UNBK Diganti ANBK, Berharap Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Pemerintah pusat telah mengganti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) menjadi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Secara umum, ANBK tidak mengevaluasi capaian murid secara individu, tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. Lalu, bagaimana pelaksanaannya di SMA/MA pada hari pertama?

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Secara umum, pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) berjalan lancar. ANBK ini merupakan pengganti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Meski demikian, hasil ANBK bukan menjadi patokan kelulusan siswa menyelesaikan jenjang pendidikannya. Namun, sekolah mendapatkan rapor mutu dari kegiatan tersebut.

Tahun ini, ANBK pertama kali dilaksanakan. Tidak terkecuali di Lumajang. Masing-masing sekolah dipilih 45 siswa acak. Tidak hanya siswa, ANBK juga dilakukan oleh guru dan kepala sekolah setempat. Walau sudah melakukan persiapan, simulasi, dan sinkronisasi, masih ditemukan kendala saat pelaksanaan. Seperti yang terjadi di sejumlah satuan pendidikan. Salah satunya di MA Negeri Lumajang.

“Pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Sehingga bisa dikatakan sukses walaupun siswa sempat ada yang tiba-tiba log out dahulu. Sedangkan beberapa guru tadi mencoba belum bisa mengakses survei lingkungannya. Tetapi, guru masih ada waktu hingga Kamis mendatang,” ungkap Edi Nanang Sofyan Hadi, Kepala MAN Lumajang.

Edi mengatakan, pelaksanaan ANBK bisa menjadi barometer kualitas pendidikan di Indonesia. Hasil pelaksanaannya bisa menjadi evaluasi dan masukan bagi pengembangan pendidikan masing-masing sekolah.

FOKUS: Sejumlah siswa Madrasah Aliyah (MA) Negeri Lumajang menjalani Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) hari pertama, kemarin. Secara umum, pelaksanaan ANBK tahun pertama ini berjalan lancar meski ada sekolah yang kekurangan sarana prasarana.

Hasanudin, Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lumajang, menjelaskan, secara umum pelaksanaan hari pertama ANBK berjalan lancar. Menurut dia, ANBK menjadi sarana perbaikan pendidikan bagi sekolah. Sebab, setelah pelaksanaannya, sekolah akan menerima rapor penilaian mutu pendidikan.

“ANBK ini sesuatu yang luar biasa dalam rangka penguatan literasi dan numerasi. Terutama hasilnya adalah karakter yang baik dan siap menghadapi masa depan. Memang tidak menjadi patokan kelulusan. Tetapi, jika ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh bisa menyelesaikan permasalahan pendidikan di sekolah. Bisa jadi formula baru pendidikan di Indonesia, khususnya Lumajang,” jelasnya.

Sementara itu, Mahrus Syamsul, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember-Lumajang, menuturkan, pemilihan siswa secara acak menjadi salah satu kunci perbaikan sistem pendidikan. Sebab, kategori siswa yang dipilih baik secara kemampuan atau jenis kelamin sudah merata. Secara umum, pelaksanaan di Lumajang sangat bagus. “Ini kan beda dengan ujian nasional. Jadi, siswa tidak ada yang gemetar saat mengerjakan. Tidak seperti ujian nasional. Mereka juga sudah terbiasa melaksanakan ujian menggunakan komputer. Jadi, biasa saja,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti