ROGOTRUNAN, Radar Semeru – Puluhan orang memadati depan kantor Pemkab Lumajang, kemarin. Beragam botol, jeriken, hingga galon air minum kosong dibawa. Satu per satu mengantre di belakang truk tangki minyak goreng (migor) jenis curah. KTP diserahkan ke petugas dan mereka menunggu panggilan.
Baca Juga : Tiga Rumah Warga Silo Jember Tertimpa Pohon, Satu Tertimbun Longsor
Maklum, mereka menyerbu operasi pasar migor curah. Sebab, harga yang dijual berbeda dari biasanya. Masyarakat menawar harga migor per kilogramnya. Alhasil, setelah bernegosiasi, harganya turun menjadi Rp 13.800 per liter.
Salah satu warga yang mengantre, Sudarsono, mengaku senang harganya lebih murah. Warga Kelurahan Citrodiwangsan itu antre sejak pukul 8.00. Namun, namanya baru dipanggil dua jam kemudian. “Tidak masalah antre lama. Yang penting dapat minyaknya banyak. Apalagi harganya lebih murah daripada di pasar,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, sebagian besar masyarakat yang antre adalah pelaku usaha. Baik pedagang gorengan, krupuk, warung, maupun pelaku usaha mikro lainnya. Sebab, meski beberapa kali pasar murah digelar, mereka masih kesulitan mendapatkan migor. Khususnya migor curah.
Bunda Indah menjelaskan, sebanyak 7.200 liter migor curah disiapkan. Masing-masing warga bisa mendapatkan 16 liter atau setara 18 kilogram. Harapannya, jumlah tersebut bisa membantu memenuhi kebutuhan migor. Terutama bagi para pedagang.
“Masyarakat tahunya ukuran minyak per liter. Jadi, ada konversi dari kilogram ke liter. Akhirnya, setelah kami cek dan hitung disepakati 16 kilogram itu ada 18 liter. Jadi, ketemu Rp 248 ribu itu mendapat 16 kilogram atau 18 liter dengan harga per liternya Rp13.800,” jelasnya.
Bunda mengimbau agar masyarakat tidak lagi panik karena sulitnya migor. Sebab, Pemkab Lumajang siap menggelar operasi serupa. (kin/c2/fid)