25.5 C
Jember
Saturday, 10 June 2023

Opsinya Irit, Hanya Maskapai Susi Air

Mobile_AP_Rectangle 1

Rendahnya tingkat okupansi pesawat itu membuat pihak maskapai dan perusahaan yang membawahinya akhirnya mulai ogah-ogahan. “Pesawat itu akhirnya berhenti terbang karena pasarnya tidak ada yang dari Surabaya ke Jember, yang ada hanya dari Jember ke Surabaya,” jelasnya.

Sebagai opsi, menurutnya maskapai penerbangan dari PT Susi Air sedianya akan menyusul menggantikan pesawat carter yang dibawahi PT Amaya Alam Sejahtera (AAS) tersebut. Keputusan itu diambil setelah pihaknya menggelar rapat di Hotel Aston Jember, kemarin (6/3). Agus juga menyebut, sejauh ini pihaknya tengah mengkoordinasikan opsi penggantian maskapai itu. “Rencana itu sudah kami tawarkan dan kami naikkan ke Jakarta, insyaallah kami akan pakai Susi Air nantinya,” kata Agus.

Sebagaimana diketahui, pesawat dari maskapai penerbangan Susi Air, beberapa diantaranya berjenis Grand Caravan. Pesawat carter model seperti itu juga sangat dimungkinkan bisa take off atau pun landing di Bandara Notohadinegoro. Meski begitu, Hadi belum sepenuhnya bisa memastikan, apakah negosiasi dengan pihak PT Susi Air itu nantinya bisa goal.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara untuk skema rute yang akan digunakan, masih mengandalkan rute penerbangan Jember Surabaya dan sebaliknya. Pihak Dishub hanya mengubah intensitas penerbangan dan jam keberangkatan. “Kalau melalui Susi Air nanti, jadwalnya seminggu dua kali, dengan penerbangan pagi, pukul 09.30, kalau untuk penambah rute, nanti menyusul,” bebernya.

Terlepas dari itu, Agus cukup optimistis bumi Jember masih layak untuk diterbangi pesawat jenis tersebut. Faktor kondisi topografi yang dipenuhi berbagai destinasi wisata unggulan dan faktor perekonomian, disebutnya menjadi faktor penting burung-burung besi itu bisa terbang dari dan menuju ke Jember. “Namanya sedang mengupayakan, terlebih nanti mau mendekati lebaran, musim mudik. Tentu ini akan semakin menambah peluang pasar kita,” kata Agus.

Sebelumnya, Komisi B DPRD menelusuri penyebab pesawat carter Brand New Cessna Grand Caravan, yang berhenti beroperasi sebelum waktunya, dari Bandara Notohadinegoro Jember. Termasuk mengulik aliran dana Rp 1 miliar, dari pihak Bank Jatim ke PT AAS yang disebut-sebut untuk jaminan menerbangkan pesawat. (mau/nur)

- Advertisement -

Rendahnya tingkat okupansi pesawat itu membuat pihak maskapai dan perusahaan yang membawahinya akhirnya mulai ogah-ogahan. “Pesawat itu akhirnya berhenti terbang karena pasarnya tidak ada yang dari Surabaya ke Jember, yang ada hanya dari Jember ke Surabaya,” jelasnya.

Sebagai opsi, menurutnya maskapai penerbangan dari PT Susi Air sedianya akan menyusul menggantikan pesawat carter yang dibawahi PT Amaya Alam Sejahtera (AAS) tersebut. Keputusan itu diambil setelah pihaknya menggelar rapat di Hotel Aston Jember, kemarin (6/3). Agus juga menyebut, sejauh ini pihaknya tengah mengkoordinasikan opsi penggantian maskapai itu. “Rencana itu sudah kami tawarkan dan kami naikkan ke Jakarta, insyaallah kami akan pakai Susi Air nantinya,” kata Agus.

Sebagaimana diketahui, pesawat dari maskapai penerbangan Susi Air, beberapa diantaranya berjenis Grand Caravan. Pesawat carter model seperti itu juga sangat dimungkinkan bisa take off atau pun landing di Bandara Notohadinegoro. Meski begitu, Hadi belum sepenuhnya bisa memastikan, apakah negosiasi dengan pihak PT Susi Air itu nantinya bisa goal.

Sementara untuk skema rute yang akan digunakan, masih mengandalkan rute penerbangan Jember Surabaya dan sebaliknya. Pihak Dishub hanya mengubah intensitas penerbangan dan jam keberangkatan. “Kalau melalui Susi Air nanti, jadwalnya seminggu dua kali, dengan penerbangan pagi, pukul 09.30, kalau untuk penambah rute, nanti menyusul,” bebernya.

Terlepas dari itu, Agus cukup optimistis bumi Jember masih layak untuk diterbangi pesawat jenis tersebut. Faktor kondisi topografi yang dipenuhi berbagai destinasi wisata unggulan dan faktor perekonomian, disebutnya menjadi faktor penting burung-burung besi itu bisa terbang dari dan menuju ke Jember. “Namanya sedang mengupayakan, terlebih nanti mau mendekati lebaran, musim mudik. Tentu ini akan semakin menambah peluang pasar kita,” kata Agus.

Sebelumnya, Komisi B DPRD menelusuri penyebab pesawat carter Brand New Cessna Grand Caravan, yang berhenti beroperasi sebelum waktunya, dari Bandara Notohadinegoro Jember. Termasuk mengulik aliran dana Rp 1 miliar, dari pihak Bank Jatim ke PT AAS yang disebut-sebut untuk jaminan menerbangkan pesawat. (mau/nur)

Rendahnya tingkat okupansi pesawat itu membuat pihak maskapai dan perusahaan yang membawahinya akhirnya mulai ogah-ogahan. “Pesawat itu akhirnya berhenti terbang karena pasarnya tidak ada yang dari Surabaya ke Jember, yang ada hanya dari Jember ke Surabaya,” jelasnya.

Sebagai opsi, menurutnya maskapai penerbangan dari PT Susi Air sedianya akan menyusul menggantikan pesawat carter yang dibawahi PT Amaya Alam Sejahtera (AAS) tersebut. Keputusan itu diambil setelah pihaknya menggelar rapat di Hotel Aston Jember, kemarin (6/3). Agus juga menyebut, sejauh ini pihaknya tengah mengkoordinasikan opsi penggantian maskapai itu. “Rencana itu sudah kami tawarkan dan kami naikkan ke Jakarta, insyaallah kami akan pakai Susi Air nantinya,” kata Agus.

Sebagaimana diketahui, pesawat dari maskapai penerbangan Susi Air, beberapa diantaranya berjenis Grand Caravan. Pesawat carter model seperti itu juga sangat dimungkinkan bisa take off atau pun landing di Bandara Notohadinegoro. Meski begitu, Hadi belum sepenuhnya bisa memastikan, apakah negosiasi dengan pihak PT Susi Air itu nantinya bisa goal.

Sementara untuk skema rute yang akan digunakan, masih mengandalkan rute penerbangan Jember Surabaya dan sebaliknya. Pihak Dishub hanya mengubah intensitas penerbangan dan jam keberangkatan. “Kalau melalui Susi Air nanti, jadwalnya seminggu dua kali, dengan penerbangan pagi, pukul 09.30, kalau untuk penambah rute, nanti menyusul,” bebernya.

Terlepas dari itu, Agus cukup optimistis bumi Jember masih layak untuk diterbangi pesawat jenis tersebut. Faktor kondisi topografi yang dipenuhi berbagai destinasi wisata unggulan dan faktor perekonomian, disebutnya menjadi faktor penting burung-burung besi itu bisa terbang dari dan menuju ke Jember. “Namanya sedang mengupayakan, terlebih nanti mau mendekati lebaran, musim mudik. Tentu ini akan semakin menambah peluang pasar kita,” kata Agus.

Sebelumnya, Komisi B DPRD menelusuri penyebab pesawat carter Brand New Cessna Grand Caravan, yang berhenti beroperasi sebelum waktunya, dari Bandara Notohadinegoro Jember. Termasuk mengulik aliran dana Rp 1 miliar, dari pihak Bank Jatim ke PT AAS yang disebut-sebut untuk jaminan menerbangkan pesawat. (mau/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca