23.5 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Listrik Semrawut dan Sering Padam

Sulitkan Pembangunan Huntara

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Tidak hanya ukuran lebih kecil dan tanpa kamar mandi, pembangunan huntara juga tidak bisa maksimal. Sebab, listrik sering padam. Akibatnya, proses pembangunan terkendala. Jika di awal bisa membangun hingga tujuh unit huntara setiap hari, kini hanya bisa tiga unit.

Kendala listrik menjadi hal utama. Hal itu dibenarkan Joko Sambang, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang. Menurutnya, jaringan listrik di lokasi pembangunan masih belum normal. “Benar, listrik sering padam. Ini kendala utama huntara tidak bisa dibangun maksimal,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, pihaknya bersama tim tidak bisa bekerja secara cepat. “Padahal ada ratusan unit yang akan dibangun di tiga kecamatan. Kalau listriknya sering mati, bisa jadi kami tidak bisa memenuhi target pembangunan sesuai rencana waktu yang sudah ditentukan,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Selain listrik, kawasan Kaliuling sering hujan. Hal tersebut menambah lama pengerjaan. “Hampir setiap sore hari turun hujan. Ini akan membuat lama. Sebab, kalau dipaksa bekerja saat hujan, risikonya lebih besar. Karena pengerjaan juga membutuhkan listrik. Kalau ada yang korsleting listrik, tentu akan membahayakan bagi tim,” jelasnya.

Sementara itu, Yossy Irawan, Manajer Unit Layanan Pelanggan PLN (ULP PLN) Tempeh, mengatakan, kondisi jaringan masih belum rapi. “Memang, jaringannya masih semrawut. Karena banyak rumah yang rusak dan memutuskan kabel listrik yang ada,” katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan pemeliharaan jaringan. “Kami tetap menangani permasalahan listrik. Pengamanan dan pemeliharaan juga terus dilakukan. Jika ada yang rusak, kami lakukan perbaikan secara temporal saja. Sebab, kalau sifatnya permanen, kami harus menunggu hunian atau rumah warga yang sudah terbangun dahulu,” jelasnya.

 

 

Jurnalis : mg2
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Tidak hanya ukuran lebih kecil dan tanpa kamar mandi, pembangunan huntara juga tidak bisa maksimal. Sebab, listrik sering padam. Akibatnya, proses pembangunan terkendala. Jika di awal bisa membangun hingga tujuh unit huntara setiap hari, kini hanya bisa tiga unit.

Kendala listrik menjadi hal utama. Hal itu dibenarkan Joko Sambang, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang. Menurutnya, jaringan listrik di lokasi pembangunan masih belum normal. “Benar, listrik sering padam. Ini kendala utama huntara tidak bisa dibangun maksimal,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, pihaknya bersama tim tidak bisa bekerja secara cepat. “Padahal ada ratusan unit yang akan dibangun di tiga kecamatan. Kalau listriknya sering mati, bisa jadi kami tidak bisa memenuhi target pembangunan sesuai rencana waktu yang sudah ditentukan,” katanya.

Selain listrik, kawasan Kaliuling sering hujan. Hal tersebut menambah lama pengerjaan. “Hampir setiap sore hari turun hujan. Ini akan membuat lama. Sebab, kalau dipaksa bekerja saat hujan, risikonya lebih besar. Karena pengerjaan juga membutuhkan listrik. Kalau ada yang korsleting listrik, tentu akan membahayakan bagi tim,” jelasnya.

Sementara itu, Yossy Irawan, Manajer Unit Layanan Pelanggan PLN (ULP PLN) Tempeh, mengatakan, kondisi jaringan masih belum rapi. “Memang, jaringannya masih semrawut. Karena banyak rumah yang rusak dan memutuskan kabel listrik yang ada,” katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan pemeliharaan jaringan. “Kami tetap menangani permasalahan listrik. Pengamanan dan pemeliharaan juga terus dilakukan. Jika ada yang rusak, kami lakukan perbaikan secara temporal saja. Sebab, kalau sifatnya permanen, kami harus menunggu hunian atau rumah warga yang sudah terbangun dahulu,” jelasnya.

 

 

Jurnalis : mg2
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Tidak hanya ukuran lebih kecil dan tanpa kamar mandi, pembangunan huntara juga tidak bisa maksimal. Sebab, listrik sering padam. Akibatnya, proses pembangunan terkendala. Jika di awal bisa membangun hingga tujuh unit huntara setiap hari, kini hanya bisa tiga unit.

Kendala listrik menjadi hal utama. Hal itu dibenarkan Joko Sambang, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang. Menurutnya, jaringan listrik di lokasi pembangunan masih belum normal. “Benar, listrik sering padam. Ini kendala utama huntara tidak bisa dibangun maksimal,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, pihaknya bersama tim tidak bisa bekerja secara cepat. “Padahal ada ratusan unit yang akan dibangun di tiga kecamatan. Kalau listriknya sering mati, bisa jadi kami tidak bisa memenuhi target pembangunan sesuai rencana waktu yang sudah ditentukan,” katanya.

Selain listrik, kawasan Kaliuling sering hujan. Hal tersebut menambah lama pengerjaan. “Hampir setiap sore hari turun hujan. Ini akan membuat lama. Sebab, kalau dipaksa bekerja saat hujan, risikonya lebih besar. Karena pengerjaan juga membutuhkan listrik. Kalau ada yang korsleting listrik, tentu akan membahayakan bagi tim,” jelasnya.

Sementara itu, Yossy Irawan, Manajer Unit Layanan Pelanggan PLN (ULP PLN) Tempeh, mengatakan, kondisi jaringan masih belum rapi. “Memang, jaringannya masih semrawut. Karena banyak rumah yang rusak dan memutuskan kabel listrik yang ada,” katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan pemeliharaan jaringan. “Kami tetap menangani permasalahan listrik. Pengamanan dan pemeliharaan juga terus dilakukan. Jika ada yang rusak, kami lakukan perbaikan secara temporal saja. Sebab, kalau sifatnya permanen, kami harus menunggu hunian atau rumah warga yang sudah terbangun dahulu,” jelasnya.

 

 

Jurnalis : mg2
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca