27.2 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Intip Bisnis Putik Bunga Seharga Emas di Jember

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – ADA yang pernah mendengar safron? Ya, sffron merupakan salah satu rempah-rempah yang berasal dari putik bunga crocus sativus alias bunga kuma-kuma. Ada yang menyebut, safron merupakan salah satu rempah-rempah termahal di dunia. Bahkan menyamai harga emas. Kendati harganya selangit, namun hal tersebut justru dimanfaatkan oleh Adibatul Hasanah Ahmad untuk berbisnis.

Kali pertama diberi tahu oleh sang suami, salah seorang warga Perumahan Bernady Land, Jalan Kaliurang, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari tersebut, mengaku masih belum paham apa itu safron. “Setelah browsing, ternyata banyak khasiat untuk kesehatan yang melekat pada safron,” ucapnya.

Di antaranya, mencegah penyakit kanker, mencegah risiko diabetes, mengurangi nyeri haid, mengurangi depresi atau stres, bahkan meningkatkan fungsi otak dan sebagainya. Juga bisa menjadi obat hingga bahan dasar kosmetik.

Mobile_AP_Rectangle 2

Awal mencoba bisnis safron itu dia lakoni pada 2019 lalu. Wanita yang akrab disapa Deana itu menyebut, kala itu masih impor safron 4 gram saja. Namun, lambat laun, seiring banyak yang mengenal dan tahu khasiatnya, dia mampu mendatangkan 500 gram sekali impor.

Perempuan 26 tahun itu menjelaskan, harga ecerannya bergantung dari mana safron yang dia jual. Dari Iran, Spanyol, Afganistan, atau Khasmir. Sebab, safron yang paling berkualitas berasal dari Khasmir. Apalagi harganya juga fluktuatif dan bergantung kondisi panen di setiap negara itu.

Harganya yang cukup fantastis ternyata membuat bisnis ini justru menguntungkan. Retail mulai harga Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per gram. Untuk penjualan, alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN KHAS Jember itu memanfaatkan digital marketing dengan mengunggahnya di media sosial. “Cara itu mudah dan berpeluang. Eman kalau tidak dimanfaatkan,” ucapnya.

Selain itu, dia mengharapkan warga Jember agar lebih kreatif membuka peluang usaha. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Misalnya berbisnis barang impor seperti dirinya. “Contohnya vanila, sekarang ini juga lagi booming,” tandasnya. (nen/c2/rus)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – ADA yang pernah mendengar safron? Ya, sffron merupakan salah satu rempah-rempah yang berasal dari putik bunga crocus sativus alias bunga kuma-kuma. Ada yang menyebut, safron merupakan salah satu rempah-rempah termahal di dunia. Bahkan menyamai harga emas. Kendati harganya selangit, namun hal tersebut justru dimanfaatkan oleh Adibatul Hasanah Ahmad untuk berbisnis.

Kali pertama diberi tahu oleh sang suami, salah seorang warga Perumahan Bernady Land, Jalan Kaliurang, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari tersebut, mengaku masih belum paham apa itu safron. “Setelah browsing, ternyata banyak khasiat untuk kesehatan yang melekat pada safron,” ucapnya.

Di antaranya, mencegah penyakit kanker, mencegah risiko diabetes, mengurangi nyeri haid, mengurangi depresi atau stres, bahkan meningkatkan fungsi otak dan sebagainya. Juga bisa menjadi obat hingga bahan dasar kosmetik.

Awal mencoba bisnis safron itu dia lakoni pada 2019 lalu. Wanita yang akrab disapa Deana itu menyebut, kala itu masih impor safron 4 gram saja. Namun, lambat laun, seiring banyak yang mengenal dan tahu khasiatnya, dia mampu mendatangkan 500 gram sekali impor.

Perempuan 26 tahun itu menjelaskan, harga ecerannya bergantung dari mana safron yang dia jual. Dari Iran, Spanyol, Afganistan, atau Khasmir. Sebab, safron yang paling berkualitas berasal dari Khasmir. Apalagi harganya juga fluktuatif dan bergantung kondisi panen di setiap negara itu.

Harganya yang cukup fantastis ternyata membuat bisnis ini justru menguntungkan. Retail mulai harga Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per gram. Untuk penjualan, alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN KHAS Jember itu memanfaatkan digital marketing dengan mengunggahnya di media sosial. “Cara itu mudah dan berpeluang. Eman kalau tidak dimanfaatkan,” ucapnya.

Selain itu, dia mengharapkan warga Jember agar lebih kreatif membuka peluang usaha. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Misalnya berbisnis barang impor seperti dirinya. “Contohnya vanila, sekarang ini juga lagi booming,” tandasnya. (nen/c2/rus)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – ADA yang pernah mendengar safron? Ya, sffron merupakan salah satu rempah-rempah yang berasal dari putik bunga crocus sativus alias bunga kuma-kuma. Ada yang menyebut, safron merupakan salah satu rempah-rempah termahal di dunia. Bahkan menyamai harga emas. Kendati harganya selangit, namun hal tersebut justru dimanfaatkan oleh Adibatul Hasanah Ahmad untuk berbisnis.

Kali pertama diberi tahu oleh sang suami, salah seorang warga Perumahan Bernady Land, Jalan Kaliurang, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari tersebut, mengaku masih belum paham apa itu safron. “Setelah browsing, ternyata banyak khasiat untuk kesehatan yang melekat pada safron,” ucapnya.

Di antaranya, mencegah penyakit kanker, mencegah risiko diabetes, mengurangi nyeri haid, mengurangi depresi atau stres, bahkan meningkatkan fungsi otak dan sebagainya. Juga bisa menjadi obat hingga bahan dasar kosmetik.

Awal mencoba bisnis safron itu dia lakoni pada 2019 lalu. Wanita yang akrab disapa Deana itu menyebut, kala itu masih impor safron 4 gram saja. Namun, lambat laun, seiring banyak yang mengenal dan tahu khasiatnya, dia mampu mendatangkan 500 gram sekali impor.

Perempuan 26 tahun itu menjelaskan, harga ecerannya bergantung dari mana safron yang dia jual. Dari Iran, Spanyol, Afganistan, atau Khasmir. Sebab, safron yang paling berkualitas berasal dari Khasmir. Apalagi harganya juga fluktuatif dan bergantung kondisi panen di setiap negara itu.

Harganya yang cukup fantastis ternyata membuat bisnis ini justru menguntungkan. Retail mulai harga Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per gram. Untuk penjualan, alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN KHAS Jember itu memanfaatkan digital marketing dengan mengunggahnya di media sosial. “Cara itu mudah dan berpeluang. Eman kalau tidak dimanfaatkan,” ucapnya.

Selain itu, dia mengharapkan warga Jember agar lebih kreatif membuka peluang usaha. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Misalnya berbisnis barang impor seperti dirinya. “Contohnya vanila, sekarang ini juga lagi booming,” tandasnya. (nen/c2/rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca