23.3 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Harga Cabai Rawit Merangkak Naik

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID– Kenaikan harga bahan pokok dan penting (bapokting) menjelang Ramadan terus terjadi. Kenaikan harga terjadi pada beberapa komoditas. Salah satunya yaitu cabai rawit.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember pada 13 Maret lalu, harga cabai rawit mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Sementara, sebulan sebelumnya, 1 Februari, cabai rawit hanya berkisar di harga Rp 46.400 per kilogram.

Lonjakan harga tersebut tentunya disambut baik oleh para petani. Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur Jumantoro menjelaskan, dengan adanya kenaikan cabai rawit di tingkat petani, paling tidak sesuatu yang disyukuri oleh petani. Petani cabai akhirnya bisa tersenyum menghadapi bulan Ramadan. “Tetapi kita tahu bahwa dengan cuaca ekstrem ini petani sangat susah untuk bisa mempertahankan cabainya agar bisa tumbuh dengan baik,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Adanya kenaikan tersebut perlu untuk dikawal terkait perbedaan harga di tingkat petani dan pedagang. “Jangan sampai di petani harga Rp 30 ribu, di pasar Rp 80 ribu. Silakan pedagang untung, tapi paling tidak jangan sampai petani dibuntungkan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Jember Bambang Saputro berharap semua harga komoditas bahan pangan pada saat bulan puasa nanti bisa terkendali. Menangani harga cabai yang mulai naik tersebut, menurutnya, sudah dilakukan antisipasi.

Pada bulan Desember tahun lalu, Pemkab Jember memberikan bantuan bibit cabai merah, bibit cabai rawit, dan bibit bawang merah kepada masyarakat. “Dengan harapan pada saat bulan puasa bisa dipanen,” jelas Bambang.

Adanya kenaikan harga cabai menurutnya karena hampir sepanjang tahun, apalagi sangat cuaca ekstrem, banyak petani cabai yang gagal panen. Selain itu, kenaikan dipicu momen memasuki bulan Ramadan.

Disperindag Jember, tambahnya, telah berupaya untuk mengendalikan harga bapokting. Salah satunya sepanjang tahun 2023 mengadakan operasi pasar se-Kabupaten Jember. “Nanti di bulan puasa, di samping operasi pasar, juga akan dilakukan pasar murah di semua kecamatan. Ada juga bazar Ramadan yang dilaksanakan satu bulan penuh selama puasa di Alun-Alun Jember,” terangnya.

Untuk memastikan harga aman, lanjutnya, setiap hari Disperindag akan melakukan pemantauan bapokting. “Tidak hanya itu, data harga bapokting setiap harinya akan dilaporkan ke Provinsi Jatim dan Kementerian Perdagangan,” pungkasnya. (cad/c2/dwi)

 

 

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID– Kenaikan harga bahan pokok dan penting (bapokting) menjelang Ramadan terus terjadi. Kenaikan harga terjadi pada beberapa komoditas. Salah satunya yaitu cabai rawit.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember pada 13 Maret lalu, harga cabai rawit mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Sementara, sebulan sebelumnya, 1 Februari, cabai rawit hanya berkisar di harga Rp 46.400 per kilogram.

Lonjakan harga tersebut tentunya disambut baik oleh para petani. Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur Jumantoro menjelaskan, dengan adanya kenaikan cabai rawit di tingkat petani, paling tidak sesuatu yang disyukuri oleh petani. Petani cabai akhirnya bisa tersenyum menghadapi bulan Ramadan. “Tetapi kita tahu bahwa dengan cuaca ekstrem ini petani sangat susah untuk bisa mempertahankan cabainya agar bisa tumbuh dengan baik,” terangnya.

Adanya kenaikan tersebut perlu untuk dikawal terkait perbedaan harga di tingkat petani dan pedagang. “Jangan sampai di petani harga Rp 30 ribu, di pasar Rp 80 ribu. Silakan pedagang untung, tapi paling tidak jangan sampai petani dibuntungkan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Jember Bambang Saputro berharap semua harga komoditas bahan pangan pada saat bulan puasa nanti bisa terkendali. Menangani harga cabai yang mulai naik tersebut, menurutnya, sudah dilakukan antisipasi.

Pada bulan Desember tahun lalu, Pemkab Jember memberikan bantuan bibit cabai merah, bibit cabai rawit, dan bibit bawang merah kepada masyarakat. “Dengan harapan pada saat bulan puasa bisa dipanen,” jelas Bambang.

Adanya kenaikan harga cabai menurutnya karena hampir sepanjang tahun, apalagi sangat cuaca ekstrem, banyak petani cabai yang gagal panen. Selain itu, kenaikan dipicu momen memasuki bulan Ramadan.

Disperindag Jember, tambahnya, telah berupaya untuk mengendalikan harga bapokting. Salah satunya sepanjang tahun 2023 mengadakan operasi pasar se-Kabupaten Jember. “Nanti di bulan puasa, di samping operasi pasar, juga akan dilakukan pasar murah di semua kecamatan. Ada juga bazar Ramadan yang dilaksanakan satu bulan penuh selama puasa di Alun-Alun Jember,” terangnya.

Untuk memastikan harga aman, lanjutnya, setiap hari Disperindag akan melakukan pemantauan bapokting. “Tidak hanya itu, data harga bapokting setiap harinya akan dilaporkan ke Provinsi Jatim dan Kementerian Perdagangan,” pungkasnya. (cad/c2/dwi)

 

 

JEMBER, RADARJEMBER.ID– Kenaikan harga bahan pokok dan penting (bapokting) menjelang Ramadan terus terjadi. Kenaikan harga terjadi pada beberapa komoditas. Salah satunya yaitu cabai rawit.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember pada 13 Maret lalu, harga cabai rawit mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Sementara, sebulan sebelumnya, 1 Februari, cabai rawit hanya berkisar di harga Rp 46.400 per kilogram.

Lonjakan harga tersebut tentunya disambut baik oleh para petani. Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur Jumantoro menjelaskan, dengan adanya kenaikan cabai rawit di tingkat petani, paling tidak sesuatu yang disyukuri oleh petani. Petani cabai akhirnya bisa tersenyum menghadapi bulan Ramadan. “Tetapi kita tahu bahwa dengan cuaca ekstrem ini petani sangat susah untuk bisa mempertahankan cabainya agar bisa tumbuh dengan baik,” terangnya.

Adanya kenaikan tersebut perlu untuk dikawal terkait perbedaan harga di tingkat petani dan pedagang. “Jangan sampai di petani harga Rp 30 ribu, di pasar Rp 80 ribu. Silakan pedagang untung, tapi paling tidak jangan sampai petani dibuntungkan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Jember Bambang Saputro berharap semua harga komoditas bahan pangan pada saat bulan puasa nanti bisa terkendali. Menangani harga cabai yang mulai naik tersebut, menurutnya, sudah dilakukan antisipasi.

Pada bulan Desember tahun lalu, Pemkab Jember memberikan bantuan bibit cabai merah, bibit cabai rawit, dan bibit bawang merah kepada masyarakat. “Dengan harapan pada saat bulan puasa bisa dipanen,” jelas Bambang.

Adanya kenaikan harga cabai menurutnya karena hampir sepanjang tahun, apalagi sangat cuaca ekstrem, banyak petani cabai yang gagal panen. Selain itu, kenaikan dipicu momen memasuki bulan Ramadan.

Disperindag Jember, tambahnya, telah berupaya untuk mengendalikan harga bapokting. Salah satunya sepanjang tahun 2023 mengadakan operasi pasar se-Kabupaten Jember. “Nanti di bulan puasa, di samping operasi pasar, juga akan dilakukan pasar murah di semua kecamatan. Ada juga bazar Ramadan yang dilaksanakan satu bulan penuh selama puasa di Alun-Alun Jember,” terangnya.

Untuk memastikan harga aman, lanjutnya, setiap hari Disperindag akan melakukan pemantauan bapokting. “Tidak hanya itu, data harga bapokting setiap harinya akan dilaporkan ke Provinsi Jatim dan Kementerian Perdagangan,” pungkasnya. (cad/c2/dwi)

 

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca