Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Senyumnya lebar terlihat dari sisi jalan. Tangannya melambai menunjukkan dia adalah Mudiyono. Dari jauh, hanya kaki kanan yang digunakan tumpuan mengendarai motor. Namun, kakinya lincah bergerak memutar balik motornya.
Sampai di rumah, dia memarkir motornya. Berjalan menuju tempat kolam ikan lele. Pakan ikan lele diambil. Sesendok pakan dilemparkan ke kolam. Sejumlah lele saling berebut makan. “Selain olahraga rutin, saya juga mengurus ikan lele,” ujarnya mulai bercerita.
Lelaki asal Sukosari, Kunir, tersebut mengungkapkan, keterbatasan yang dimiliki bukan menjadi penghalang beraktivitas layaknya kebanyakan orang. Sebab, orang-orang di sekitarnya tidak pernah menganggapnya berbeda. “Keluarga, tetangga, bahkan teman-teman saya tidak pernah melihat kekurangan saya. Tidak ada yang kasihan atau iba. Saya bukan orang istimewa. Saya sama seperti orang normal lainnya,” ungkapnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Hal tersebut membuatnya diperlakukan sama. Karenanya, semangatnya selalu bertahan hingga sekarang. “Itu yang membuat saya selalu bersemangat. Meskipun saat kecil, kalau ada yang menghina, saya langsung marah,” katanya mengenang masa lalu.
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Senyumnya lebar terlihat dari sisi jalan. Tangannya melambai menunjukkan dia adalah Mudiyono. Dari jauh, hanya kaki kanan yang digunakan tumpuan mengendarai motor. Namun, kakinya lincah bergerak memutar balik motornya.
Sampai di rumah, dia memarkir motornya. Berjalan menuju tempat kolam ikan lele. Pakan ikan lele diambil. Sesendok pakan dilemparkan ke kolam. Sejumlah lele saling berebut makan. “Selain olahraga rutin, saya juga mengurus ikan lele,” ujarnya mulai bercerita.
Lelaki asal Sukosari, Kunir, tersebut mengungkapkan, keterbatasan yang dimiliki bukan menjadi penghalang beraktivitas layaknya kebanyakan orang. Sebab, orang-orang di sekitarnya tidak pernah menganggapnya berbeda. “Keluarga, tetangga, bahkan teman-teman saya tidak pernah melihat kekurangan saya. Tidak ada yang kasihan atau iba. Saya bukan orang istimewa. Saya sama seperti orang normal lainnya,” ungkapnya.
Hal tersebut membuatnya diperlakukan sama. Karenanya, semangatnya selalu bertahan hingga sekarang. “Itu yang membuat saya selalu bersemangat. Meskipun saat kecil, kalau ada yang menghina, saya langsung marah,” katanya mengenang masa lalu.
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Senyumnya lebar terlihat dari sisi jalan. Tangannya melambai menunjukkan dia adalah Mudiyono. Dari jauh, hanya kaki kanan yang digunakan tumpuan mengendarai motor. Namun, kakinya lincah bergerak memutar balik motornya.
Sampai di rumah, dia memarkir motornya. Berjalan menuju tempat kolam ikan lele. Pakan ikan lele diambil. Sesendok pakan dilemparkan ke kolam. Sejumlah lele saling berebut makan. “Selain olahraga rutin, saya juga mengurus ikan lele,” ujarnya mulai bercerita.
Lelaki asal Sukosari, Kunir, tersebut mengungkapkan, keterbatasan yang dimiliki bukan menjadi penghalang beraktivitas layaknya kebanyakan orang. Sebab, orang-orang di sekitarnya tidak pernah menganggapnya berbeda. “Keluarga, tetangga, bahkan teman-teman saya tidak pernah melihat kekurangan saya. Tidak ada yang kasihan atau iba. Saya bukan orang istimewa. Saya sama seperti orang normal lainnya,” ungkapnya.
Hal tersebut membuatnya diperlakukan sama. Karenanya, semangatnya selalu bertahan hingga sekarang. “Itu yang membuat saya selalu bersemangat. Meskipun saat kecil, kalau ada yang menghina, saya langsung marah,” katanya mengenang masa lalu.