23 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Kenikmatan Imlek Kue Keranjang dari Tepung Ketan

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sehari menjelang peringatan Tahun Baru Imlek, aktivitas di Vihara Jagatnata Maitreya, Jalan Sultan Agung, Kecamatan Kaliwates, terlihat sibuk dengan pembuatan kue keranjang atau jenang. Kue berbahan tepung ketan dicampur gula pasir itu biasa menjadi santapan khas saat Imlek.

Saat Jawa Pos Radar Jember berada di vihara tengah kota itu, seorang perempuan terlihat sibuk membikin kue tersebut. Bahkan, proses pembuatan jenang itu telah dilakukan seminggu lalu. Tak tanggung-tanggung, ada ratusan bahkan lebih untuk sajian perayaan Tahun Baru Imlek.

“Pembuatan kue keranjang ini membutuhkan tepung ketan. Proses pembuatan cukup lama. Sekitar tujuh jam. Menggunakan kompor gas,” kata Feni Suryaningsih, jamaah vihara tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

Perempuan satu anak yang akrab dipanggil Fen Fen itu mengatakan, kehadiran kue keranjang harus ada saat warga keturunan Tionghoa memperingati Tahun Baru Imlek. Jika tidak tersedia, perayaan Imlek tersebut terasa hambar. Seperti kebutuhan ketupat bagi warga muslim yang merayakan Lebaran. Nah, jamaah yang biasanya tidak bisa membuat, otomatis banyak yang memesannya.

“Sebelum terampil membikin kue keranjang ini, saya belajar dari mama. Pertama sulit, karena adonan harus pas antara air dan tepung ketan. Apalagi saat mengaduk adonan terasa berat. Kalau tidak terbiasa, maka tepung ketan dan gula tidak tercampur merata.” imbuh Fen Fen.

Hal itu dibenarkan Miao Mei, pengurus Vihara Jagatnata Maitreya. Ketika sudah dikukus selama tujuh jam, maka dituang dalam cetakan. Setelah dingin dan dilepas dari cetakan, kue keranjang itu ditutup menggunakan plastik berstiker warna merah dan terdapat tulisan huruf Cina.

“Kue keranjang ini memiliki makna tersendiri. Diharapkan kehidupan manusia selalu manis, seperti rasa kue keranjang tersebut. Selain untuk sajian altar, kue ini dimasukkan dalam parcel dan terdapat pula buah-buahan, biskuit, kacang, permen, the, dan air berkah untuk dibagikan kepada umat,” terang Mei.

Jurnalis: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sehari menjelang peringatan Tahun Baru Imlek, aktivitas di Vihara Jagatnata Maitreya, Jalan Sultan Agung, Kecamatan Kaliwates, terlihat sibuk dengan pembuatan kue keranjang atau jenang. Kue berbahan tepung ketan dicampur gula pasir itu biasa menjadi santapan khas saat Imlek.

Saat Jawa Pos Radar Jember berada di vihara tengah kota itu, seorang perempuan terlihat sibuk membikin kue tersebut. Bahkan, proses pembuatan jenang itu telah dilakukan seminggu lalu. Tak tanggung-tanggung, ada ratusan bahkan lebih untuk sajian perayaan Tahun Baru Imlek.

“Pembuatan kue keranjang ini membutuhkan tepung ketan. Proses pembuatan cukup lama. Sekitar tujuh jam. Menggunakan kompor gas,” kata Feni Suryaningsih, jamaah vihara tersebut.

Perempuan satu anak yang akrab dipanggil Fen Fen itu mengatakan, kehadiran kue keranjang harus ada saat warga keturunan Tionghoa memperingati Tahun Baru Imlek. Jika tidak tersedia, perayaan Imlek tersebut terasa hambar. Seperti kebutuhan ketupat bagi warga muslim yang merayakan Lebaran. Nah, jamaah yang biasanya tidak bisa membuat, otomatis banyak yang memesannya.

“Sebelum terampil membikin kue keranjang ini, saya belajar dari mama. Pertama sulit, karena adonan harus pas antara air dan tepung ketan. Apalagi saat mengaduk adonan terasa berat. Kalau tidak terbiasa, maka tepung ketan dan gula tidak tercampur merata.” imbuh Fen Fen.

Hal itu dibenarkan Miao Mei, pengurus Vihara Jagatnata Maitreya. Ketika sudah dikukus selama tujuh jam, maka dituang dalam cetakan. Setelah dingin dan dilepas dari cetakan, kue keranjang itu ditutup menggunakan plastik berstiker warna merah dan terdapat tulisan huruf Cina.

“Kue keranjang ini memiliki makna tersendiri. Diharapkan kehidupan manusia selalu manis, seperti rasa kue keranjang tersebut. Selain untuk sajian altar, kue ini dimasukkan dalam parcel dan terdapat pula buah-buahan, biskuit, kacang, permen, the, dan air berkah untuk dibagikan kepada umat,” terang Mei.

Jurnalis: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sehari menjelang peringatan Tahun Baru Imlek, aktivitas di Vihara Jagatnata Maitreya, Jalan Sultan Agung, Kecamatan Kaliwates, terlihat sibuk dengan pembuatan kue keranjang atau jenang. Kue berbahan tepung ketan dicampur gula pasir itu biasa menjadi santapan khas saat Imlek.

Saat Jawa Pos Radar Jember berada di vihara tengah kota itu, seorang perempuan terlihat sibuk membikin kue tersebut. Bahkan, proses pembuatan jenang itu telah dilakukan seminggu lalu. Tak tanggung-tanggung, ada ratusan bahkan lebih untuk sajian perayaan Tahun Baru Imlek.

“Pembuatan kue keranjang ini membutuhkan tepung ketan. Proses pembuatan cukup lama. Sekitar tujuh jam. Menggunakan kompor gas,” kata Feni Suryaningsih, jamaah vihara tersebut.

Perempuan satu anak yang akrab dipanggil Fen Fen itu mengatakan, kehadiran kue keranjang harus ada saat warga keturunan Tionghoa memperingati Tahun Baru Imlek. Jika tidak tersedia, perayaan Imlek tersebut terasa hambar. Seperti kebutuhan ketupat bagi warga muslim yang merayakan Lebaran. Nah, jamaah yang biasanya tidak bisa membuat, otomatis banyak yang memesannya.

“Sebelum terampil membikin kue keranjang ini, saya belajar dari mama. Pertama sulit, karena adonan harus pas antara air dan tepung ketan. Apalagi saat mengaduk adonan terasa berat. Kalau tidak terbiasa, maka tepung ketan dan gula tidak tercampur merata.” imbuh Fen Fen.

Hal itu dibenarkan Miao Mei, pengurus Vihara Jagatnata Maitreya. Ketika sudah dikukus selama tujuh jam, maka dituang dalam cetakan. Setelah dingin dan dilepas dari cetakan, kue keranjang itu ditutup menggunakan plastik berstiker warna merah dan terdapat tulisan huruf Cina.

“Kue keranjang ini memiliki makna tersendiri. Diharapkan kehidupan manusia selalu manis, seperti rasa kue keranjang tersebut. Selain untuk sajian altar, kue ini dimasukkan dalam parcel dan terdapat pula buah-buahan, biskuit, kacang, permen, the, dan air berkah untuk dibagikan kepada umat,” terang Mei.

Jurnalis: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca