JEMBER, RADARJEMBER.ID – Umat Buddha lagi-lagi harus berikhtiar merayakan Hari Raya Waisak di tengah pandemi. Penyelenggaraan ibadah di wihara pun dilakukan secara terbatas. Di Wihara Sempusari misalnya, sembahyang dilakukan sejak pukul 16.00 dan hanya diikuti sekitar 15 jamaah.
TETAP KHUSYUK: Suasana peringatan Hari Raya Waisak yang kembali diselenggarakan dalam masa pandemi. Selain dihadiri secara terbatas, para umat juga diwajibkan menaati protokol kesehatan.
Namun, ada juga yang melaksanakan secara hybrid, yaitu secara luring dan daring. Salah satunya adalah Yayasan Vihara Dhamma Metta. Setidaknya terdapat sekitar 30 umat yang hadir dalam perayaan Waisak dari segala usia. Kendati demikian, mereka diimbau untuk mentaati protokol kesehatan. “Kami membatasi 30 orang. Untuk yang lainnya kami sediakan secara daring melalui Zoom,” kata Ketua Yayasan Vihara Dhamma Metta Ni Ketut Ardiani, Rabu (26/5).
Di Yayasan Vihara Dhamma Metta, upacara perayaan Waisak dipimpin oleh Ketua Dha Yakasaba yaitu Romo Pandhita Sukarno. Upacara dimulai sejak pukul 17.00 WIB. Para umat berkumpul di tempat peribadatan dengan menggunakan pakaian serba putih. Dengan seksama dan khusyuk berdoa sembari membaca kitab.
Mobile_AP_Rectangle 2
Selanjutnya, mereka melanjutkan ritual dengan berkeliling wihara selama tiga kali dengan membaca doa atau pradiksina, yang dipimpin oleh Romo Djenal. Ritual ini juga dilaksanakan secara terbatas. Seperti itulah gambaran perayaan Waisak yang dilakukan secara terbatas.
Pada perayaan sebelum pandemi, umumnya umat yang hadir bahkan dari luar Jember. Misalnya dari Bondowoso, Banyuwangi, dan lainnya. Namun, untuk saat ini hal tersebut dibatasi. “Kami membatasi yang hadir. Jadi, kalau biasanya umat dari luar Jember datang, selama pandemi ini mereka tidak merayakan di sini,” imbuh wanita yang akrab disapa Ketut itu.
Ketut menjelaskan bahwa tema pada perayaan Waisak kali ini adalah Bangkit Bersatu Bersama Indonesia Maju. “Maknanya adalah di tengah pandemi ini semua jamaah diimbau untuk tetap konsisten menjalani ibadah,” pungkasnya.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Umat Buddha lagi-lagi harus berikhtiar merayakan Hari Raya Waisak di tengah pandemi. Penyelenggaraan ibadah di wihara pun dilakukan secara terbatas. Di Wihara Sempusari misalnya, sembahyang dilakukan sejak pukul 16.00 dan hanya diikuti sekitar 15 jamaah.
TETAP KHUSYUK: Suasana peringatan Hari Raya Waisak yang kembali diselenggarakan dalam masa pandemi. Selain dihadiri secara terbatas, para umat juga diwajibkan menaati protokol kesehatan.
Namun, ada juga yang melaksanakan secara hybrid, yaitu secara luring dan daring. Salah satunya adalah Yayasan Vihara Dhamma Metta. Setidaknya terdapat sekitar 30 umat yang hadir dalam perayaan Waisak dari segala usia. Kendati demikian, mereka diimbau untuk mentaati protokol kesehatan. “Kami membatasi 30 orang. Untuk yang lainnya kami sediakan secara daring melalui Zoom,” kata Ketua Yayasan Vihara Dhamma Metta Ni Ketut Ardiani, Rabu (26/5).
Di Yayasan Vihara Dhamma Metta, upacara perayaan Waisak dipimpin oleh Ketua Dha Yakasaba yaitu Romo Pandhita Sukarno. Upacara dimulai sejak pukul 17.00 WIB. Para umat berkumpul di tempat peribadatan dengan menggunakan pakaian serba putih. Dengan seksama dan khusyuk berdoa sembari membaca kitab.
Selanjutnya, mereka melanjutkan ritual dengan berkeliling wihara selama tiga kali dengan membaca doa atau pradiksina, yang dipimpin oleh Romo Djenal. Ritual ini juga dilaksanakan secara terbatas. Seperti itulah gambaran perayaan Waisak yang dilakukan secara terbatas.
Pada perayaan sebelum pandemi, umumnya umat yang hadir bahkan dari luar Jember. Misalnya dari Bondowoso, Banyuwangi, dan lainnya. Namun, untuk saat ini hal tersebut dibatasi. “Kami membatasi yang hadir. Jadi, kalau biasanya umat dari luar Jember datang, selama pandemi ini mereka tidak merayakan di sini,” imbuh wanita yang akrab disapa Ketut itu.
Ketut menjelaskan bahwa tema pada perayaan Waisak kali ini adalah Bangkit Bersatu Bersama Indonesia Maju. “Maknanya adalah di tengah pandemi ini semua jamaah diimbau untuk tetap konsisten menjalani ibadah,” pungkasnya.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Umat Buddha lagi-lagi harus berikhtiar merayakan Hari Raya Waisak di tengah pandemi. Penyelenggaraan ibadah di wihara pun dilakukan secara terbatas. Di Wihara Sempusari misalnya, sembahyang dilakukan sejak pukul 16.00 dan hanya diikuti sekitar 15 jamaah.
TETAP KHUSYUK: Suasana peringatan Hari Raya Waisak yang kembali diselenggarakan dalam masa pandemi. Selain dihadiri secara terbatas, para umat juga diwajibkan menaati protokol kesehatan.
Namun, ada juga yang melaksanakan secara hybrid, yaitu secara luring dan daring. Salah satunya adalah Yayasan Vihara Dhamma Metta. Setidaknya terdapat sekitar 30 umat yang hadir dalam perayaan Waisak dari segala usia. Kendati demikian, mereka diimbau untuk mentaati protokol kesehatan. “Kami membatasi 30 orang. Untuk yang lainnya kami sediakan secara daring melalui Zoom,” kata Ketua Yayasan Vihara Dhamma Metta Ni Ketut Ardiani, Rabu (26/5).
Di Yayasan Vihara Dhamma Metta, upacara perayaan Waisak dipimpin oleh Ketua Dha Yakasaba yaitu Romo Pandhita Sukarno. Upacara dimulai sejak pukul 17.00 WIB. Para umat berkumpul di tempat peribadatan dengan menggunakan pakaian serba putih. Dengan seksama dan khusyuk berdoa sembari membaca kitab.
Selanjutnya, mereka melanjutkan ritual dengan berkeliling wihara selama tiga kali dengan membaca doa atau pradiksina, yang dipimpin oleh Romo Djenal. Ritual ini juga dilaksanakan secara terbatas. Seperti itulah gambaran perayaan Waisak yang dilakukan secara terbatas.
Pada perayaan sebelum pandemi, umumnya umat yang hadir bahkan dari luar Jember. Misalnya dari Bondowoso, Banyuwangi, dan lainnya. Namun, untuk saat ini hal tersebut dibatasi. “Kami membatasi yang hadir. Jadi, kalau biasanya umat dari luar Jember datang, selama pandemi ini mereka tidak merayakan di sini,” imbuh wanita yang akrab disapa Ketut itu.
Ketut menjelaskan bahwa tema pada perayaan Waisak kali ini adalah Bangkit Bersatu Bersama Indonesia Maju. “Maknanya adalah di tengah pandemi ini semua jamaah diimbau untuk tetap konsisten menjalani ibadah,” pungkasnya.