LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pertengahan Desember nanti, United Nations Children’s Fund (UNICEF) atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa bakal hadir di Lumajang. Kedatangan mereka akan diwakili oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Tulungagung. Bukan untuk menyelesaikan kasus kekerasan anak. Melainkan memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) bagi seratus anak.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Luluk Azizah mengungkapkan, refocusing anggaran menghambat sejumlah kegiatan. Terlebih pada penanganan LDP ini, pihaknya malah dibantu UNICEF melalui LPA Tulungagung. Sebab, Kabupaten Lumajang tidak menganggarkan khusus untuk penanganan ini.
Sementara ini, pendampingan baru dilakukan di salah satu kecamatan saja. Sedangkan awal bulan depan, pihaknya juga akan turun kembali untuk memastikan persiapan LDP. Baik dari anak atau orang tua asuh. Rencananya, LDP diberikan secara bertahap di sejumlah kecamatan.
“Karena anak-anaknya ini berada di kecamatan yang berbeda-beda. Rencananya nanti beberapa kecamatan menjadi satu. Misalnya Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Pronojiwo jadi satu lokasi. Setelah itu, baru kami memberikan pendampingan psikologis untuk anak-anaknya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Dalduk KBPP Lumajang dr Rosyidah menjelaskan, selain UNICEF dan LPA Tulungagung, pihaknya juga akan bersinergi lintas sektor seperti dengan Dinas Sosial dan Kepolisian Resor (Polres) Lumajang. Terlebih, sejumlah pihak sudah memberikan bantuan lebih dulu ke anak-anak yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu tersebut.
“Seperti Polres Lumajang yang memberikan bantuan, beberapa waktu lalu. Kami sudah berdiskusi. Karena polres juga memiliki program orang tua asuh bagi mereka. Ini linier dengan program kami. Ke depannya, polres berencana mengeluarkan pembiayaan BPJS Kesehatan agar ada kepastian kesehatan bagi anak-anak,” jelasnya.
Dia menegaskan akan memperhatikan masa depan anak-anak. Hal itu dimulai dengan pemberian trauma healing. Sedangkan bagi orang tua asuh, pihaknya memberikan pendampingan dan pembinaan pola asuh.
Sebab, hal ini menjadi poin penting bagi kehidupan anak ke depannya. “Masa depan anak-anak sangat kami perhatikan. Trauma healing, permainan, hingga bantuan lainnya diberikan sesuai kelompok umur anak-anak. Sedangkan, orang tua asuh akan terus kami dampingi agar pola pengasuhan anak bisa ditingkatkan,” pungkasnya.
Datanya Beda, Tidak Semua Dapat Bantuan
BANTUAN dan pendampingan menjadi hal penting yang patut diberikan kepada semua korban bencana. Tidak terkecuali bagi anak-anak yang berstatus yatim, piatu, atau yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Namun, tidak semuanya mendapat bantuan. Bahkan antar-OPD memiliki data masing-masing.
Informasi yang berhasil diperoleh menyebutkan, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan (Dalduk KBPP) menghimpun seratus anak yang ditinggal orang tuanya meninggal karena Covid-19. Jumlah ini merupakan hasil penghimpunan pada September lalu.
Sementara itu, Dinas Sosial Lumajang mencatat ada 280 anak yang ditinggal orang tuanya meninggal karena korona. Jumlah tersebut diperoleh dari 944 orang tua di Lumajang. Bulan lalu, pihaknya bekerja sama dengan Provinsi Jawa Timur mengorek informasi. Hasilnya, sebagian besar dari mereka tidak membutuhkan bantuan dan pendampingan.
“Alasannya, bantuan pendidikan maupun pengasuhan masih bisa dikaver oleh anggota keluarga yang lain. Sehingga bantuan pertama hanya diberikan sembako kepada 25 anak. Selanjutnya, diberikan kepada 50 anak. Anak-anak juga mendapatkan bantuan Rp 5 juta per anak,” ungkap Kepala Dinas Sosial Lumajang Dewi Susiyati.
Dewi menjelaskan, ada 113 anak yang diajukan mendapat bantuan tersebut. Bantuan berupa uang tersebut langsung ditransfer ke rekening masing-masing anak. Selain itu, pihaknya kini mengajukan tambahan sebanyak 40 anak ke provinsi. Tidak ada ketentuan khusus bantuan uang itu untuk biaya pendidikan atau lainnya. “Yang jelas, bantuan langsung masuk ke rekening mereka. Tetapi, diutamakan dan mengarahkan untuk biaya pendidikan mereka,” tegasnya.
Sementara, bantuan lainnya juga diberikan bagi orang tua asuh. Khususnya bagi aparatur sipil negara (ASN). Namun, hal ini langsung ditangani oleh yayasan Gerakan Nurani Orang Tua Asuh (GN-OTA) Lumajang. Mereka akan mendapatkan pendampingan khusus dan santunan untuk pendidikan anak.
“Kami data ada 11 PNS yang meninggal karena Covid-19. Total ada 18 anak. Santunan ini diberikan ke ahli waris. Jadi, ada 11 anak yang akan menerimanya besok (hari ini, Red). Besaran santunannya sebesar satu juta rupiah,” pungkasnya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan