Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sudah puluhan tahun masyarakat Rengganis berinisiatif untuk terus menanam pohon di kawasan hutan dan di luar hutan. Inisiatif itu berbuah manis. Adanya Hutan Rengganis yang terjaga dan melimpahnya hasil durian, kini menjadi tempat wisata alam yang dikenal dengan Kampung Durian.
BACA JUGA : Bangunan Gedung Kian Ancam Penghijauan, Pentingkah Hari Sejuta Pohon?
Hartono, petani durian sekaligus pelopor dari Desa Wisata Kampung Durian, menjelaskan latar belakang dari terciptanya kawasan wisata itu. Dengan pakaiannya yang sederhana, memakai kaus dan sandal, Hartono bercerita awal mula memperjuangkan masyarakat untuk terus bisa bercocok tanam di kawasan hutan tersebut.
Mobile_AP_Rectangle 2
Menurutnya, dulu warga sembunyi-sembunyi untuk menanam dan masuk ke kawasan hutan. “Dulu masih belum ada perjanjian,” ucapnya. Meskipun ada hambatan untuk menanam di hutan, tetapi warga tetap menanam pohon durian di luar kawasan hutan.
Melihat potensi yang besar itu, Hartono bersama sejumlah warga membentuk sebuah organisasi, sebagai syarat untuk mengelola hutan. Dari pembentukan organisasi itulah, perjanjian antara masyarakat dengan Perhutani terjalin. “Dari sinilah warga bisa secara bebas menanam di kawasan hutan,” terang Hartono.
Saat ini sudah ada 12 ribu pohon durian milik warga yang ditanam di luar kawasan. Sedangkan untuk di dalam kawasan hutan sudah ada puluhan ribu pohon durian. Tetapi, untuk pohon durian yang siap produksi hanya sekitar tujuh ribu pohon. “Total puluhan ribu pohon durian di dalam kawasan hutan,” ucapnya.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sudah puluhan tahun masyarakat Rengganis berinisiatif untuk terus menanam pohon di kawasan hutan dan di luar hutan. Inisiatif itu berbuah manis. Adanya Hutan Rengganis yang terjaga dan melimpahnya hasil durian, kini menjadi tempat wisata alam yang dikenal dengan Kampung Durian.
BACA JUGA : Bangunan Gedung Kian Ancam Penghijauan, Pentingkah Hari Sejuta Pohon?
Hartono, petani durian sekaligus pelopor dari Desa Wisata Kampung Durian, menjelaskan latar belakang dari terciptanya kawasan wisata itu. Dengan pakaiannya yang sederhana, memakai kaus dan sandal, Hartono bercerita awal mula memperjuangkan masyarakat untuk terus bisa bercocok tanam di kawasan hutan tersebut.
Menurutnya, dulu warga sembunyi-sembunyi untuk menanam dan masuk ke kawasan hutan. “Dulu masih belum ada perjanjian,” ucapnya. Meskipun ada hambatan untuk menanam di hutan, tetapi warga tetap menanam pohon durian di luar kawasan hutan.
Melihat potensi yang besar itu, Hartono bersama sejumlah warga membentuk sebuah organisasi, sebagai syarat untuk mengelola hutan. Dari pembentukan organisasi itulah, perjanjian antara masyarakat dengan Perhutani terjalin. “Dari sinilah warga bisa secara bebas menanam di kawasan hutan,” terang Hartono.
Saat ini sudah ada 12 ribu pohon durian milik warga yang ditanam di luar kawasan. Sedangkan untuk di dalam kawasan hutan sudah ada puluhan ribu pohon durian. Tetapi, untuk pohon durian yang siap produksi hanya sekitar tujuh ribu pohon. “Total puluhan ribu pohon durian di dalam kawasan hutan,” ucapnya.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sudah puluhan tahun masyarakat Rengganis berinisiatif untuk terus menanam pohon di kawasan hutan dan di luar hutan. Inisiatif itu berbuah manis. Adanya Hutan Rengganis yang terjaga dan melimpahnya hasil durian, kini menjadi tempat wisata alam yang dikenal dengan Kampung Durian.
BACA JUGA : Bangunan Gedung Kian Ancam Penghijauan, Pentingkah Hari Sejuta Pohon?
Hartono, petani durian sekaligus pelopor dari Desa Wisata Kampung Durian, menjelaskan latar belakang dari terciptanya kawasan wisata itu. Dengan pakaiannya yang sederhana, memakai kaus dan sandal, Hartono bercerita awal mula memperjuangkan masyarakat untuk terus bisa bercocok tanam di kawasan hutan tersebut.
Menurutnya, dulu warga sembunyi-sembunyi untuk menanam dan masuk ke kawasan hutan. “Dulu masih belum ada perjanjian,” ucapnya. Meskipun ada hambatan untuk menanam di hutan, tetapi warga tetap menanam pohon durian di luar kawasan hutan.
Melihat potensi yang besar itu, Hartono bersama sejumlah warga membentuk sebuah organisasi, sebagai syarat untuk mengelola hutan. Dari pembentukan organisasi itulah, perjanjian antara masyarakat dengan Perhutani terjalin. “Dari sinilah warga bisa secara bebas menanam di kawasan hutan,” terang Hartono.
Saat ini sudah ada 12 ribu pohon durian milik warga yang ditanam di luar kawasan. Sedangkan untuk di dalam kawasan hutan sudah ada puluhan ribu pohon durian. Tetapi, untuk pohon durian yang siap produksi hanya sekitar tujuh ribu pohon. “Total puluhan ribu pohon durian di dalam kawasan hutan,” ucapnya.