23.5 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Waspadai Lonjakan Harga Cabai Merah

Mobile_AP_Rectangle 1

Grafis

Pergerakan Harga Cabai di Jember

1 Juni Rp 47 ribu

Mobile_AP_Rectangle 2

22 Juni Rp 36 ribu

15 Juni Rp 23 ribu

25 Mei Rp 24 ribu

WAWAN DWI/RADAR JEMBER

Di Petani Rp 40 Ribu, Eceran Rp 47 Ribu

JEMBER KOTA– Tak ada raut muka cemberut yang ditunjukan Alex, saat melihat buruh tani yang memanen cabai di ladangnya itu pulang. Pria asal Ambulu tersebut terlihat semringah. Apalagi cabai merah besar yang baru dipanen hasilnya melimpah. Ternyata, kegembiraan Alex bukan hanya soal produksi cabai yang cukup bagus, tapi harga si pedas itu juga mulai merangkak naik.

“Allhamdulliah, untuk sekarang harga cabai bagus. Dari petani Rp 40 ribu per kilogram,” ujarnya. Dengan harga segitu, Alex mengaku petani ketiban untung. Terlebih jika cuaca dan iklim bersahabat, sehingga tanamannya tak sampai terserang hama dan penyakit.

Rupanya nasib baik yang dialami Alex bukan kebetulan. Dia memang sengaja memilih masa tanam tepat sesuai perhitungan. Yakni bisa dipanen setelah Lebaran. Karena biasanya, cabai yang dituai pasca Idul Fitri harganya meroket. Lantaran pasokan dari petani masih minim.

Semisal perhitungannya meleset, masa panen cabainya jelang Lebaran kemarin, bisa dipastikan Alex tak sesemringah saat ini. Sebab, harga cabai merah besar jelang Idul Fitri lalu hanya belasan ribu rupiah saja. “Untung perkiraan saya tepat. Memilih panen setelah Lebaran. Kalau sebelum atau saat Lebaran, ya nggak dapat apa-apa. Belum lagi kalau kena operasi pasar,” ujarnya.

Selain prediksi masa panen, Alex juga memetakan pasar. Dirinya tak menjual cabai itu di Jember, melainkan di Pasar Porong Sidoarjo. Sebab, harga di Pasar Porong Sidoarjo lebih bagus ketimbang di pasar lokal. Di Jember harga per kilogram sekitar Rp 36-38 ribu. “Jadi masih ada selisih antara Rp 2.000 hingga Rp 4.000 per kilogram,” ucapnya.

Pemantauannya, harga cabai merah besar itu mulai merangkak naik dari pertengahan Juni. Harga yang dijual mulai dari belasan ribu, sedikit demi sedikit naik menjadi dua puluhan ribu, hingga tiga puluhan ribu beberapa hari lalu.

Kendati begitu, Alex berharap, harga cabai merah besar tak melonjak tajam seperti tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kilogram. “Kalau harga cabai terlalu mahal sekali itu, petani juga repot. Sering ada petugas yang datang. Ujung-ujungnya ada operasi pasar yang cabainya dari luar negeri,” paparnya.

Alex memprediksi, mengapa harga cabai itu membaik, bisa jadi karena banyak petani yang memburu panen saat Lebaran. Sehingga, hanya sedikit petani yang panen setelah Lebaran. Karena jika factor cuaca, saat ini kondisinya lagi musim kemarau. Potensi rusaknya tanaman cabai disebabkan hujan sangat kecil. “Besar kemungkinan karena sudah jarang petani yang memanen cabai. Jadi harganya naik,” terangnya.

Sementara itu Pantauan Jawa Pos Radar Jember, buah yang menghasilkan rasa pedas tersebut di sejumlah pasar tradisional harganya berangsur naik. Bahkan menyentuh Rp 47 ribu per kilogram.

Sayuti, pedagang toko kelontong di Pasar Tanjung mengatakan, untuk cabai merah besar harganya di kisaran Rp 46-47 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut, kata dia, memang berasal dari pemasoknya. “Kami hanya membeli saja dan menjual kembali,” ujarnya.

Sebagai pedagang, Sayuti menambahkan, naiknya harga cabai merah masih belum begitu berpengaruh terhadap pembelian. “Karena naiknya itu bertahap. Jadi orang tidak begitu kaget. Tiap hari juga bisa naik terus menerus,” pungkasnya.

- Advertisement -

Grafis

Pergerakan Harga Cabai di Jember

1 Juni Rp 47 ribu

22 Juni Rp 36 ribu

15 Juni Rp 23 ribu

25 Mei Rp 24 ribu

WAWAN DWI/RADAR JEMBER

Di Petani Rp 40 Ribu, Eceran Rp 47 Ribu

JEMBER KOTA– Tak ada raut muka cemberut yang ditunjukan Alex, saat melihat buruh tani yang memanen cabai di ladangnya itu pulang. Pria asal Ambulu tersebut terlihat semringah. Apalagi cabai merah besar yang baru dipanen hasilnya melimpah. Ternyata, kegembiraan Alex bukan hanya soal produksi cabai yang cukup bagus, tapi harga si pedas itu juga mulai merangkak naik.

“Allhamdulliah, untuk sekarang harga cabai bagus. Dari petani Rp 40 ribu per kilogram,” ujarnya. Dengan harga segitu, Alex mengaku petani ketiban untung. Terlebih jika cuaca dan iklim bersahabat, sehingga tanamannya tak sampai terserang hama dan penyakit.

Rupanya nasib baik yang dialami Alex bukan kebetulan. Dia memang sengaja memilih masa tanam tepat sesuai perhitungan. Yakni bisa dipanen setelah Lebaran. Karena biasanya, cabai yang dituai pasca Idul Fitri harganya meroket. Lantaran pasokan dari petani masih minim.

Semisal perhitungannya meleset, masa panen cabainya jelang Lebaran kemarin, bisa dipastikan Alex tak sesemringah saat ini. Sebab, harga cabai merah besar jelang Idul Fitri lalu hanya belasan ribu rupiah saja. “Untung perkiraan saya tepat. Memilih panen setelah Lebaran. Kalau sebelum atau saat Lebaran, ya nggak dapat apa-apa. Belum lagi kalau kena operasi pasar,” ujarnya.

Selain prediksi masa panen, Alex juga memetakan pasar. Dirinya tak menjual cabai itu di Jember, melainkan di Pasar Porong Sidoarjo. Sebab, harga di Pasar Porong Sidoarjo lebih bagus ketimbang di pasar lokal. Di Jember harga per kilogram sekitar Rp 36-38 ribu. “Jadi masih ada selisih antara Rp 2.000 hingga Rp 4.000 per kilogram,” ucapnya.

Pemantauannya, harga cabai merah besar itu mulai merangkak naik dari pertengahan Juni. Harga yang dijual mulai dari belasan ribu, sedikit demi sedikit naik menjadi dua puluhan ribu, hingga tiga puluhan ribu beberapa hari lalu.

Kendati begitu, Alex berharap, harga cabai merah besar tak melonjak tajam seperti tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kilogram. “Kalau harga cabai terlalu mahal sekali itu, petani juga repot. Sering ada petugas yang datang. Ujung-ujungnya ada operasi pasar yang cabainya dari luar negeri,” paparnya.

Alex memprediksi, mengapa harga cabai itu membaik, bisa jadi karena banyak petani yang memburu panen saat Lebaran. Sehingga, hanya sedikit petani yang panen setelah Lebaran. Karena jika factor cuaca, saat ini kondisinya lagi musim kemarau. Potensi rusaknya tanaman cabai disebabkan hujan sangat kecil. “Besar kemungkinan karena sudah jarang petani yang memanen cabai. Jadi harganya naik,” terangnya.

Sementara itu Pantauan Jawa Pos Radar Jember, buah yang menghasilkan rasa pedas tersebut di sejumlah pasar tradisional harganya berangsur naik. Bahkan menyentuh Rp 47 ribu per kilogram.

Sayuti, pedagang toko kelontong di Pasar Tanjung mengatakan, untuk cabai merah besar harganya di kisaran Rp 46-47 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut, kata dia, memang berasal dari pemasoknya. “Kami hanya membeli saja dan menjual kembali,” ujarnya.

Sebagai pedagang, Sayuti menambahkan, naiknya harga cabai merah masih belum begitu berpengaruh terhadap pembelian. “Karena naiknya itu bertahap. Jadi orang tidak begitu kaget. Tiap hari juga bisa naik terus menerus,” pungkasnya.

Grafis

Pergerakan Harga Cabai di Jember

1 Juni Rp 47 ribu

22 Juni Rp 36 ribu

15 Juni Rp 23 ribu

25 Mei Rp 24 ribu

WAWAN DWI/RADAR JEMBER

Di Petani Rp 40 Ribu, Eceran Rp 47 Ribu

JEMBER KOTA– Tak ada raut muka cemberut yang ditunjukan Alex, saat melihat buruh tani yang memanen cabai di ladangnya itu pulang. Pria asal Ambulu tersebut terlihat semringah. Apalagi cabai merah besar yang baru dipanen hasilnya melimpah. Ternyata, kegembiraan Alex bukan hanya soal produksi cabai yang cukup bagus, tapi harga si pedas itu juga mulai merangkak naik.

“Allhamdulliah, untuk sekarang harga cabai bagus. Dari petani Rp 40 ribu per kilogram,” ujarnya. Dengan harga segitu, Alex mengaku petani ketiban untung. Terlebih jika cuaca dan iklim bersahabat, sehingga tanamannya tak sampai terserang hama dan penyakit.

Rupanya nasib baik yang dialami Alex bukan kebetulan. Dia memang sengaja memilih masa tanam tepat sesuai perhitungan. Yakni bisa dipanen setelah Lebaran. Karena biasanya, cabai yang dituai pasca Idul Fitri harganya meroket. Lantaran pasokan dari petani masih minim.

Semisal perhitungannya meleset, masa panen cabainya jelang Lebaran kemarin, bisa dipastikan Alex tak sesemringah saat ini. Sebab, harga cabai merah besar jelang Idul Fitri lalu hanya belasan ribu rupiah saja. “Untung perkiraan saya tepat. Memilih panen setelah Lebaran. Kalau sebelum atau saat Lebaran, ya nggak dapat apa-apa. Belum lagi kalau kena operasi pasar,” ujarnya.

Selain prediksi masa panen, Alex juga memetakan pasar. Dirinya tak menjual cabai itu di Jember, melainkan di Pasar Porong Sidoarjo. Sebab, harga di Pasar Porong Sidoarjo lebih bagus ketimbang di pasar lokal. Di Jember harga per kilogram sekitar Rp 36-38 ribu. “Jadi masih ada selisih antara Rp 2.000 hingga Rp 4.000 per kilogram,” ucapnya.

Pemantauannya, harga cabai merah besar itu mulai merangkak naik dari pertengahan Juni. Harga yang dijual mulai dari belasan ribu, sedikit demi sedikit naik menjadi dua puluhan ribu, hingga tiga puluhan ribu beberapa hari lalu.

Kendati begitu, Alex berharap, harga cabai merah besar tak melonjak tajam seperti tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kilogram. “Kalau harga cabai terlalu mahal sekali itu, petani juga repot. Sering ada petugas yang datang. Ujung-ujungnya ada operasi pasar yang cabainya dari luar negeri,” paparnya.

Alex memprediksi, mengapa harga cabai itu membaik, bisa jadi karena banyak petani yang memburu panen saat Lebaran. Sehingga, hanya sedikit petani yang panen setelah Lebaran. Karena jika factor cuaca, saat ini kondisinya lagi musim kemarau. Potensi rusaknya tanaman cabai disebabkan hujan sangat kecil. “Besar kemungkinan karena sudah jarang petani yang memanen cabai. Jadi harganya naik,” terangnya.

Sementara itu Pantauan Jawa Pos Radar Jember, buah yang menghasilkan rasa pedas tersebut di sejumlah pasar tradisional harganya berangsur naik. Bahkan menyentuh Rp 47 ribu per kilogram.

Sayuti, pedagang toko kelontong di Pasar Tanjung mengatakan, untuk cabai merah besar harganya di kisaran Rp 46-47 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut, kata dia, memang berasal dari pemasoknya. “Kami hanya membeli saja dan menjual kembali,” ujarnya.

Sebagai pedagang, Sayuti menambahkan, naiknya harga cabai merah masih belum begitu berpengaruh terhadap pembelian. “Karena naiknya itu bertahap. Jadi orang tidak begitu kaget. Tiap hari juga bisa naik terus menerus,” pungkasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca