nur Hariri