31.1 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Sempat Mati Suri, Cerita Pemilik Kafe di Kaliwates

Mobile_AP_Rectangle 1

KALIWATES, RADARJEMBER.ID – Para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), khususnya kafe di Jember, kini mulai kembali bergairah kembali. Beberapa bulan sebelumnya, mereka sempat mati suri akibat terdampak pandemi.

Pemilik kafe di Kecamatan Kaliwates, Ali Basri mengatakan, menggeliatnya usaha kafe ini dimulai sejak longgarnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akhir September lalu. Menurut dia, bisnis kopi dan minuman miliknya sempat tak berjalan. Untuk mengatasi hal tersebut, ia mencoba memasarkan melalui layanan pesan antar. Namun, upaya tersebut tak ada hasilnya. “Saya tutup selama masa PPKM. Karena, kalau buka juga nanggung,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (8/11).

Sempat selama dua pekan pertama ia membuka warung kopinya, tak ada satu pun pengunjung yang dating. Begitu juga dengan orderan melalui jasa pesan antarnya. Akhirnya, ia memutuskan menutup lapak untuk sementara waktu hingga kondisi mulai membaik.

Mobile_AP_Rectangle 2

Akhir September, ia membuka lagi usahanya itu. Tak disangka, pelanggan lama banyak yang berdatangan. Pelanggan menyambut baik usaha milik Basir. “Tidak menyangka juga, saat saya baru buka langsung banyak yang datang,” ungkapnya.

Terpisah, salah satu produsen kopi kemasan, Amaliya, mengakui, baru sejak Oktober ini kopi kemasan miliknya kembali mendapat banyak pesanan. Selama ini, dirinya harus menghentikan sementara bisnis kopi tersebut dengan pemilik kafe karena banyak yang tutup. Akibatnya, bisnisnya juga sempat terhenti. “Kemarin sampai minta kafe-kafe untuk beli produk kami. Tapi, mereka menolak. Ada yang bilang stoknya masih ada. Banyak juga alasan lainnya,” kata dia.

Ia lantas mencoba menjual melalui lapak virtual atau e-commerce. Upayanya ini memberi dampak positif karena ada peningkatan pesanan. Bahkan saat ini kopi yang biasanya hanya dibeli masyarakat lokal dan pemilik kafe di Jember, justru terjual hingga ke luar Jawa. “Alhamdulillah sampai Sulawesi, Aceh, dan Jakarta juga,” tuturnya.

Berkat keuntungan tersebut, ia pun memanfaatkan secara maksimal penjualan melalui e-commerce. Peningkatan penjualannya pun naik hingga 90 persen. “Ke depan akan kami maksimalkan penjualan online saja. Karena lebih luas dan menjanjikan,” pungkasnya

 

Reporter : Delfi Nihayah

Fotografer : Delfi Nihayah

Editor : Mahrus Sholih

- Advertisement -

KALIWATES, RADARJEMBER.ID – Para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), khususnya kafe di Jember, kini mulai kembali bergairah kembali. Beberapa bulan sebelumnya, mereka sempat mati suri akibat terdampak pandemi.

Pemilik kafe di Kecamatan Kaliwates, Ali Basri mengatakan, menggeliatnya usaha kafe ini dimulai sejak longgarnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akhir September lalu. Menurut dia, bisnis kopi dan minuman miliknya sempat tak berjalan. Untuk mengatasi hal tersebut, ia mencoba memasarkan melalui layanan pesan antar. Namun, upaya tersebut tak ada hasilnya. “Saya tutup selama masa PPKM. Karena, kalau buka juga nanggung,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (8/11).

Sempat selama dua pekan pertama ia membuka warung kopinya, tak ada satu pun pengunjung yang dating. Begitu juga dengan orderan melalui jasa pesan antarnya. Akhirnya, ia memutuskan menutup lapak untuk sementara waktu hingga kondisi mulai membaik.

Akhir September, ia membuka lagi usahanya itu. Tak disangka, pelanggan lama banyak yang berdatangan. Pelanggan menyambut baik usaha milik Basir. “Tidak menyangka juga, saat saya baru buka langsung banyak yang datang,” ungkapnya.

Terpisah, salah satu produsen kopi kemasan, Amaliya, mengakui, baru sejak Oktober ini kopi kemasan miliknya kembali mendapat banyak pesanan. Selama ini, dirinya harus menghentikan sementara bisnis kopi tersebut dengan pemilik kafe karena banyak yang tutup. Akibatnya, bisnisnya juga sempat terhenti. “Kemarin sampai minta kafe-kafe untuk beli produk kami. Tapi, mereka menolak. Ada yang bilang stoknya masih ada. Banyak juga alasan lainnya,” kata dia.

Ia lantas mencoba menjual melalui lapak virtual atau e-commerce. Upayanya ini memberi dampak positif karena ada peningkatan pesanan. Bahkan saat ini kopi yang biasanya hanya dibeli masyarakat lokal dan pemilik kafe di Jember, justru terjual hingga ke luar Jawa. “Alhamdulillah sampai Sulawesi, Aceh, dan Jakarta juga,” tuturnya.

Berkat keuntungan tersebut, ia pun memanfaatkan secara maksimal penjualan melalui e-commerce. Peningkatan penjualannya pun naik hingga 90 persen. “Ke depan akan kami maksimalkan penjualan online saja. Karena lebih luas dan menjanjikan,” pungkasnya

 

Reporter : Delfi Nihayah

Fotografer : Delfi Nihayah

Editor : Mahrus Sholih

KALIWATES, RADARJEMBER.ID – Para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), khususnya kafe di Jember, kini mulai kembali bergairah kembali. Beberapa bulan sebelumnya, mereka sempat mati suri akibat terdampak pandemi.

Pemilik kafe di Kecamatan Kaliwates, Ali Basri mengatakan, menggeliatnya usaha kafe ini dimulai sejak longgarnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akhir September lalu. Menurut dia, bisnis kopi dan minuman miliknya sempat tak berjalan. Untuk mengatasi hal tersebut, ia mencoba memasarkan melalui layanan pesan antar. Namun, upaya tersebut tak ada hasilnya. “Saya tutup selama masa PPKM. Karena, kalau buka juga nanggung,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (8/11).

Sempat selama dua pekan pertama ia membuka warung kopinya, tak ada satu pun pengunjung yang dating. Begitu juga dengan orderan melalui jasa pesan antarnya. Akhirnya, ia memutuskan menutup lapak untuk sementara waktu hingga kondisi mulai membaik.

Akhir September, ia membuka lagi usahanya itu. Tak disangka, pelanggan lama banyak yang berdatangan. Pelanggan menyambut baik usaha milik Basir. “Tidak menyangka juga, saat saya baru buka langsung banyak yang datang,” ungkapnya.

Terpisah, salah satu produsen kopi kemasan, Amaliya, mengakui, baru sejak Oktober ini kopi kemasan miliknya kembali mendapat banyak pesanan. Selama ini, dirinya harus menghentikan sementara bisnis kopi tersebut dengan pemilik kafe karena banyak yang tutup. Akibatnya, bisnisnya juga sempat terhenti. “Kemarin sampai minta kafe-kafe untuk beli produk kami. Tapi, mereka menolak. Ada yang bilang stoknya masih ada. Banyak juga alasan lainnya,” kata dia.

Ia lantas mencoba menjual melalui lapak virtual atau e-commerce. Upayanya ini memberi dampak positif karena ada peningkatan pesanan. Bahkan saat ini kopi yang biasanya hanya dibeli masyarakat lokal dan pemilik kafe di Jember, justru terjual hingga ke luar Jawa. “Alhamdulillah sampai Sulawesi, Aceh, dan Jakarta juga,” tuturnya.

Berkat keuntungan tersebut, ia pun memanfaatkan secara maksimal penjualan melalui e-commerce. Peningkatan penjualannya pun naik hingga 90 persen. “Ke depan akan kami maksimalkan penjualan online saja. Karena lebih luas dan menjanjikan,” pungkasnya

 

Reporter : Delfi Nihayah

Fotografer : Delfi Nihayah

Editor : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca