Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 diperingati dengan nuansa khidmat oleh puluhan umat Hindu di Desa Wringinagung, Kecamatan Jombang, Rabu (2/03). Menariknya, dalam perayaan Nyepi tersebut kembali ada pawai ogoh-ogoh, yang sebelumnya tidak ada akibat merebaknya Covid-19.
Tepat sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi, puluhan umat Hindu melakukan upacara Tawur Agung Kesange, yang digelar sebagai bentuk penyucian diri sebelum mengikuti tapa bratha penyepian. Saat itu, upacara dimulai dengan doa-doa yang dilakukan secara bertahap. Kemudian, ogoh-ogoh yang sudah dibuat sebagai lambang hawa jahat, mulai diarak keliling kampung. Puncaknya, ogoh-ogoh dibakar sebagai bentuk penyucian diri umat Hindu sebelum mengikuti tapa bratha penyepian.
Tokoh agama Hindu di Desa Wringinagung, Mangku Misno, mengatakan, kegiatan itu menjadi awal digelar kembali sejak merebaknya pandemi Covid-19. Karena itu, ketika upacara bisa dilangsungkan, pihaknya mengaku merasa bersyukur. “Ini merupakan sinergi dari umat kita, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda, termasuk ada Ansor Banser di Kecamatan Jombang,” kata Mangku Misno.
Mobile_AP_Rectangle 2
Selain diikuti oleh umat Hindu, kegiatan tersebut juga diikuti oleh sejumlah tokoh atau elemen masyarakat dari berbagai agama. Para umat Hindu di sana berharap perayaan Tahun Baru Saka 1944 itu bisa menjadi salah satu kearifan lokal yang terus dijaga bersama. “Kita teguhkan kearifan lokal Jawa Timur ini dengan guyub, rukun, dan bersinergi,” tambah Mangku Misno.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Dwi Siswanto
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 diperingati dengan nuansa khidmat oleh puluhan umat Hindu di Desa Wringinagung, Kecamatan Jombang, Rabu (2/03). Menariknya, dalam perayaan Nyepi tersebut kembali ada pawai ogoh-ogoh, yang sebelumnya tidak ada akibat merebaknya Covid-19.
Tepat sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi, puluhan umat Hindu melakukan upacara Tawur Agung Kesange, yang digelar sebagai bentuk penyucian diri sebelum mengikuti tapa bratha penyepian. Saat itu, upacara dimulai dengan doa-doa yang dilakukan secara bertahap. Kemudian, ogoh-ogoh yang sudah dibuat sebagai lambang hawa jahat, mulai diarak keliling kampung. Puncaknya, ogoh-ogoh dibakar sebagai bentuk penyucian diri umat Hindu sebelum mengikuti tapa bratha penyepian.
Tokoh agama Hindu di Desa Wringinagung, Mangku Misno, mengatakan, kegiatan itu menjadi awal digelar kembali sejak merebaknya pandemi Covid-19. Karena itu, ketika upacara bisa dilangsungkan, pihaknya mengaku merasa bersyukur. “Ini merupakan sinergi dari umat kita, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda, termasuk ada Ansor Banser di Kecamatan Jombang,” kata Mangku Misno.
Selain diikuti oleh umat Hindu, kegiatan tersebut juga diikuti oleh sejumlah tokoh atau elemen masyarakat dari berbagai agama. Para umat Hindu di sana berharap perayaan Tahun Baru Saka 1944 itu bisa menjadi salah satu kearifan lokal yang terus dijaga bersama. “Kita teguhkan kearifan lokal Jawa Timur ini dengan guyub, rukun, dan bersinergi,” tambah Mangku Misno.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Dwi Siswanto
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 diperingati dengan nuansa khidmat oleh puluhan umat Hindu di Desa Wringinagung, Kecamatan Jombang, Rabu (2/03). Menariknya, dalam perayaan Nyepi tersebut kembali ada pawai ogoh-ogoh, yang sebelumnya tidak ada akibat merebaknya Covid-19.
Tepat sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi, puluhan umat Hindu melakukan upacara Tawur Agung Kesange, yang digelar sebagai bentuk penyucian diri sebelum mengikuti tapa bratha penyepian. Saat itu, upacara dimulai dengan doa-doa yang dilakukan secara bertahap. Kemudian, ogoh-ogoh yang sudah dibuat sebagai lambang hawa jahat, mulai diarak keliling kampung. Puncaknya, ogoh-ogoh dibakar sebagai bentuk penyucian diri umat Hindu sebelum mengikuti tapa bratha penyepian.
Tokoh agama Hindu di Desa Wringinagung, Mangku Misno, mengatakan, kegiatan itu menjadi awal digelar kembali sejak merebaknya pandemi Covid-19. Karena itu, ketika upacara bisa dilangsungkan, pihaknya mengaku merasa bersyukur. “Ini merupakan sinergi dari umat kita, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda, termasuk ada Ansor Banser di Kecamatan Jombang,” kata Mangku Misno.
Selain diikuti oleh umat Hindu, kegiatan tersebut juga diikuti oleh sejumlah tokoh atau elemen masyarakat dari berbagai agama. Para umat Hindu di sana berharap perayaan Tahun Baru Saka 1944 itu bisa menjadi salah satu kearifan lokal yang terus dijaga bersama. “Kita teguhkan kearifan lokal Jawa Timur ini dengan guyub, rukun, dan bersinergi,” tambah Mangku Misno.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Dwi Siswanto