JEMBER, RADARJEMBER.ID – Masyarakat Jember dan sekitarnya pasti mengetahui guyonan kaleng biskuit terkenal yang kerap kali diisi makanan lain. Salah satunya rengginang. Nah, sebenarnya sepenting apa sih rengginang di kala Lebaran?
Rengginang merupakan salah satu camilan khas yang wajib ada saat Lebaran tiba. Penganan berbahan dasar ketan ini sering kali disajikan dalam stoples camilan bermerek. Bukan hal baru manakala tak sedikit orang yang tertipu karena salah mengira isi stoples tersebut. Fenomena ini pun sering dijadikan meme lucu yang banyak tersebar melalui media sosial.
Sebagai camilan yang kerap muncul saat Lebaran, Jawa Pos Radar Jember coba mendatangi tempat pembuatan rengginang di Kelurahan Kebonsari. Usaha rengginang milik Ane Bionawati ini telah berjalan selama lebih dari dua tahun.
Dalam sehari, Ane Bionawati dapat memproduksi rengginang hingga 60 kilogram. Kondisi ini relatif lebih baik ketimbang pada masa Lebaran tahun lalu. Pada tahun lalu, selama pandemi Ane hanya bisa memproduksi 20 kilogram per hari. “Tahun baru memang macet. Banyak yang dikembalikan karena expired,” kata Ane Bionawati.
Namun, tahun ini produksinya relatif melambung 30 persen. Dia menganggap kenaikan produksi dari Lebaran tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa dunia bisnis bergulir normal. “Tahun ini masih belum normal. Tapi berangsur stabil,” ungkapnya.
Menurutnya, adanya pelarangan mudik berpengaruh pada jumlah pembelian dan produksi rengginang. Sebab, menurut Ahmadi, suami Ane, rengginang merupakan salah satu jenis makanan yang disiapkan untuk oleh-oleh. “Kalau oleh-oleh seperti rengginang nunggu orang mudik. Di hari raya semakin banyak yang mudik, maka semakin banyak pula permintaan untuk oleh-oleh,” ungkap Ahmadi.
Selain Ahmadi, salah satu produsen rengginang rumahan yang ada di perdesaan adalah Wiwik. Rengginang milik Wiwik tak hanya tersedia dalam bentuk mentahan, namun juga siap saji. Paling banyak permintaan rengginang mentah yang didistribusikan di pasar-pasar tradisional di Kecamatan Balung dan Puger hingga Rambipuji.
Bagi Wiwik, permintaan akan rengginang tak pernah mengalami penurunan. Baik di kala pandemi ataupun kondisi normal. Sebabnya, produk rengginang milik Wiwik tidak dibidik untuk keperluan oleh-oleh. Namun, lebih pada konsumsi rumahan. Selain itu, untuk keperluan acara katering dan beberapa rumah makan. “Kalau permintaan di pasar tidak pernah turun. Relatif stabil,” ungkap Wiwik.
Jurnalis : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti