23 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Raih Cuan dengan Budi Daya Nila di Tengah Pandemi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ikan tilapia atau lebih dikenal dengan ikan nila, beberapa waktu belakangan ini, banyak dilirik oleh pembudi daya ikan di Jember. Selain untuk memenuhi pasar lokal dan regional, ternyata ikan nila dari Indonesia belum memenuhi pasar ekspor ke USA dan Timur Tengah.

Arif, salah satu pemuda di Jember, ternyata sejak beberapa waktu terakhir fokus mengembangkan budi daya ikan nila. Selain bisnis untuk dirinya sendiri, pemilik nama lengkap M. Arif Sugiartani ini banyak membuat klaster-klaster budi daya di beberapa desa dan kecamatan di Jember.

“Pada dasarnya saya mengembangkan budi daya dengan berbagai jenis ikan. Tapi, khusus di Jember saya konsentrasi ingin mengembangkan ikan nila, karena risikonya tidak terlalu besar dan keuntungannya lumayan lah,” ungkap Arif.

Mobile_AP_Rectangle 2

Bahkan, ketika pandemi melanda Indonesia, bisnis budi daya ikan yang dilakoni Arif hanya terganggu kisaran dua bulan saja pada tahun 2020 lalu. Namun, bulan dan tahun berikutnya justru bisnis ikan nila yang digelutinya kian moncer dan menguntungkan.

Harapan besar yang ada di benak pemilik PT Timur Mandiri Akuakultur ini ialah bisnis budi daya ikan nila bisa berkembang pesat di Kabupaten Jember. Sebab, salah satu mimpi pemuda ini ialah pasar ekspor ikan nila bisa ia ambil dengan stok produksi benar-benar dari Kabupaten Jember.

“Ada peluang ekspor ikan nila. Namun, produksi ikan nila yang dihasilkan di Kabupaten Jember belum bisa memenuhi pasar ekspor. Mimpi saya ialah bagaimana ekspor bisa benar-benar dilakukan dari Jember,” harapnya.

Menurut analisis Arif, jika Jember bisa memproduksi ikan nila dengan bobot minimal 500 gram per ekor dengan jumlah yang besar dan kontinu, maka harapan itu sepertinya bisa terwujud. Sebab, dari segi harga dan ikan yang berkualitas ekspor, maka keuntungan pembudi daya secara otomatis juga bertambah.

“Harga ikan kualitas ekspor kan juga lumayan tinggi. Dan ini sangat menguntungkan pembudi daya,” terangnya.

Selain mengembangkan klaster budi daya ikan nila di Kabupaten Jember dan Lumajang, Arif juga membangun mitra binaan di beberapa kabupaten tetangga. Tidak hanya ikan nila, tapi beberapa jenis ikan air tawar dan payau lainnya.

“Di Sidoarjo kita ada mitra binaan budi daya bandeng dengan lahan seluas 600 hektare, di Tulungagung ada ikan patin, Lumajang nila dan gurami, Gresik ada bandeng,” bebernya.

Selain mengembangkan budi daya ikan nila, Arif juga mengembangkan produksi benih ikan, pakan ikan, pembesaran, olahan daging ikan, serta penjualan ikan segar maupun ikan beku.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ikan tilapia atau lebih dikenal dengan ikan nila, beberapa waktu belakangan ini, banyak dilirik oleh pembudi daya ikan di Jember. Selain untuk memenuhi pasar lokal dan regional, ternyata ikan nila dari Indonesia belum memenuhi pasar ekspor ke USA dan Timur Tengah.

Arif, salah satu pemuda di Jember, ternyata sejak beberapa waktu terakhir fokus mengembangkan budi daya ikan nila. Selain bisnis untuk dirinya sendiri, pemilik nama lengkap M. Arif Sugiartani ini banyak membuat klaster-klaster budi daya di beberapa desa dan kecamatan di Jember.

“Pada dasarnya saya mengembangkan budi daya dengan berbagai jenis ikan. Tapi, khusus di Jember saya konsentrasi ingin mengembangkan ikan nila, karena risikonya tidak terlalu besar dan keuntungannya lumayan lah,” ungkap Arif.

Bahkan, ketika pandemi melanda Indonesia, bisnis budi daya ikan yang dilakoni Arif hanya terganggu kisaran dua bulan saja pada tahun 2020 lalu. Namun, bulan dan tahun berikutnya justru bisnis ikan nila yang digelutinya kian moncer dan menguntungkan.

Harapan besar yang ada di benak pemilik PT Timur Mandiri Akuakultur ini ialah bisnis budi daya ikan nila bisa berkembang pesat di Kabupaten Jember. Sebab, salah satu mimpi pemuda ini ialah pasar ekspor ikan nila bisa ia ambil dengan stok produksi benar-benar dari Kabupaten Jember.

“Ada peluang ekspor ikan nila. Namun, produksi ikan nila yang dihasilkan di Kabupaten Jember belum bisa memenuhi pasar ekspor. Mimpi saya ialah bagaimana ekspor bisa benar-benar dilakukan dari Jember,” harapnya.

Menurut analisis Arif, jika Jember bisa memproduksi ikan nila dengan bobot minimal 500 gram per ekor dengan jumlah yang besar dan kontinu, maka harapan itu sepertinya bisa terwujud. Sebab, dari segi harga dan ikan yang berkualitas ekspor, maka keuntungan pembudi daya secara otomatis juga bertambah.

“Harga ikan kualitas ekspor kan juga lumayan tinggi. Dan ini sangat menguntungkan pembudi daya,” terangnya.

Selain mengembangkan klaster budi daya ikan nila di Kabupaten Jember dan Lumajang, Arif juga membangun mitra binaan di beberapa kabupaten tetangga. Tidak hanya ikan nila, tapi beberapa jenis ikan air tawar dan payau lainnya.

“Di Sidoarjo kita ada mitra binaan budi daya bandeng dengan lahan seluas 600 hektare, di Tulungagung ada ikan patin, Lumajang nila dan gurami, Gresik ada bandeng,” bebernya.

Selain mengembangkan budi daya ikan nila, Arif juga mengembangkan produksi benih ikan, pakan ikan, pembesaran, olahan daging ikan, serta penjualan ikan segar maupun ikan beku.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ikan tilapia atau lebih dikenal dengan ikan nila, beberapa waktu belakangan ini, banyak dilirik oleh pembudi daya ikan di Jember. Selain untuk memenuhi pasar lokal dan regional, ternyata ikan nila dari Indonesia belum memenuhi pasar ekspor ke USA dan Timur Tengah.

Arif, salah satu pemuda di Jember, ternyata sejak beberapa waktu terakhir fokus mengembangkan budi daya ikan nila. Selain bisnis untuk dirinya sendiri, pemilik nama lengkap M. Arif Sugiartani ini banyak membuat klaster-klaster budi daya di beberapa desa dan kecamatan di Jember.

“Pada dasarnya saya mengembangkan budi daya dengan berbagai jenis ikan. Tapi, khusus di Jember saya konsentrasi ingin mengembangkan ikan nila, karena risikonya tidak terlalu besar dan keuntungannya lumayan lah,” ungkap Arif.

Bahkan, ketika pandemi melanda Indonesia, bisnis budi daya ikan yang dilakoni Arif hanya terganggu kisaran dua bulan saja pada tahun 2020 lalu. Namun, bulan dan tahun berikutnya justru bisnis ikan nila yang digelutinya kian moncer dan menguntungkan.

Harapan besar yang ada di benak pemilik PT Timur Mandiri Akuakultur ini ialah bisnis budi daya ikan nila bisa berkembang pesat di Kabupaten Jember. Sebab, salah satu mimpi pemuda ini ialah pasar ekspor ikan nila bisa ia ambil dengan stok produksi benar-benar dari Kabupaten Jember.

“Ada peluang ekspor ikan nila. Namun, produksi ikan nila yang dihasilkan di Kabupaten Jember belum bisa memenuhi pasar ekspor. Mimpi saya ialah bagaimana ekspor bisa benar-benar dilakukan dari Jember,” harapnya.

Menurut analisis Arif, jika Jember bisa memproduksi ikan nila dengan bobot minimal 500 gram per ekor dengan jumlah yang besar dan kontinu, maka harapan itu sepertinya bisa terwujud. Sebab, dari segi harga dan ikan yang berkualitas ekspor, maka keuntungan pembudi daya secara otomatis juga bertambah.

“Harga ikan kualitas ekspor kan juga lumayan tinggi. Dan ini sangat menguntungkan pembudi daya,” terangnya.

Selain mengembangkan klaster budi daya ikan nila di Kabupaten Jember dan Lumajang, Arif juga membangun mitra binaan di beberapa kabupaten tetangga. Tidak hanya ikan nila, tapi beberapa jenis ikan air tawar dan payau lainnya.

“Di Sidoarjo kita ada mitra binaan budi daya bandeng dengan lahan seluas 600 hektare, di Tulungagung ada ikan patin, Lumajang nila dan gurami, Gresik ada bandeng,” bebernya.

Selain mengembangkan budi daya ikan nila, Arif juga mengembangkan produksi benih ikan, pakan ikan, pembesaran, olahan daging ikan, serta penjualan ikan segar maupun ikan beku.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca

/