LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) jenjang sekolah dasar (SD) sederajat kurang dua pekan lagi. Geladi bersih sudah dimulai Senin lalu (25/10). Sejumlah SD yang ditetapkan menggelar ANBK mode mandiri online bakal diubah ke mode menumpang. Sedikitnya, empat SD akan diusulkan Dinas Pendidikan (Dindik) Lumajang.
Perinciannya, empat SD itu terdiri atas SD Negeri Argosari 01 Senduro, SDN 02 Pandanwangi, dan SDN 03 Pandanwangi, Tempeh. “Yang lainnya ada SDN 3 Condro yang rencananya menumpang ke SDN 2 Condro. Tapi, kami masih belum tahu pastinya. Masih menunggu informasi lebih lanjut,” kata Ageng Yusuf Pangestu, Kasi Pengembangan Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Lumajang.
Yusuf menjelaskan, penyebab utama adalah sarana dan prasarana yang masih belum memadai. Sebab, pelaksanaan ANBK mandiri online memerlukan peralatan berupa laptop atau komputer yang terhubung ke server sekolah dan internet. Minimal ada lima laptop atau komputer ditambah server. Kecepatan internet juga harus diperhatikan.
Hasil evaluasi sementara, sekolah-sekolah tersebut diusulkan menumpang. Namun, keberhasilan itu sangat kecil. Sebab, kemungkinan mode tersebut sudah dikunci oleh pusat. “Masih diusahakan. Kalau misalnya tidak bisa diubah, ya, sistemnya tetap mandiri online. Hanya saja, tempat pelaksanaan dipindah. Seperti di SDN Argosari 01, saat pelaksanaan ANBK nanti kami arahkan untuk melaksanakannya di SMP Negeri 03 Senduro,” jelasnya.
Dia menambahkan, sekolah yang berada di kawasan sulit sinyal tidak perlu memaksakan menggelar ANBK online. Sebab, hal itu akan menjadi penilaian pusat. Karena itu, ada intervensi dari pemerintah pusat. “Di Argosari nantinya akan kami bantu peralatan laptop. Tahun depan, kami akan mengusulkan pembangunan tower penguat sinyal permanen untuk membantu sekolah lainnya di sana,” tambahnya.
Sebelumnya, Eko Prayogo, salah seorang guru SDN 01 Argosari, mengeluhkan sulitnya sinyal dan gangguan server geladi bersih ANBK hari pertama. Selanjutnya, pihaknya langsung didatangi Dindik, kemarin. Menurut dia, pelaksanaan itu terkesan dipaksakan. “Karena laptop dan lainnya jadi kendala utama kawasan pinggiran seperti kami. Seharusnya bisa step by step dulu sampai fasilitas benar-benar terpenuhi,” pungkasnya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan