Mobile_AP_Rectangle 1
SUMBERSARI, Radar Jember – Berhentinya penerbangan pesawat carter Cessna Grand Caravan dari Bandara Notohadinegoro Jember, belakangan muncul seruan agar pemkab memiliki pesawat terbang sendiri. Tanpa harus menyewa.
BACA JUGA :Â Ikan Mabuk Diduga Kuat Sungai Umbul Tercemar
Sekretaris Komisi B DPRD Jember David Handoko Seto menyebut, usulan pembelian pesawat itu cukup menarik. Tetapi, tetap ada syaratnya. Yakni, tetap membutuhkan kajian, seperti soal perawatan, parkir, navigasi, dan sebagainya. “Urgensi pembelian pesawat itu perlu dipertimbangkan, karena memelihara pesawat itu beda sama memelihara Fortuner,” bebernya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Selentingan itu muncul lantaran anggota DPRD geram melihat gelagat pesawat carter yang dibawahi PT Amaya Alam Semesta (AAS), hanya terbang selama 41 hari (Januari hingga 10 Februari 2023), dari kontrak awal yang dikampanyekan Bupati Jember Hendy Siswanto yakni, dari Januari hingga Maret 2023.
“Secara keuangan, kami sulit meneruskan operasional hingga tiga bulan. Namun, untuk kerja sama dengan pihak Bank Jatim, itu masih jalan. Logo Bank Jatim masih nempel di badan pesawat yang hari ini posisinya di Kalimantan,” kata Eko Rohmat Ferdiansyah, Direktur PT AAS, dalam forum hearing gabungan komisi di Ruang Banmus DPRD Jember, Senin (13/3) lalu.
- Advertisement -
SUMBERSARI, Radar Jember – Berhentinya penerbangan pesawat carter Cessna Grand Caravan dari Bandara Notohadinegoro Jember, belakangan muncul seruan agar pemkab memiliki pesawat terbang sendiri. Tanpa harus menyewa.
BACA JUGA :Â Ikan Mabuk Diduga Kuat Sungai Umbul Tercemar
Sekretaris Komisi B DPRD Jember David Handoko Seto menyebut, usulan pembelian pesawat itu cukup menarik. Tetapi, tetap ada syaratnya. Yakni, tetap membutuhkan kajian, seperti soal perawatan, parkir, navigasi, dan sebagainya. “Urgensi pembelian pesawat itu perlu dipertimbangkan, karena memelihara pesawat itu beda sama memelihara Fortuner,” bebernya.
Selentingan itu muncul lantaran anggota DPRD geram melihat gelagat pesawat carter yang dibawahi PT Amaya Alam Semesta (AAS), hanya terbang selama 41 hari (Januari hingga 10 Februari 2023), dari kontrak awal yang dikampanyekan Bupati Jember Hendy Siswanto yakni, dari Januari hingga Maret 2023.
“Secara keuangan, kami sulit meneruskan operasional hingga tiga bulan. Namun, untuk kerja sama dengan pihak Bank Jatim, itu masih jalan. Logo Bank Jatim masih nempel di badan pesawat yang hari ini posisinya di Kalimantan,” kata Eko Rohmat Ferdiansyah, Direktur PT AAS, dalam forum hearing gabungan komisi di Ruang Banmus DPRD Jember, Senin (13/3) lalu.
SUMBERSARI, Radar Jember – Berhentinya penerbangan pesawat carter Cessna Grand Caravan dari Bandara Notohadinegoro Jember, belakangan muncul seruan agar pemkab memiliki pesawat terbang sendiri. Tanpa harus menyewa.
BACA JUGA :Â Ikan Mabuk Diduga Kuat Sungai Umbul Tercemar
Sekretaris Komisi B DPRD Jember David Handoko Seto menyebut, usulan pembelian pesawat itu cukup menarik. Tetapi, tetap ada syaratnya. Yakni, tetap membutuhkan kajian, seperti soal perawatan, parkir, navigasi, dan sebagainya. “Urgensi pembelian pesawat itu perlu dipertimbangkan, karena memelihara pesawat itu beda sama memelihara Fortuner,” bebernya.
Selentingan itu muncul lantaran anggota DPRD geram melihat gelagat pesawat carter yang dibawahi PT Amaya Alam Semesta (AAS), hanya terbang selama 41 hari (Januari hingga 10 Februari 2023), dari kontrak awal yang dikampanyekan Bupati Jember Hendy Siswanto yakni, dari Januari hingga Maret 2023.
“Secara keuangan, kami sulit meneruskan operasional hingga tiga bulan. Namun, untuk kerja sama dengan pihak Bank Jatim, itu masih jalan. Logo Bank Jatim masih nempel di badan pesawat yang hari ini posisinya di Kalimantan,” kata Eko Rohmat Ferdiansyah, Direktur PT AAS, dalam forum hearing gabungan komisi di Ruang Banmus DPRD Jember, Senin (13/3) lalu.