Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Kali ini makan di warung pinggir jalan tak bisa lagi sambil bincang santai ngobrol ngalor ngidul bersama keluarga atau kerabat lainnya. Sebab, pengaturan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan kemasyarakatan (PPKM) level 4 mengatur waktu makan di luar. Makan di warung harus dipercepat. Sebab, batasnya maksimal hanya 20 menit.
Waktu yang cukup singkat itu ternyata diuji oleh salah satu pemilik akun Facebook di salah satu grup. Dia mengingatkan anggota grup untuk mematuhi peraturan makan di warung saat penerapan PPKM dengan menampilkan gambar sedang makan pecel di warung pinggir jalan.
“Yang lagi WFH maupun WFO jangan lupa sarapan yo lurrr, ben kuat menjalani hari-harimu. Monggo sarapan pecel rumiyin. Nek marung ojo suwe-suwe, ndak oleh lebih teko 20 menit, ndak usah jagongan opo maneh nglamuno de’e sing wis duduk jodohmu,” tulis akun Isaac Hardy Yuwono.
Mobile_AP_Rectangle 2
Makan 20 menit di warung itu perlu diterapkan seluruh warga Lumajang. Sebab, daerah ini masuk asesmen level 4. Namun, akun Arrom Bayu justru menimpali pengaturan PPKM tersebut dengan kebiasaan warga ketika makan. “Ingat, kalau makan masker dilarang diturunkan di dagu,” tambahnya.
Memang banyak akun Facebook lainnya yang mengomentari unggahan itu. Tapi, ada satu akun bernama Evanz Arifian yang mengumpamakan makan 20 menit di warung kali ini hampir sama dengan suasana sahur ketika bulan Ramadan. “Mangane ambek ngiling-ngiling lek wayahe sahur mepet imsak, auto ngebut mas,” tandasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Kali ini makan di warung pinggir jalan tak bisa lagi sambil bincang santai ngobrol ngalor ngidul bersama keluarga atau kerabat lainnya. Sebab, pengaturan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan kemasyarakatan (PPKM) level 4 mengatur waktu makan di luar. Makan di warung harus dipercepat. Sebab, batasnya maksimal hanya 20 menit.
Waktu yang cukup singkat itu ternyata diuji oleh salah satu pemilik akun Facebook di salah satu grup. Dia mengingatkan anggota grup untuk mematuhi peraturan makan di warung saat penerapan PPKM dengan menampilkan gambar sedang makan pecel di warung pinggir jalan.
“Yang lagi WFH maupun WFO jangan lupa sarapan yo lurrr, ben kuat menjalani hari-harimu. Monggo sarapan pecel rumiyin. Nek marung ojo suwe-suwe, ndak oleh lebih teko 20 menit, ndak usah jagongan opo maneh nglamuno de’e sing wis duduk jodohmu,” tulis akun Isaac Hardy Yuwono.
Makan 20 menit di warung itu perlu diterapkan seluruh warga Lumajang. Sebab, daerah ini masuk asesmen level 4. Namun, akun Arrom Bayu justru menimpali pengaturan PPKM tersebut dengan kebiasaan warga ketika makan. “Ingat, kalau makan masker dilarang diturunkan di dagu,” tambahnya.
Memang banyak akun Facebook lainnya yang mengomentari unggahan itu. Tapi, ada satu akun bernama Evanz Arifian yang mengumpamakan makan 20 menit di warung kali ini hampir sama dengan suasana sahur ketika bulan Ramadan. “Mangane ambek ngiling-ngiling lek wayahe sahur mepet imsak, auto ngebut mas,” tandasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Kali ini makan di warung pinggir jalan tak bisa lagi sambil bincang santai ngobrol ngalor ngidul bersama keluarga atau kerabat lainnya. Sebab, pengaturan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan kemasyarakatan (PPKM) level 4 mengatur waktu makan di luar. Makan di warung harus dipercepat. Sebab, batasnya maksimal hanya 20 menit.
Waktu yang cukup singkat itu ternyata diuji oleh salah satu pemilik akun Facebook di salah satu grup. Dia mengingatkan anggota grup untuk mematuhi peraturan makan di warung saat penerapan PPKM dengan menampilkan gambar sedang makan pecel di warung pinggir jalan.
“Yang lagi WFH maupun WFO jangan lupa sarapan yo lurrr, ben kuat menjalani hari-harimu. Monggo sarapan pecel rumiyin. Nek marung ojo suwe-suwe, ndak oleh lebih teko 20 menit, ndak usah jagongan opo maneh nglamuno de’e sing wis duduk jodohmu,” tulis akun Isaac Hardy Yuwono.
Makan 20 menit di warung itu perlu diterapkan seluruh warga Lumajang. Sebab, daerah ini masuk asesmen level 4. Namun, akun Arrom Bayu justru menimpali pengaturan PPKM tersebut dengan kebiasaan warga ketika makan. “Ingat, kalau makan masker dilarang diturunkan di dagu,” tambahnya.
Memang banyak akun Facebook lainnya yang mengomentari unggahan itu. Tapi, ada satu akun bernama Evanz Arifian yang mengumpamakan makan 20 menit di warung kali ini hampir sama dengan suasana sahur ketika bulan Ramadan. “Mangane ambek ngiling-ngiling lek wayahe sahur mepet imsak, auto ngebut mas,” tandasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan