RADAR JEMBER.ID – Perhelatan Jember Fashion Carnaval (JFC) menjadi kesempatan emas bagi para pedagang kaki lima (PKL). Mereka seolah tak ingin ketinggalan momen besar tersebut demi meraup keuntungan. Bahkan, untuk menggaet pelanggan, para pedagang sampai membuka lapak memanfaatkan pembatas jalan yang dilalui defile JFC. “Eman kalau dilewatkan. Karena saat acara JFC penghasilan saya bisa melonjak dua kali lipat,” kata Nilam Suryono, salah seorang pedagang.
Dia mengaku, meski hanya setahun sekali, namun para PKL cukup senang. Karena itu, mereka rela berjubel dengan para pengunjung yang memadati jalanan tersebut.
Menurut pedagang yang biasanya melapak di sekitaran Pasar Tanjung ini, di hari-hari biasa penghasilannya mentok di angka Rp 150 ribu. Itu pun mulai pagi hingga sore. Namun, saat dia menjajakan di momen JFC, dengan durasi waktu yang sama, penghasilannya bisa naik dua kali lipat atau sekitar Rp 300 ribu.
Warga Lingkungan Gumukbagu, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates, itu mengaku telah berjualan selama tiga tahun. Selama itu, dia tak pernah absen hadir meramaikan event JFC hingga saat ini. “Karnaval itu kan banyak pengunjungnya. Jadi, itu menarik perhatian saya, bahkan pedagang lainnya juga banyak,” imbuhnya.
Hal yang sama juga dikatakan Rohadi, pedagang sempol. Bahkan, dirinya menambahkan stok dagangan di gerobaknya untuk melayani para pembeli. “Penghasilan saya kisaran Rp 150-an, itu biasanya di SD-SD daerah Gebang. Tapi di karnaval ini, seharian bisa lebih dari Rp 300 ribu,” tuturnya.
Pedagang asal Bungur, Kelurahan Gebang, itu mengaku kerap hadir di acara-acara besar di Jember, salah satunya JFC. Meskipun jualannya hanya sempol, namun penghasilannya saat melapak ketika acara-acara besar cukup memenuhi kebutuhannya. “Acara seperti ini tidak tiap hari. Jadi, mumpung ada kesempatan, saya optimalkan benar. Meskipun jualan saya hanya sempol bikinan keluarga sendiri,” tukasnya. (*)