Mobile_AP_Rectangle 1
RADARJEMBER.ID – Meski saat ini marak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), hal ini tidak berpengaruh terhadap harga jual sapi. Seperti di Pasar Hewan Jetis, Ponorogo, seekor sapi bibitan tembus hingga Rp 27 juta dan naik dari harga normalnya berkisar Rp 24 juta.
BACA JUGA : Penyebaran Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Sapi di Lumajang
Ahmad Fauzan, salah seorang pembeli asal Desa/Kecamatan Ngrayun, sengaja datang ke tersebut hari pasaran Paing itu. Namun harga sapi saat ini masih terlampau tinggi, dia terpaksa pulang tanpa membawa satu ekor sapi pun.
Mobile_AP_Rectangle 2
Aji Santoso, peternak asal Desa/Kecamatan Balong, mengaku harus membersihkan kandang dan sapi rutin tiap pagi dan sore.Kandang dan sapi selalu disemprot cairan disinfektan. sepengetahuan Aji, penyakit yang menyerang sapi selama ini adalah pes.
Gianto, Kepala Pasar Hewan Jetis mencatat jumlah pedagang kisaran 150 orang, mereka berasal dari Tulungagung, Trenggalek, Magetan, dan Madiun. Ada juga dari Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Berkisar 300-350 ekor sapi yang dijajakan. (*)
Penulis: Winardyasto
Fotografi:Dok.Radar Madiun
Sumber Berita: Radar Madiun
- Advertisement -
RADARJEMBER.ID – Meski saat ini marak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), hal ini tidak berpengaruh terhadap harga jual sapi. Seperti di Pasar Hewan Jetis, Ponorogo, seekor sapi bibitan tembus hingga Rp 27 juta dan naik dari harga normalnya berkisar Rp 24 juta.
BACA JUGA : Penyebaran Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Sapi di Lumajang
Ahmad Fauzan, salah seorang pembeli asal Desa/Kecamatan Ngrayun, sengaja datang ke tersebut hari pasaran Paing itu. Namun harga sapi saat ini masih terlampau tinggi, dia terpaksa pulang tanpa membawa satu ekor sapi pun.
Aji Santoso, peternak asal Desa/Kecamatan Balong, mengaku harus membersihkan kandang dan sapi rutin tiap pagi dan sore.Kandang dan sapi selalu disemprot cairan disinfektan. sepengetahuan Aji, penyakit yang menyerang sapi selama ini adalah pes.
Gianto, Kepala Pasar Hewan Jetis mencatat jumlah pedagang kisaran 150 orang, mereka berasal dari Tulungagung, Trenggalek, Magetan, dan Madiun. Ada juga dari Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Berkisar 300-350 ekor sapi yang dijajakan. (*)
Penulis: Winardyasto
Fotografi:Dok.Radar Madiun
Sumber Berita: Radar Madiun
RADARJEMBER.ID – Meski saat ini marak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), hal ini tidak berpengaruh terhadap harga jual sapi. Seperti di Pasar Hewan Jetis, Ponorogo, seekor sapi bibitan tembus hingga Rp 27 juta dan naik dari harga normalnya berkisar Rp 24 juta.
BACA JUGA : Penyebaran Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Sapi di Lumajang
Ahmad Fauzan, salah seorang pembeli asal Desa/Kecamatan Ngrayun, sengaja datang ke tersebut hari pasaran Paing itu. Namun harga sapi saat ini masih terlampau tinggi, dia terpaksa pulang tanpa membawa satu ekor sapi pun.
Aji Santoso, peternak asal Desa/Kecamatan Balong, mengaku harus membersihkan kandang dan sapi rutin tiap pagi dan sore.Kandang dan sapi selalu disemprot cairan disinfektan. sepengetahuan Aji, penyakit yang menyerang sapi selama ini adalah pes.
Gianto, Kepala Pasar Hewan Jetis mencatat jumlah pedagang kisaran 150 orang, mereka berasal dari Tulungagung, Trenggalek, Magetan, dan Madiun. Ada juga dari Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Berkisar 300-350 ekor sapi yang dijajakan. (*)
Penulis: Winardyasto
Fotografi:Dok.Radar Madiun
Sumber Berita: Radar Madiun