23.2 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Tetap Bertahan dengan Jualan Opak

Mobile_AP_Rectangle 1

SUMBERSARI, Radar Jember – Ibadah puasa bukan menjadi halangan untuk tetap bekerja. Termasuk bagi kakek tua bernama Mail ini. Meski usianya sudah lebih dari 70 tahun, dia tetap gigih bekerja.

Mail merupakan warga Kelurahan Wirolegi. Dia tampak menjajakan opak singkong di sepanjang Jalan Mastrip, Rabu (6/4). Sembari memanggul opak yang ada di kanan dan kirinya, Mail terlihat kesusahan membedakan jalan. Ia berjalan di tengah lalu lalang kendaraan yang melintas.

Saat ditemui, rupanya penglihatannya sudah menurun. Komunikasinya juga kurang lancar saat diajak berbicara. Dalam satu hari ini, Mail baru berhasil menjual 1 sampai 2 bungkus saja. Satu bungkusnya ia hargai Rp 10.000. “Satu, sepuluh ribu,” kata Mail pelan. Dia mengaku berjalan kaki dari Wirolegi hingga Pakem untuk berjualan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Waroh, warga Kelurahan Sumbersari yang mengaku mengenal Mail, menyampaikan bahwa Mail sudah biasa berjualan setiap hari. “Kalau sebelumnya jualan tahu,” tuturnya. Rupanya Mail sudah melakukan itu puluhan tahun dengan berjalan kaki.

Lelaki yang sudah terbilang sepuh ini tidak ingin menyusahkan anak perempuan semata wayangnya. Oleh karenanya, dia memilih berdagang apa pun yang dia bisa kerjakan. Biasanya, Mail mengambil opak dari pedagang lain untuk kemudian dijajakan. Dia berjualan dari pagi, hingga sekitar pukul tujuh malam dia baru pulang.

“Dulu saat saya masih jualan di warung, biasanya mampir untuk istirahat atau minum,” ujar Waroh saat menjelaskan kebiasaan Mail. Dia sudah tidak memiliki istri. Katanya, Mail melakukan hal itu juga untuk berusaha menghidupi dirinya.

Kakinya terlatih berjalan dengan jarak puluhan kilometer. Semangat Mail dalam bekerja patut ditiru. Setidaknya, dia memperjuangkan kehidupannya sendiri hingga usia senjanya. Saat berpuasa pun dia tetap melakukan kegiatannya seperti biasa. (mg8/c2/nur)

- Advertisement -

SUMBERSARI, Radar Jember – Ibadah puasa bukan menjadi halangan untuk tetap bekerja. Termasuk bagi kakek tua bernama Mail ini. Meski usianya sudah lebih dari 70 tahun, dia tetap gigih bekerja.

Mail merupakan warga Kelurahan Wirolegi. Dia tampak menjajakan opak singkong di sepanjang Jalan Mastrip, Rabu (6/4). Sembari memanggul opak yang ada di kanan dan kirinya, Mail terlihat kesusahan membedakan jalan. Ia berjalan di tengah lalu lalang kendaraan yang melintas.

Saat ditemui, rupanya penglihatannya sudah menurun. Komunikasinya juga kurang lancar saat diajak berbicara. Dalam satu hari ini, Mail baru berhasil menjual 1 sampai 2 bungkus saja. Satu bungkusnya ia hargai Rp 10.000. “Satu, sepuluh ribu,” kata Mail pelan. Dia mengaku berjalan kaki dari Wirolegi hingga Pakem untuk berjualan.

Waroh, warga Kelurahan Sumbersari yang mengaku mengenal Mail, menyampaikan bahwa Mail sudah biasa berjualan setiap hari. “Kalau sebelumnya jualan tahu,” tuturnya. Rupanya Mail sudah melakukan itu puluhan tahun dengan berjalan kaki.

Lelaki yang sudah terbilang sepuh ini tidak ingin menyusahkan anak perempuan semata wayangnya. Oleh karenanya, dia memilih berdagang apa pun yang dia bisa kerjakan. Biasanya, Mail mengambil opak dari pedagang lain untuk kemudian dijajakan. Dia berjualan dari pagi, hingga sekitar pukul tujuh malam dia baru pulang.

“Dulu saat saya masih jualan di warung, biasanya mampir untuk istirahat atau minum,” ujar Waroh saat menjelaskan kebiasaan Mail. Dia sudah tidak memiliki istri. Katanya, Mail melakukan hal itu juga untuk berusaha menghidupi dirinya.

Kakinya terlatih berjalan dengan jarak puluhan kilometer. Semangat Mail dalam bekerja patut ditiru. Setidaknya, dia memperjuangkan kehidupannya sendiri hingga usia senjanya. Saat berpuasa pun dia tetap melakukan kegiatannya seperti biasa. (mg8/c2/nur)

SUMBERSARI, Radar Jember – Ibadah puasa bukan menjadi halangan untuk tetap bekerja. Termasuk bagi kakek tua bernama Mail ini. Meski usianya sudah lebih dari 70 tahun, dia tetap gigih bekerja.

Mail merupakan warga Kelurahan Wirolegi. Dia tampak menjajakan opak singkong di sepanjang Jalan Mastrip, Rabu (6/4). Sembari memanggul opak yang ada di kanan dan kirinya, Mail terlihat kesusahan membedakan jalan. Ia berjalan di tengah lalu lalang kendaraan yang melintas.

Saat ditemui, rupanya penglihatannya sudah menurun. Komunikasinya juga kurang lancar saat diajak berbicara. Dalam satu hari ini, Mail baru berhasil menjual 1 sampai 2 bungkus saja. Satu bungkusnya ia hargai Rp 10.000. “Satu, sepuluh ribu,” kata Mail pelan. Dia mengaku berjalan kaki dari Wirolegi hingga Pakem untuk berjualan.

Waroh, warga Kelurahan Sumbersari yang mengaku mengenal Mail, menyampaikan bahwa Mail sudah biasa berjualan setiap hari. “Kalau sebelumnya jualan tahu,” tuturnya. Rupanya Mail sudah melakukan itu puluhan tahun dengan berjalan kaki.

Lelaki yang sudah terbilang sepuh ini tidak ingin menyusahkan anak perempuan semata wayangnya. Oleh karenanya, dia memilih berdagang apa pun yang dia bisa kerjakan. Biasanya, Mail mengambil opak dari pedagang lain untuk kemudian dijajakan. Dia berjualan dari pagi, hingga sekitar pukul tujuh malam dia baru pulang.

“Dulu saat saya masih jualan di warung, biasanya mampir untuk istirahat atau minum,” ujar Waroh saat menjelaskan kebiasaan Mail. Dia sudah tidak memiliki istri. Katanya, Mail melakukan hal itu juga untuk berusaha menghidupi dirinya.

Kakinya terlatih berjalan dengan jarak puluhan kilometer. Semangat Mail dalam bekerja patut ditiru. Setidaknya, dia memperjuangkan kehidupannya sendiri hingga usia senjanya. Saat berpuasa pun dia tetap melakukan kegiatannya seperti biasa. (mg8/c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca