23.2 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Ukuran Lebih Kecil, Tanpa Kamar Mandi

Akan Bangun 125 Unit Huntara

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Proses pembangunan hunian sementara (huntara) terus berlanjut. Awalnya, Pemerintah Kabupaten Lumajang berencana membangun 61 unit huntara. Namun, setelah Bupati Thoriqul Haq melakukan kunjungan di lapangan, jumlah huntara ditambah. Sebab, ada sejumlah masyarakat yang menginginkan dibangun huntara.

Total ada 125 unit huntara yang akan dibangun. Jumlah tersebut terbagi di tiga kecamatan. “Kami akan membangun 125 unit yang berada di Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, dan Gucialit,” kata Joko Sambang, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

Perinciannya, 88 unit huntara dibangun di Tempursari. Sedangkan Pronojiwo dan Gucialit, masing-masing 34 dan 3 unit. “Itu huntara bagi warga yang rumahnya rusak berat. Prosesnya kami mulai dari Kaliuling sebanyak 88 unit. Lalu bergeser ke Taman Ayu 12 unit, Sidomulyo 21 unit, dan terakhir di Gucialit 3 unit huntara,” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia menuturkan, ukuran rumah yang akan dibangun bukan 4 x 4 meter. Melainkan 3,6 x 3,6 meter. Hal tersebut guna memudahkan pembangunan. Sehingga proses pemasangan antarbagian rumah lebih cepat, efektif, dan efisien.

“Awalnya memang 4 x 4 meter. Namun, setelah belanja material, tripleksnya berukuran 1,2 meter. Jadi, kami gunakan tiga lembar tripleks untuk pemasangan. Kalau pakai ukuran ini, kami tidak perlu memotong tripleks. Sehingga pengerjaan semakin cepat selesai,” tuturnya.

Selain itu, pembangunan kamar mandi juga tidak dilanjutkan. Sebab, masih banyak kamar mandi warga yang bisa digunakan. “Rata-rata yang rusak hanya rumahnya saja. Sedangkan untuk kamar mandi masih bisa dimanfaatkan. Meskipun 61 unit huntara sudah dibelikan fasilitas kamar mandi seperti kloset dan pipa paralon, kami berikan ke mereka,” tambahnya.

Awalnya, memang akan dibelikan paket lengkap dengan resapan. Namun, ternyata tidak efektif. “Jadi, kami alokasikan untuk membeli material yang lain. Apalagi, huntara tipe kedua (tambahan, Red) tidak membutuhkan kamar mandi. Pembuatannya lebih sederhana,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : mg2
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

 

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Proses pembangunan hunian sementara (huntara) terus berlanjut. Awalnya, Pemerintah Kabupaten Lumajang berencana membangun 61 unit huntara. Namun, setelah Bupati Thoriqul Haq melakukan kunjungan di lapangan, jumlah huntara ditambah. Sebab, ada sejumlah masyarakat yang menginginkan dibangun huntara.

Total ada 125 unit huntara yang akan dibangun. Jumlah tersebut terbagi di tiga kecamatan. “Kami akan membangun 125 unit yang berada di Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, dan Gucialit,” kata Joko Sambang, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

Perinciannya, 88 unit huntara dibangun di Tempursari. Sedangkan Pronojiwo dan Gucialit, masing-masing 34 dan 3 unit. “Itu huntara bagi warga yang rumahnya rusak berat. Prosesnya kami mulai dari Kaliuling sebanyak 88 unit. Lalu bergeser ke Taman Ayu 12 unit, Sidomulyo 21 unit, dan terakhir di Gucialit 3 unit huntara,” jelasnya.

Dia menuturkan, ukuran rumah yang akan dibangun bukan 4 x 4 meter. Melainkan 3,6 x 3,6 meter. Hal tersebut guna memudahkan pembangunan. Sehingga proses pemasangan antarbagian rumah lebih cepat, efektif, dan efisien.

“Awalnya memang 4 x 4 meter. Namun, setelah belanja material, tripleksnya berukuran 1,2 meter. Jadi, kami gunakan tiga lembar tripleks untuk pemasangan. Kalau pakai ukuran ini, kami tidak perlu memotong tripleks. Sehingga pengerjaan semakin cepat selesai,” tuturnya.

Selain itu, pembangunan kamar mandi juga tidak dilanjutkan. Sebab, masih banyak kamar mandi warga yang bisa digunakan. “Rata-rata yang rusak hanya rumahnya saja. Sedangkan untuk kamar mandi masih bisa dimanfaatkan. Meskipun 61 unit huntara sudah dibelikan fasilitas kamar mandi seperti kloset dan pipa paralon, kami berikan ke mereka,” tambahnya.

Awalnya, memang akan dibelikan paket lengkap dengan resapan. Namun, ternyata tidak efektif. “Jadi, kami alokasikan untuk membeli material yang lain. Apalagi, huntara tipe kedua (tambahan, Red) tidak membutuhkan kamar mandi. Pembuatannya lebih sederhana,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : mg2
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

 

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Proses pembangunan hunian sementara (huntara) terus berlanjut. Awalnya, Pemerintah Kabupaten Lumajang berencana membangun 61 unit huntara. Namun, setelah Bupati Thoriqul Haq melakukan kunjungan di lapangan, jumlah huntara ditambah. Sebab, ada sejumlah masyarakat yang menginginkan dibangun huntara.

Total ada 125 unit huntara yang akan dibangun. Jumlah tersebut terbagi di tiga kecamatan. “Kami akan membangun 125 unit yang berada di Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, dan Gucialit,” kata Joko Sambang, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

Perinciannya, 88 unit huntara dibangun di Tempursari. Sedangkan Pronojiwo dan Gucialit, masing-masing 34 dan 3 unit. “Itu huntara bagi warga yang rumahnya rusak berat. Prosesnya kami mulai dari Kaliuling sebanyak 88 unit. Lalu bergeser ke Taman Ayu 12 unit, Sidomulyo 21 unit, dan terakhir di Gucialit 3 unit huntara,” jelasnya.

Dia menuturkan, ukuran rumah yang akan dibangun bukan 4 x 4 meter. Melainkan 3,6 x 3,6 meter. Hal tersebut guna memudahkan pembangunan. Sehingga proses pemasangan antarbagian rumah lebih cepat, efektif, dan efisien.

“Awalnya memang 4 x 4 meter. Namun, setelah belanja material, tripleksnya berukuran 1,2 meter. Jadi, kami gunakan tiga lembar tripleks untuk pemasangan. Kalau pakai ukuran ini, kami tidak perlu memotong tripleks. Sehingga pengerjaan semakin cepat selesai,” tuturnya.

Selain itu, pembangunan kamar mandi juga tidak dilanjutkan. Sebab, masih banyak kamar mandi warga yang bisa digunakan. “Rata-rata yang rusak hanya rumahnya saja. Sedangkan untuk kamar mandi masih bisa dimanfaatkan. Meskipun 61 unit huntara sudah dibelikan fasilitas kamar mandi seperti kloset dan pipa paralon, kami berikan ke mereka,” tambahnya.

Awalnya, memang akan dibelikan paket lengkap dengan resapan. Namun, ternyata tidak efektif. “Jadi, kami alokasikan untuk membeli material yang lain. Apalagi, huntara tipe kedua (tambahan, Red) tidak membutuhkan kamar mandi. Pembuatannya lebih sederhana,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : mg2
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca