27.2 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Kiriman PSK dari Luar Kota, Bro!

Penangkapan Mbok Ambar tidak membuat jera penyedia jasa prostitusi di eks lokalisasi Dolog. Sudah menjadi rahasia umum, hampir setiap mes di kawasan tersebut tetap beroperasi. Bahkan, ada puluhan pekerja seks komersial (PSK) yang stand by menunggu orderan.

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – “Monggo, Mas,” ucap salah seorang PSK yang berada di eks lokalisasi Dolog, sambil duduk-duduk di kursi depan mes. Perempuan asal Blitar itu menyapa setiap orang yang melewati gang sempit di Dusun Suko II. Diakui, ungkapan itu kerap menjadi jurus ampuh menarik para tamu pelanggan.

Masak diam duduk tok, gak oleh tamu, Mas,” tambahnya. Dia bekerja di mes itu tidak sendirian, ada dua temannya yang sama-sama berasal dari luar kota. Memakai pakaian yang cukup seksi, sejak siang sampai malam hari mereka ngemper di sana. Tentu tujuannya adalah menunggu orang yang berniat menggunakan jasanya.

Dengan pakaian seksi warna pink melekat di tubuhnya, dia menceritakan bahwa telah menetap di mes itu sudah cukup lama. Meskipun Mbok Ambar ditangkap polda, dia tidak merasa khawatir ikut digerebek. “Kan ada yang jaga di sini. Kalau ada apa-apa, aku ya masuk rumah. Belum tahu kapan kembali pulang ke Blitar,” ujarnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Sumbersuko Isaac Hardy Yuwono mengatakan, pihak pemerintah desa cukup proaktif melakukan pendataan. Ketika ada orang baru, mereka rutin melapor. Bahkan, kadang beberapa orang yang bekerja di lokasi itu melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat.

Kondisi ini seakan mementahkan sejumlah langkah yang ditempuh pemerintah. “Kami menyadari mengubah eks lokalisasi Dolog menjadi Kampung Anggur itu butuh perjuangan yang panjang. Tetapi alhamdulillah, perlahan mereka mulai sadar. Jadi, di samping aktivitasnya sebagai PSK, mereka juga menyambut dan mengikuti sejumlah program kegiatan yang diberikan Pemkab Lumajang,” katanya.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru, setidaknya ada belasan hingga puluhan mes yang tetap membuka jasa prostitusi. Menurut informasi dari warga setempat, kurang lebih ada sekitar 70-an PSK yang masih bekerja di permukiman tersebut. Kebanyakan berasal dari luar kota.

Kepala Satpol PP Lumajang Matali Bilogo menyebutkan, beberapa kali pihaknya melakukan penertiban, tetapi jarang mendapati tempat mes bagi PSK yang buka. Padahal, menurutnya, patroli rutin juga cukup sering dilakukan dalam seminggu.

“Mereka yang buka itu nyuri-nyuri. Jadi, kadang kalau ada petugas datang, mereka langsung sembunyi. Tetapi, ketika tidak ada patroli, mereka buka sampai tengah malam. Kami juga tidak bisa terus-terusan fokus di tempat itu. Kalau ada laporan dari warga, baru kami tindak lanjuti,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – “Monggo, Mas,” ucap salah seorang PSK yang berada di eks lokalisasi Dolog, sambil duduk-duduk di kursi depan mes. Perempuan asal Blitar itu menyapa setiap orang yang melewati gang sempit di Dusun Suko II. Diakui, ungkapan itu kerap menjadi jurus ampuh menarik para tamu pelanggan.

Masak diam duduk tok, gak oleh tamu, Mas,” tambahnya. Dia bekerja di mes itu tidak sendirian, ada dua temannya yang sama-sama berasal dari luar kota. Memakai pakaian yang cukup seksi, sejak siang sampai malam hari mereka ngemper di sana. Tentu tujuannya adalah menunggu orang yang berniat menggunakan jasanya.

Dengan pakaian seksi warna pink melekat di tubuhnya, dia menceritakan bahwa telah menetap di mes itu sudah cukup lama. Meskipun Mbok Ambar ditangkap polda, dia tidak merasa khawatir ikut digerebek. “Kan ada yang jaga di sini. Kalau ada apa-apa, aku ya masuk rumah. Belum tahu kapan kembali pulang ke Blitar,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Sumbersuko Isaac Hardy Yuwono mengatakan, pihak pemerintah desa cukup proaktif melakukan pendataan. Ketika ada orang baru, mereka rutin melapor. Bahkan, kadang beberapa orang yang bekerja di lokasi itu melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat.

Kondisi ini seakan mementahkan sejumlah langkah yang ditempuh pemerintah. “Kami menyadari mengubah eks lokalisasi Dolog menjadi Kampung Anggur itu butuh perjuangan yang panjang. Tetapi alhamdulillah, perlahan mereka mulai sadar. Jadi, di samping aktivitasnya sebagai PSK, mereka juga menyambut dan mengikuti sejumlah program kegiatan yang diberikan Pemkab Lumajang,” katanya.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru, setidaknya ada belasan hingga puluhan mes yang tetap membuka jasa prostitusi. Menurut informasi dari warga setempat, kurang lebih ada sekitar 70-an PSK yang masih bekerja di permukiman tersebut. Kebanyakan berasal dari luar kota.

Kepala Satpol PP Lumajang Matali Bilogo menyebutkan, beberapa kali pihaknya melakukan penertiban, tetapi jarang mendapati tempat mes bagi PSK yang buka. Padahal, menurutnya, patroli rutin juga cukup sering dilakukan dalam seminggu.

“Mereka yang buka itu nyuri-nyuri. Jadi, kadang kalau ada petugas datang, mereka langsung sembunyi. Tetapi, ketika tidak ada patroli, mereka buka sampai tengah malam. Kami juga tidak bisa terus-terusan fokus di tempat itu. Kalau ada laporan dari warga, baru kami tindak lanjuti,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – “Monggo, Mas,” ucap salah seorang PSK yang berada di eks lokalisasi Dolog, sambil duduk-duduk di kursi depan mes. Perempuan asal Blitar itu menyapa setiap orang yang melewati gang sempit di Dusun Suko II. Diakui, ungkapan itu kerap menjadi jurus ampuh menarik para tamu pelanggan.

Masak diam duduk tok, gak oleh tamu, Mas,” tambahnya. Dia bekerja di mes itu tidak sendirian, ada dua temannya yang sama-sama berasal dari luar kota. Memakai pakaian yang cukup seksi, sejak siang sampai malam hari mereka ngemper di sana. Tentu tujuannya adalah menunggu orang yang berniat menggunakan jasanya.

Dengan pakaian seksi warna pink melekat di tubuhnya, dia menceritakan bahwa telah menetap di mes itu sudah cukup lama. Meskipun Mbok Ambar ditangkap polda, dia tidak merasa khawatir ikut digerebek. “Kan ada yang jaga di sini. Kalau ada apa-apa, aku ya masuk rumah. Belum tahu kapan kembali pulang ke Blitar,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Sumbersuko Isaac Hardy Yuwono mengatakan, pihak pemerintah desa cukup proaktif melakukan pendataan. Ketika ada orang baru, mereka rutin melapor. Bahkan, kadang beberapa orang yang bekerja di lokasi itu melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat.

Kondisi ini seakan mementahkan sejumlah langkah yang ditempuh pemerintah. “Kami menyadari mengubah eks lokalisasi Dolog menjadi Kampung Anggur itu butuh perjuangan yang panjang. Tetapi alhamdulillah, perlahan mereka mulai sadar. Jadi, di samping aktivitasnya sebagai PSK, mereka juga menyambut dan mengikuti sejumlah program kegiatan yang diberikan Pemkab Lumajang,” katanya.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru, setidaknya ada belasan hingga puluhan mes yang tetap membuka jasa prostitusi. Menurut informasi dari warga setempat, kurang lebih ada sekitar 70-an PSK yang masih bekerja di permukiman tersebut. Kebanyakan berasal dari luar kota.

Kepala Satpol PP Lumajang Matali Bilogo menyebutkan, beberapa kali pihaknya melakukan penertiban, tetapi jarang mendapati tempat mes bagi PSK yang buka. Padahal, menurutnya, patroli rutin juga cukup sering dilakukan dalam seminggu.

“Mereka yang buka itu nyuri-nyuri. Jadi, kadang kalau ada petugas datang, mereka langsung sembunyi. Tetapi, ketika tidak ada patroli, mereka buka sampai tengah malam. Kami juga tidak bisa terus-terusan fokus di tempat itu. Kalau ada laporan dari warga, baru kami tindak lanjuti,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca