LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun ini diperingati dengan membunyikan sirene, kentongan, dan alat lain sebagai penanda bencana selama satu menit. Pemerintah dan masyarakat secara serentak membunyikan alat tersebut pada pukul 10.00 WIB (26/04). Hal itu dilakukan agar masyarakat lebih sadar dan waspada terhadap bencana.
Eko Dian Wijayanto, Supervisor Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, mengatakan, dampak bencana tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. “Selama trimester pertama tahun ini, jumlahnya tinggi. Ditambah kejadian longsor dan gempa bumi bulan ini. Selain dampaknya yang parah, jumlah korban jiwa juga banyak,” katanya.
Dia mengungkapkan, tidak ada yang tahu kapan bencana alam terjadi. Namun, masyarakat harus waspada agar risiko bencana itu bisa dikurangi. “Dengan mengenali ancaman bencana, kita bisa mengurangi dampaknya. Masyarakat di kawasan barat atau dekat dengan Gunung Semeru, mereka harus tahu bencana yang mengancam adalah gunung meletus dan tanah longsor,” ungkapnya.
Sementara kawasan selatan, ancaman bencananya adalah tsunami dan abrasi atau erosi. Kawasan timur adalah banjir. Sementara itu, kekeringan sering terjadi di kawasan utara. Dan kawasan kota (tengah, Red), cuaca ekstrem berupa hujan deras, angin puting beliung, dan pohon tumbang sering terjadi.
Wawan Hadi Siswoyo, Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang, mengatakan bahwa sepuluh ancaman bencana di Lumajang harus diwaspadai oleh masyarakat. “Melalui desa tangguh bencana, kami berharap masyarakat lebih mewaspadai ancaman bencana yang ada,” katanya.
Dia menjelaskan, kesadaran masyarakat dibangun dengan kepedulian terhadap alam dan lingkungan. “Bencana pasti terjadi. Kenali ancamannya dan kurangi risikonya. Masyarakat harus tahu tanda-tandanya dan ancamannya seperti apa. Terutama di lingkungannya sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya HKB, masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan,” jelasnya.
Jurnalis: mg2
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan